Syaikh Bin Baz : Makna Ayat : وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ



Syaikh Bin Baz – rahimahullah : Makna Ayat : وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Alih Bahasa : Reza Ervani

بسم الله الرحمن الرحيم

Pertanyaan

س: قال تعالى: وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ [الضحى:11] فإذا كان الإنسان لديه القدرة على العيش في رغد، فهل ينطبق عليه هذه الآية الكريمة؟ وما معنى: وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ؟

Allah Ta’ala berfirman :

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ [الضحى:11]

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. (Surah Adh Dhuha ayat 11).

Kalau seorang insan memiliki kemampuan untuk hidup dalam kecukupan, apakah ayat ini berlaku baginya ? Apa makna “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan” ?

Jawaban

ج: معنى الآية: إن الله أمر النبي ﷺ أن يتحدث بنعم الله، فيشكر الله قولا كما يشكره عملا، فالتحدث بالنعم كأن يقول المسلم: إننا بخير والحمد لله، وعندنا خير كثير، وعندنا نعم كثيرة، نشكر الله على ذلك. لا يقول: نحن ضعفاء، وليس عندنا شيء.. لا. بل يشكر الله ويتحدث بنعمه، ويقر بالخير الذي أعطاه الله، لا يتحدث بالتقتير كأن يقول: ليس عندنا مال ولا لباس.. ولا كذا ولا كذا، لكن يتحدث بنعم الله، ويشكر ربه عز وجل.

والله سبحانه إذا أنعم على عبده نعمة يحب أن يرى أثرها عليه في ملابسه وفي أكله وفي شربه، فلا يكون في مظهر الفقراء والله قد أعطاه المال ووسع عليه، لا تكون ملابسه ولا مآكله كالفقراء، بل يظهر نعم الله في مأكله ومشربه وملبسه. ولكن لا يفهم من هذا الزيادة التي فيها الغلو، وفيها الإسراف والتبذير

Makna ayat adalah : Allah memerintahkan Nabi shalallahu alaihi wa salam untuk menyiarkan kenikmatan yang didapat dari Allah. Bersyukur kepada Allah Ta’ala secara kata-kata, sebagaimana bersyukur kepadaNya secara amal perbuatan. Menyiarkan kenikmatan seperti saat seorang muslim berkata : “Sungguh kami dalam keadaan baik, walhamdulillah”, “Kami berada dalam kebaikan yang sangat banyak”, “Kami berada dalam kenikmatan yang banyak”, “Kami bersyukur kepada Allah untuk itu”. Bukannya berkata : “Kami lemah, tidak ada pada kami sesuatu apapun” … Tidak, tetapi bersyukurlah kepada Allah Ta’ala dengan menyebut-nyebut nikmatNya. Mengakui kebaikan yang Allah Ta’ala datangkan kepadanya. Bukan ucapan yang muncul dari kekikiran seperti berkata : “Kami tidak punya harta dan uang .. tidak punya ini, tidak punya itu”, tetapi sebutkan ni’mat Allah, seraya bersyukur kepada Robbnya ‘Azza wa Jalla.

Dan Allah subhanahu saat memberikan atas hambaNya kenikmatan, Dia menyukai melihat tandanya pada hamba itu, pada pakaiannya, pada makanannya, pada minumannya; bukan menampilkan seakan-akan faqir sementara Allah telah menganugerahkan padanya harta dan memakmurkannya, sehingga menampakkan pakaian dan makanannya seakan-akan dia orang yang faqir, akan tetapi dia tampakkan kenikmatan Allah pada makanannya, minumannya dan pakaiannya.

Akan tetapi tidaklah pula menambah-nambah sehingga menjadi berlebih-lebihan, sehingga jatuh kepada israf (pemborosan) dan tabdzir (penghamburan).

Allahu Ta’ala ‘A’lam

[Majmu Fatawa wa Maqoolati Mutanawiah ibn Baaz Jilid 4 Halaman 118]

Pulau Bangka, 11 Dzulqaidah 1439 H

—–

Versi Web yang lebih nyaman dibaca, dilengkap daftar kosakata :

http://rumahilmu.or.id/u/8t

Gabung ke Grup WA Maktabah Rumah Ilmu Indonesia :

http://rumahilmu.or.id/u/izingabung

—-

المفردات

 ( اسم ): بُحْبُوحَة

affluence ; comfort ; ease ; opulence

– abundance
– large quantity; plenty
– abundance of money, goods or property; wealth
– having no worries or problems
– state of having all things that make your life pleasant or state of being free from suffering,anxiety,etc
– splendour and prosperity
– state of life in which, to an excessive degree, one has and ueses things that please the senses(good food and drinks, comfort, etc); luxuriousness
– the state of being ostentatiously rich
– the state of being successful or good fortune
– welfare; prosperity; good fortune
– well-being, happiness; health and prosperity; the maintenance of persons in such a condition; financial support given for this purpose

عَيْش: (اسم)

  • عَيْش : مصدر عاشَ

existence ; life ; living ; subsistence

 ( فعل ): سَرَى على

apply to ; be applicable to ; be true of ; hold good for

تَقتير: (اسم)

مصدر قَتَّرَ

عاشَ عِيشَةَ تَقْتِيرٍ وَشَظَفٍ : عِيشَةَ بُخْلٍ وَشُحٍّ

هُوَ في حالَةِ تَقْتيرٍ : القَليلُ مِنَ العَيْشِ وَما يُسَدُّ بِهِ الرَّمَقُ والحاجَةُ

closefistedness ; miserliness ; niggardliness ; parsimony ; penny-pinching ; stinginess ; tightfistedness

تَبذير: (اسم)

مصدر بَذَّرَ

الاجْتِهَادُ فِي الكَفَافِ خَيْرٌ مِنَ الإِسْرَافِ وَالتَّبْذِيرِ : صَرْفُ الْمَالِ فِيمَا لاَ فَائِدَةَ مِنْهُ

dissipation
– dispersal;scattering
– additional or more than one needs
– being extravagant
– unreasonable or un acceptable ideas and opinions
– throwing away in trifling and wasteful way on various aims
– radicalism, extremism
– excess, immoderation
– excess, immoderateness
– wasting, thriftlessness
– state of opulance; excessiveness; wasting
– dereliction; remissness; negligence
– failure to observe
– wasting, dissipation or missing
– act or instance of wasting; extravagant, ineffectual use of time, money, etc; the state of being used up; diminution by wear, tear; damage by neglect
– state of being wasteful
– using to no purpose or for inadequate result or extravagantly; wearing away; ruining
– wasting

Print Friendly, PDF & Email


2 Comments

  1. Syukron atas ilmunya akhi.
    Alangkah baiknya kalau mufrodatnya dlm bahasa indonèsia (ada bhs ondonesianya juga).
    Wassalam

    • Sejujurnya agak kesulitan untuk mencari padanannya dalam Bahasa Indonesia, karena bisa jadi satu kata dapat mewakili banyak makna. Tapi in sya Allah akan kami coba dalam artikel-artikel berikutnya.

      Barakallahu fiik

Leave a Reply to abu Rafi Cancel reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.