Fiqh Muyassar 014 : Bejana 02 : Hukum Menggunakan Bejana yang Ditambal dengan Emas dan Perak



المسألة الثانية: حكم استعمال الإناء المُضَبَّب بالذهب والفضة

Bahasan Kedua : Hukum Menggunakan Bejana yang Ditambal dengan Emas dan Perak

Kompilasi dan Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

w

إن كانت الضبة من الذهب حرم استعمال الإناء مطلقاً؛ لدخوله تحت عموم النص

Jika tambalan tersebut dari emas maka haram menggunakan bejana tersebut secara mutlak, berdasarkan cakupan keumuman nash (yang disampaikan pada artikel sebelumnya)

أما إن كانت الضبة من الفضة وهي يسيرة فإنه يجوز استعمال الإناء؛ لحديث أنس – رضي الله عنه – قال:

Adapun jika tambalannya dari perak dan tidak banyak, maka bejana tersebut boleh digunakan. Berdasarkan Hadits Anas radhiyallahu ‘anhu

(انكسر قدح رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فاتخذ مكان الشعْب سلسلة من فضة)

Wadah minum Rasulullah shalallahu alaihi wa salam pecah, maka beliau merekatkan bagian yang pecah dengan potongan dari perak. 1

Allahu Ta’ala ‘A’lam

Keterangan Tambahan :

التضبيب: هو وصل الإناء المكسور بالحديد ونحوه.

Ath Thadhbiib : Menambal bejana yang pecah dengan besi atau semacamnya.

المفردات

يَسير: (اسم)

صفة مشبَّهة تدلّ على الثبوت من يسُرَ

اليَسِيرُ : السَّهلُ ، هيِّن بينهما خلاف يسير ، صعب ،

اليَسِيرُ : الحقيرُ

 ( اسم ): تافِه

inconsiderable ; insignificant ; negligible ; paltry ; trifling ; worthless

Catatan Kaki

  1. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari hadits nomor 3109


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.