
أعمال المستشرقين مصدرا من مصادر المعلومات عن الإسلام والمسلمين
Karya-Karya Orientalis sebagai Sumber Informasi tentang Islam dan Kaum Muslimin (Bagian Kelima)
Penulis: Prof. Dr. Ali bin Ibrahim an-Namlah
Sumber: Majalah Universitas Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyyah, Edisi 7, Tahun ke-7, hlm. 519–564
Artikel Karya Orientalis sebagai Sumber Informasi tentang Islam ini masuk dalam Kategori Tsaqafah Islamiyah dan Orientalisme
مشكلة البحث:
Masalah Penelitian:
ومن أبرز الجهود على الساحة العلمية والثقافية الإسلامية اليوم قبل الأمس ولوج المستشرقين التراث والكتابة عنه دراسة وتحقيقاً ونشراً وتبويباً وتصنيفاً وتكشيفاً،
Salah satu usaha paling menonjol di kancah keilmuan dan kebudayaan Islam — baik masa kini maupun sebelumnya — adalah masuknya para orientalis ke dalam ranah warisan keilmuan Islam dan penulisan tentangnya melalui kajian, tahqiq, penerbitan, pengkodean, klasifikasi, dan pembuatan indeks,
حيث وصلت مؤلفاتهم في فترة مائة وخمسين سنة (١٨٠٠ – ١٩٥٠م) إلى ما يربو على ستين ألفاً بين كتاب ومقالة في الفلسفة والتاريخ والتصوف وتاريخ الأدب واللغة العربية.
hingga jumlah karya mereka selama periode 150 tahun (1800–1950 M) mencapai lebih dari enam puluh ribu karya, terdiri atas buku dan artikel dalam bidang filsafat, sejarah, tasawuf, sejarah sastra, dan bahasa Arab.
ونحن بحاجة اليوم إلى إحصاء ما كتبوه في النصف الثاني من القرن العشرين الميلادي.
Saat ini kita sangat membutuhkan data statistik tentang apa yang telah mereka tulis pada paruh kedua abad ke-20 Masehi.
وهو عمل أسهل بكثير من إحصاء الناتج الفكري في الفترة السابقة، حيث تطورت أدوات الحصر الوراقي (الببليوجرافي) وانتشرت المعرفة بحكم تقنية المعلومات.
Pekerjaan ini jauh lebih mudah dibandingkan menghitung hasil pemikiran pada periode sebelumnya, karena kini telah berkembang alat-alat dokumentasi bibliografis dan pengetahuan telah menyebar luas berkat kemajuan teknologi informasi.
ويضاف إلى هذا إصدار أكثر من خمسمائة (٥٠٠) دورية ذات علاقة بالاستشراق، وإصدار أكثر من ثلاثمائة (٣٠٠) دورية متخصصة به.
Ditambah lagi dengan diterbitkannya lebih dari lima ratus (500) jurnal yang berkaitan dengan orientalisme, dan lebih dari tiga ratus (300) jurnal yang secara khusus dikhususkan untuknya.
ومنها ما يحمل عنوانات لها جاذبية للمسلمين أنفسهم.
Sebagian dari jurnal tersebut bahkan memiliki judul-judul yang menarik perhatian kaum Muslimin sendiri.
أما المعاهد والمراكز التي تهتم بالاستشراق والدراسات العربية والإسلامية فهي اليوم تعد بالمئات في آسيا وأوربا واستراليا وأمريكا.
Adapun lembaga-lembaga dan pusat-pusat yang bergerak di bidang orientalisme serta studi Arab dan Islam, jumlahnya kini telah mencapai ratusan, tersebar di Asia, Eropa, Australia, dan Amerika.
ونحن بحاجة إلى مزيد من التقويم الموضوعي لهذه المعاهد من خلال إسهاماتها،
Kita sangat membutuhkan evaluasi yang lebih objektif terhadap lembaga-lembaga ini berdasarkan kontribusi yang mereka hasilkan,
إذ لا يكفي أن نتخذ موقف المدافع الذي يترقب سهماً فيحتمي دونه، أو رصاصة فيهرب منها، أو صاروخاً فيطلق عليه آخر مضاداً له!
karena tidak cukup jika kita terus berada dalam posisi defensif: menanti panah untuk menghindar darinya, atau peluru untuk melarikan diri, atau roket yang dibalas dengan roket lain!
ولكننا في الحق لا ندري كيف نبدأ.
Namun kenyataannya, kita tidak tahu bagaimana harus memulai.
هل نبدأ بتصحيح الأخطاء التي وقع بها المستشرقون عمداً أو عن غير قصد؟ إذاً لا نكون قد خرجنا عن موقف الدفاع.
Apakah kita harus memulai dengan membetulkan kesalahan-kesalahan para orientalis, baik yang disengaja maupun tidak? Jika demikian, kita masih berada dalam posisi bertahan.
هل نتهجم على المستشرقين ونطلق عليهم عبارات بعيدة عن الروح العلمية القادرة على المواجهة والإقناع؟ إذاً نحن نغالط أنفسنا، لأن القوم مستمرون في طريقهم، ولا تصلهم رشاقتنا،
Apakah kita menyerang para orientalis dan melontarkan kepada mereka ungkapan-ungkapan yang jauh dari semangat ilmiah yang mampu menghadapi dan meyakinkan? Jika begitu, kita hanya sedang menipu diri sendiri, karena mereka tetap melanjutkan jalannya dan mereka tidak akan terganggu oleh sindiran kita.
هل نفتح باباً للحوار المباشر وننشر لهم أعمالهم ونعقد المؤتمرات معهم في ديارهم وفي ديارنا؟
Apakah kita membuka ruang untuk dialog langsung, menyebarkan karya-karya mereka, dan mengadakan konferensi bersama mereka baik di negeri mereka maupun di negeri kita?
وهنا نقف عاجزين إذا ما قابلناهم بالشعور أنهم متفوقون علينا، وتكون نظراتنا له نظرات المستجدي الذي يطلب من الطرف المتفوق عليه سماع ما لديه،
Di sini kita menjadi lemah, terutama jika kita menghadapi mereka dengan perasaan bahwa mereka lebih unggul daripada kita, dan memandang mereka seperti pengemis yang berharap agar pihak yang lebih kuat mau mendengarkan apa yang ia miliki,
ليس فقط الاستماع له من طرف واحد، وهنا تبرز أمامنا مشكلة الثقة، كما تبرز أمامنا مشاعر مختلطة قوامها أن القوم ضدنا، فهم يريدون التأثير علينا لا التأثر بنا.
bukan hanya mendengarkan secara sepihak. Maka di sinilah muncul masalah kepercayaan, disertai perasaan campur aduk bahwa mereka pada dasarnya memusuhi kita, ingin memengaruhi kita tanpa mau terpengaruh oleh kita.
ويبدو أن المجال هنا غير محدد في مدى السماع منهم ولهم، ويبدو أن معظمهم قد حددوا موقفهم منا،
Tampaknya ruang ini tidak memiliki batas yang jelas dalam hal seberapa besar kita bisa mendengar dari mereka dan didengarkan oleh mereka. Bahkan, kebanyakan dari mereka tampaknya telah menetapkan sikap terhadap kita,
فيقربون منها من يسير على نهجهم ويبدو عليه تأثيرهم، كما يبدو عليه شيء من القدرة على أن يسهم في هذا النهج.
mereka mendekatkan diri hanya kepada orang-orang yang mengikuti metode mereka, yang terlihat telah terpengaruh oleh mereka, serta memiliki potensi untuk turut serta dalam jalur pemikiran mereka.
ولذا نراهم أبعدوا من دائرتهم ذلك الباحث الذي كتب رسالة الماجستير عن أمهات المؤمنين – رضي الله عنهن – كتابة إسلامية،
Karena itu, kita melihat mereka telah menjauhkan dari lingkaran mereka seorang peneliti yang menulis tesis magisternya tentang Ummahatul Mukminin – raḍiyallāhu ‘anhunna – dengan pendekatan Islam,
فلم يتيحوا له الاستمرار في الدراسة ناصحين إياه أن يتوجه إلى (الأزهر) إذا كان سينظر إلى موضوعات الدراسة هذه النظرة.
mereka tidak memberinya kesempatan untuk melanjutkan studi, dan menyarankannya agar pergi ke (Al-Azhar) jika ia hendak memandang topik-topik studi seperti itu dengan pandangan Islami.
وكانوا يتوقعون منه أن يسهم في شيء يغير فيه النظرة – ولو قليلاً – حول زوجات الرسول – عليه السلام – ؛
Padahal mereka mengharapkan sang peneliti akan menyumbangkan sesuatu yang — setidaknya sedikit — mengubah pandangan tentang istri-istri Nabi ﷺ,
وبخاصة منهن من كان لها التأثير القوي على المجتمع المسلم إلى اليوم مثل ((عائشة بنت أبي بكر الصديق))، و((خديجة بنت خويلد)) – رضي الله عنهما –
khususnya di antara mereka yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat Muslim hingga hari ini, seperti ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq dan Khadijah binti Khuwailid – raḍiyallāhu ‘anhumā –,
ومن كان لهن إسهام في رواية الحديث، فما استطاعوا أن يملوا على الباحث الكفيف وجهة نظرهم في هذا المجال.
dan juga mereka yang memiliki kontribusi besar dalam periwayatan hadits. Namun mereka gagal memaksakan pandangan mereka terhadap peneliti tunanetra itu dalam bidang tersebut.
ولم يستطيعوا تشكيله ثقافياً في ضوء رؤيتهم المحدودة ولم يتمكنوا من أن يملوا عليه وجهة نظرهم بشكل أو بآخر.
Mereka pun tidak berhasil membentuknya secara kultural menurut sudut pandang sempit mereka, dan tidak mampu memaksakan pandangan mereka kepadanya dalam bentuk apa pun.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : Alukah
Leave a Reply