
نُصْرَة المظلومين في سِيرة خير المُرْسَلِين
Pembelaan Kaum Tertindas dalam Catatan Sirah Nabawiyah (Bagian Keempat)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Pembelaan Kaum Tertindas dalam Catatan Sirah Nabawiyah ini masuk dalam Kategori Sirah Nabawiyah
أحاديث نبوية في نُصرة المظلوم:
Hadits-Hadits Nabi tentang Membela Orang yang Dizalimi:
1. Menolong Saudara Baik dalam Keadaan Menjadi Zalim maupun Dizalimi
عن أنس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (انصر أخاك ظالماً أو مظلوماً، فقال رجل: يا رسول الله أنصره مظلوماً فكيف أنصره ظالماً؟! قال صلى الله عليه وسلم: تمنعه من ظلمه فذلك نصره) رواه البخاري.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Tolonglah saudaramu, baik ia sebagai orang yang menzalimi maupun yang dizalimi.” Seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, aku menolongnya jika ia dizalimi. Tapi bagaimana menolongnya jika ia yang menzalimi?” Nabi ﷺ bersabda, “Engkau mencegahnya dari berbuat zalim, itulah bentuk pertolongan kepadanya.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari)
قال ابن بطَّال: “النَّصْر عند العرب الإعانة، وتفسيره لنَصْر الظَّالم: بمنعه من الظُّلم، من تسمية الشَّيء بما يؤول إليه، وهو من وجيز البلاغة”.
Ibnu Baththal berkata: “An-Nashr (menolong) dalam bahasa Arab artinya adalah memberikan bantuan. Adapun maksud menolong orang zalim adalah dengan mencegahnya dari perbuatan zalim. Ini termasuk bentuk penamaan sesuatu berdasarkan akibatnya, dan termasuk keindahan balaghah (retorika singkat dan padat).”
2. Hak Sesama Muslim dan Janji Pertolongan Allah
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (المسلمُ أخو المسلم، لا يَظْلِمُه ولا يُسْلِمُه، ومَن كان في حاجةِ أخيه كان اللهُ في حاجتِه، ومَن فرَّجَ عن مسلمٍ كربةً فرَّجَ اللهُ عنه كربةً مِن كُرُبَاتِ يومِ القيامة، ومَن ستَرَ مسلمًا ستَرَه اللهُ يومَ القيامة) رواه البخاري.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya (diserahkan kepada musuh atau dibiarkan dalam kesusahan). Barangsiapa memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa meringankan satu kesusahan dari seorang Muslim, maka Allah akan meringankan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari)
قال ابن حجر في “فتح الباري”: “قوله: (لا يَظْلِمه) هو خَبَر بمعنى الأمر، فإنَّ ظُلْم المسلم للمسلم حرام، وقوله: (ولا يُسْلِمه) أي: لا يتركه مع مَنْ يُؤذيه، ولا فيما يُؤذيه، بل يَنْصُره، ويدفع عنه، وهذا أخصُّ مِنْ تَرْك الظُّلم”.
Ibnu Hajar dalam *Fath al-Bari* berkata: “Sabda Nabi: ‘Ia tidak menzaliminya’ adalah kalimat berita namun bermakna perintah, karena menzalimi sesama Muslim adalah haram. Adapun sabdanya: ‘dan tidak membiarkannya’ maksudnya tidak meninggalkannya bersama orang yang menyakitinya atau dalam kondisi yang membahayakannya, namun seharusnya menolong dan melindunginya. Ini lebih khusus daripada hanya sekadar tidak menzalimi.”
3. Membela Orang Tertindas Termasuk Perintah yang Utama
عن البراء بن عازب رضي الله عنه قال: (أمرنا النبي صلى الله عليه وسلم بسبع ونهانا عن سبع: أمَرَنا باتباعِ الجنائزِ، وعيادةِ المريضِ، وإجابةِ الداعي، ونصرِ المظلومِ، وإبرارِ القسَمِ، وردِّ السلامِ، وتَشميتِ العاطسِ، ونهانا عن آنية الفضة، وخاتَم الذهب، والحرير، والدِّيباجِ، والقسِيّ، والإستبرَق) رواه البخاري.
Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Nabi ﷺ memerintahkan kami dengan tujuh hal dan melarang kami dari tujuh hal. Beliau memerintahkan kami untuk mengikuti jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, membela orang yang dizalimi, menepati sumpah, menjawab salam, dan mendoakan orang yang bersin. Dan beliau melarang kami dari (menggunakan) wadah perak, cincin emas, sutra, kain dibaj, kain *qassi* (kain campuran katun dan sutra), dan *istabraq* (sutra tebal).” (Hadits Riwayat Imam Bukhari)
4. Balasan Bagi Orang yang Membela Saudaranya Secara Diam-Diam
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (مَنْ نصرَ أخاهُ بالغيب نصره اللهُ في الدنيا والآخرة) رواه الطبراني.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa menolong saudaranya secara diam-diam (di belakangnya), maka Allah akan menolongnya di dunia dan akhirat.” (HR. Thabrani)
والمُرادُ بنُصرتِه بالغَيب: أنْ يَمنعَ غِيبتَه، وألَّا يَتَناوله مع مَن ذَكَرَه بسُوءٍ في غِيابِه، بل يَدفَع عنه، فمَن فَعلَ ذلك كان جَزاؤه أنْ ينصره اللهُ في الدُّنيا، فيُسخِّرَ مَنْ يَدفَع عنه ويَنصره بمِثل الذي نَصَر به أخاه المسلم في غِيبتِه، وفي الآخرة بأنْ يَجْعل الله له الأجر والثَّواب على ذلك..
Yang dimaksud dengan “menolong saudaranya secara diam-diam” adalah: ia mencegah terjadinya ghibah (gunjingan) terhadap saudaranya, tidak ikut serta dengan orang yang membicarakan saudaranya secara buruk saat ia tidak hadir, bahkan ia membelanya. Barangsiapa melakukan hal tersebut, maka balasannya adalah Allah akan menolongnya di dunia, dengan menundukkan orang lain untuk melindungi dan membelanya sebagaimana ia membela saudaranya dalam ketiadaannya. Dan di akhirat, Allah akan memberinya pahala dan ganjaran atas perbuatannya itu.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply