
نُصْرَة المظلومين في سِيرة خير المُرْسَلِين
Pembelaan Kaum Tertindas dalam Catatan Sirah Nabawiyah (Bagian Kelima)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Pembelaan Kaum Tertindas dalam Catatan Sirah Nabawiyah ini masuk dalam Kategori Sirah Nabawiyah
5. Ancaman bagi yang Membiarkan Saudaranya Dizalimi
عن جابر بن عبد الله وأبي طلحة بن سهل الأنصاري أنهما قالا: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (ما مِنْ امرئ يخذل امرًأ مسلما في موضع تُنتهك فيه حُرْمَتُه، ويُنتقص فيه مِنْ عِرْضه، إلا خذله الله في موطن يحب فيه نصرته، وما مِن امرئ ينصر مسلما في موضع يُنْتَقص فيه مِنْ عِرْضِه، ويُنْتَهك منْ حُرْمَتِه إلا نصره الله في موطن يحب نصرته) رواه أحمد وأبو داود.
Dari Jabir bin Abdillah dan Abu Thalhah bin Sahl al-Anshari radhiyallahu ‘anhuma, keduanya berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seseorang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan harga dirinya dicemarkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat di mana ia mengharapkan pertolongan-Nya. Dan tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya direndahkan dan harga dirinya dilanggar, kecuali Allah akan menolongnya di tempat di mana ia sangat menginginkan pertolongan.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
قال صاحب عون المعبود: “والمعنى ليس أحد يترك نُصْرَةَ مسلم مع وجود القدرة عليه بالقول أو الفعل عند حضور غيبته، أو إهانته، أو ضربه، أو قتله، إلا خذله الله”..
Penulis *‘Aun al-Ma‘būd* berkata: “Maknanya adalah bahwa tidak ada seorang pun yang meninggalkan pertolongan kepada seorang Muslim padahal ia mampu menolongnya dengan ucapan atau tindakan, saat terjadi ghibah terhadapnya, penghinaan, pemukulan, atau pembunuhan atas dirinya—kecuali Allah akan membiarkannya (tidak menolongnya) di saat ia sangat butuh pertolongan.”
Faidah:
نُصرة المسلم لأخيه إذا ظُلِم، حق واجب وليس مِن قبيل النوافل.
Menolong seorang Muslim yang dizalimi adalah kewajiban yang bersifat fardhu (bukan sekadar amalan sunnah atau tambahan).
قال ابن تيمية: “نصر آحاد المسلمين واجب بقوله صلى الله عليه وسلم: (انصر أخاك ظالماً أو مظلوماً) وبقوله: (المسلم أخو المسلم لا يسلمه ولا يظلمه)”.
Ibnu Taimiyah berkata: “Menolong individu-individu Muslim adalah suatu kewajiban berdasarkan sabda Nabi ﷺ: ‘Tolonglah saudaramu, baik dalam keadaan menzalimi atau dizalimi’, dan sabdanya: ‘Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya.’”
وقال الشوكاني: “يجب نصر المظلوم، ودفع مَنْ أراد إذلاله بوجه من الوجوه، وهذا مما لا أعلم فيه خلافاً، وهو مندرج تحت أدلة النهي عن المنكر”..
Asy-Syaukani berkata: “Wajib menolong orang yang dizalimi dan mencegah siapa pun yang hendak menghinakannya dengan cara apa pun. Ini adalah hal yang tidak aku ketahui adanya perbedaan pendapat padanya, dan hal ini termasuk dalam cakupan dalil-dalil amar ma’ruf nahi munkar.”
وهذه النُصْرَة للمظلوم يُشْتَرط لوجوبها ما يُشْتَرط لوجوب الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، مِنَ القدرة والاستطاعة، وأمْن الضرر..
Kewajiban menolong orang yang dizalimi memiliki syarat yang sama dengan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, yaitu adanya kemampuan dan tidak adanya bahaya yang besar atau kerusakan yang lebih parah.
قال النَّووي: “وأمَّا نَصْر المظْلوم، فمِن فروض الكِفاية، وهو من جُمْلة الأمر بالمعروف والنَّهي عن المنكر، وإنَّما يتوجَّه الأمر به لمن قَدِر عليه، ولم يخَفْ ضررًا”.
An-Nawawi berkata: “Adapun menolong orang yang dizalimi, maka itu termasuk fardhu kifayah dan merupakan bagian dari amar ma’ruf nahi munkar. Perintah untuk melaksanakannya hanya ditujukan kepada orang yang mampu dan tidak khawatir akan terkena bahaya.”
وقال ابن حجر: “هو فرض كِفَاية، وهو عامٌّ في المظْلومين، وكذلك في النَّاصرين، بناء على أنَّ فرض الكِفَاية مُخَاطب به الجميع، وهو الرَّاجح، ويتعيَّن ـ أحيانًا – على مَنْ له القُدْرة عليه وحده، إذا لم يترتَّب على إنكاره مَفْسدةٌ أشدُّ من مفسدة المنكَر، فلو علم أو غَلَب على ظنِّه أنَّه لا يفيد، سَقَط الوجوب”.
Ibnu Hajar berkata: “Ia adalah fardhu kifayah, dan berlaku umum baik terhadap orang yang dizalimi maupun penolongnya. Karena fardhu kifayah itu dibebankan kepada seluruh kaum Muslimin, dan pendapat ini yang paling kuat. Kadang, kewajiban itu menjadi fardhu ‘ain bagi orang yang memiliki kemampuan khusus, selama tindakannya tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar daripada kerusakan yang dicegah. Namun jika ia tahu atau yakin bahwa tindakannya tidak akan membawa hasil, maka gugurlah kewajiban itu.”
وقال ابن بطَّال: “وأمَّا نَصْر المظْلوم، ففرضٌ على مَنْ يقدر عليه، ويُطَاع أمره”، وقال: “نَصْر المظْلوم فرض واجب على المؤمنين على الكِفَاية، فمن قام به، سقط عن الباقين”..
Ibnu Baththal berkata: “Adapun menolong orang yang dizalimi, maka itu adalah kewajiban bagi siapa pun yang mampu dan dihormati ucapannya. Menolong orang yang dizalimi adalah kewajiban bagi kaum mukminin secara kifayah. Maka siapa saja yang telah melakukannya, gugurlah kewajiban itu dari yang lainnya.”
Penutup:
مِنْ أخلاق وشمائل نبينا صلى الله عليه وسلم المعروف بها قبل بعثته وبعدها: أنه كان يحمل الكَلَّ، ويعين على نوائب الحقِّ، وينتصر للمظْلوم.. والسيرة النبوية زاخرة بالأحاديث والمواقف التي تحث وتؤكد على نجدة المستضعفين، وإغاثة الملهوفين، ونُصْرة المظلومين..
Di antara akhlak dan sifat mulia Nabi kita ﷺ—yang telah dikenal sebelum beliau diangkat sebagai Nabi dan juga setelahnya—adalah bahwa beliau memikul beban orang lain, membantu dalam urusan kebenaran, dan membela orang yang dizalimi. Sirah Nabawiyah penuh dengan hadits dan peristiwa yang mendorong dan menegaskan pentingnya membela kaum tertindas, menolong mereka yang dalam kesusahan, dan memberikan pertolongan kepada mereka yang dizalimi.
Alhamdulillah selesai rangkaian artikel 5 (Lima) Seri
Sumber: IslamWeb
Leave a Reply