
الأم بين الأمس واليوم
Ibu, Antara Masa Lalu dan Masa Kini (Bagian Kedua)
Oleh : Muhammad ‘Aujan Al-Khiyarin
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Ibu, Antara Masa Lalu dan Masa Kini ini masuk dalam Kategori Pendidikan Keluarga
أما اليوم ولست أعني من تقوم بتربية أبنائها على الدين القويم والأخلاق والقيم ، ولكنني أعني الوجه الآخر ، فعمل البيت ليس من مسؤوليتها في شيء ومن ذلك تربية الأبناء ، فانها وكلتهم إلا للأم المستوردة (المربية) التي تقوم مقام الأم الحقيقية في تدبير كل شؤون الأولاد من غسيل وملبس وأكل وشرب وهي أيضاً التي تقوم باللعب معهم
Adapun kondisi ibu di masa kini — dan yang saya maksud di sini bukanlah ibu-ibu yang mendidik anak-anaknya dengan agama yang lurus, akhlak mulia, dan nilai-nilai yang benar — melainkan sisi yang lain. Bagi sebagian ibu, pekerjaan rumah tangga tidak lagi dianggap sebagai tanggung jawabnya, termasuk juga dalam mendidik anak. Ia menyerahkan sepenuhnya urusan anak kepada sosok pengganti, yaitu “ibu impor” (pengasuh), yang menjalankan peran ibu sejati dalam semua hal: mencuci pakaian, menyiapkan makanan, memberi minum, bahkan bermain bersama anak-anak.
وكذلك هي التي تقوم بالرضاعة من الألبان المجففة ولا يخفى على أحد أثر الرضاعة الصناعية على نمو الطفل الجسماني والنفسي وكذلك فإن المربية هي التي تتصنع لهم الحنان والعطف وتقوم بنفسها على تعليمهم أمور دينها وأخلاقها وقيمها التي نشأت عليها فإن كانت شرقية كانت أخلاق الأبناء شرقية وإن كانت غربية كانت أخلاقهم غربية ،
Dialah pula yang menyusui anak-anak itu dengan susu formula, dan kita semua tahu dampak negatif dari susu buatan terhadap pertumbuhan fisik dan psikologis anak. Pengasuh inilah yang berpura-pura menampilkan kasih sayang dan kelembutan, dan dialah yang langsung mengajarkan kepada anak-anak itu agama, akhlak, serta nilai-nilai yang dia sendiri anut dan tumbuh di dalamnya. Jika pengasuh itu berasal dari budaya Timur, maka akhlak anak pun akan bernuansa Timur. Jika ia dari Barat, maka akhlak anak akan condong ke arah Barat.
ومن ذلك يتحول الولاء والبراء إلى ما كانت تربيتهم عليه ويتحول الاحترام والتقدير والعطف والطاعة إلى المربية.
Akibatnya, prinsip loyalitas dan keberpihakan (wala’ dan bara’) anak akan terbentuk berdasarkan pendidikan yang ia terima dari pengasuhnya. Rasa hormat, penghargaan, kasih sayang, dan ketaatan anak pun akan tertuju kepada sang pengasuh — bukan kepada ibu kandungnya.
هل المربية تستطيع أن تقوم مقام الأم فعلاً ؟ هل تستطيع أن تعلم أبناءنا دين التوحيد وإخلاف سلفنا الصالح ؟ وهل تستطيع السهر على راحة الأبناء مثل الأم الحقيقة ؟ وهل تستطيع الصبر والمحافظة عليهم مثل ما تحافظ الأم ؟ وهل حبها لهم مثل حب أمهما ؟ وهل الرضاعة الطبيعية من ثدي الأم مثل الرضاعة الصناعية ؟
Apakah pengasuh bisa benar-benar menggantikan peran seorang ibu? Apakah ia mampu mengajarkan kepada anak-anak kita agama tauhid dan meneladani generasi salaf kita yang saleh? Apakah ia mampu begadang demi kenyamanan anak sebagaimana ibu sejati? Apakah ia mampu bersabar dan menjaga anak-anak sebagaimana yang dilakukan seorang ibu? Apakah cintanya kepada anak-anak itu sama seperti cinta seorang ibu? Apakah menyusui secara alami dari payudara ibu sama dengan menyusui dengan susu formula?
هذه الأسئلة تبحث عن الإجابة . فمتى أجبنا عليها بصدق فإننا سوف نعلم الفرق بين الأم الحقيقية والأم المستوردة .
Pertanyaan-pertanyaan ini sedang menanti jawaban. Jika kita menjawabnya dengan jujur, maka kita akan tahu perbedaan antara ibu sejati dan ibu impor (pengasuh).
والأم متى تخلت عن وظيفتها الأساسية وتساهلت فيها فإنها سوف تصل إلى نتائج لا يحمد عقباها من هذه النتائج : هو أنها عندما تكبر سوف يكون مصيرها هو مستشفى العجزة . لأنها عجزت عن تربية أبنائها بنفسها فجازوها بأن جعلوا الدولة تتكفل برعايتها إذا عجزت وأقرب مثال على عقوق الوالدين ما هو موجود في مستشفى العجزة ومن أراد التأكد من صحة هذا الكلام عليه أن يزور هذا المستشفى ويتأكد بنفسه.
Jika seorang ibu melepaskan tugas pokoknya dan meremehkannya, maka ia akan menghadapi akibat yang tidak baik. Salah satu akibat itu adalah: ketika ia menua, nasibnya akan berakhir di panti jompo. Karena ia gagal mendidik anak-anaknya sendiri, maka balasan mereka adalah menyerahkan perawatannya kepada negara saat ia sudah tak mampu. Contoh paling dekat tentang durhaka terhadap orang tua adalah apa yang ada di panti jompo. Siapa saja yang ingin memastikan kebenaran hal ini, hendaknya ia mengunjungi panti itu dan melihat sendiri keadaannya.
وقبل هذا فإن العقوق سيكون واضحاً لها في عدم طاعتها واحترامها والسماع إلى كلامها وهذا لأنها لم تعودهم من الصغر إلى سماع توجيهاتها ولم تعلمهم إحترامها وطاعتها
Bahkan sebelum itu, tanda-tanda kedurhakaan akan terlihat dengan jelas: mereka tidak menaati, tidak menghormati, dan tidak mendengarkan perkataannya. Semua itu terjadi karena sang ibu tidak membiasakan mereka sejak kecil untuk mendengarkan arahannya, serta tidak mengajarkan mereka untuk menghormatinya dan menaati perintahnya.
وكذلك من هذه النتائج الوخيمة عدم خدمتهم ومنفعتهم للوطن أو المجتمع الذي يعيشون فيه لأنهم لم يعلموا منذ صغرهم على احترام دينهم والدفاع عنه والذود عن أوطانهم وممتلكاتهم ، فالولد الذي يعق والديه يسهل عليه خيانة بلده وتحطيم مجتمعه . ومن هذا كله ينتج أيضاً انحراف الأبناء عن الدين والحق ، وذلك بارتكاب المعاصي الظاهرة والباطنة من إدمان الخمر والمخدرات وانتشار الجريمة والزنا وهذا كله نتيجة طبيعية لعدم المبالاة لتربية الأبناء.
Termasuk dari akibat buruk lainnya adalah mereka tidak akan berguna dan tidak akan memberikan kontribusi kepada negara atau masyarakat tempat mereka hidup. Hal ini karena sejak kecil mereka tidak dididik untuk menghormati agama mereka, membela agama itu, dan menjaga tanah air serta harta milik mereka. Anak yang durhaka kepada orang tuanya akan dengan mudah mengkhianati negaranya dan merusak masyarakatnya. Semua itu juga berujung pada penyimpangan anak dari agama dan kebenaran, dengan melakukan berbagai maksiat lahir maupun batin, seperti mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkoba, maraknya kejahatan, dan perzinaan. Ini semua adalah akibat alami dari ketidakpedulian terhadap pendidikan anak.
فهل نعي ما يدور حولنا ، وهل تعي الأم دورها الحقيقي وهل تعلم أن اخلاصها في تربية أبنائها هو خدمة لها أولاً ولوطنها وهو عطاء لا يماثله عطاء.
Maka, apakah kita menyadari apa yang sedang terjadi di sekitar kita? Apakah seorang ibu menyadari peran sejatinya? Dan tahukah ia bahwa ketulusan dalam mendidik anak-anaknya adalah pelayanan yang pertama-tama untuk dirinya sendiri dan untuk tanah airnya—sebuah pengabdian yang tiada tara?
فإذا أردنا أن نرى جيلاً صالحاً ونافعاً يخدم أمته ويوحد كيانه ويفرض احترامه على الخلق لا بد أن تعود الأم أم اليوم التي فرطت في دورها الأساسي إلى رشدها وإلى واجباتها الحقيقية وتكرس ما تعلمته في دراستها لخدمة وتربية أبنائها وبالتالي سيعود ذلك على انتاج أبنائها وخدمتهم لوطنهم وأمتهم جميعاً . ولكي نقوم وننهض من هذا السبات العميق كي نواكب ما فاتنا من تخلف حضاري وإقتصادي ولكي تعود الأمة الإسلامية إلى سابق عهدها.
Jika kita ingin melihat generasi yang saleh dan bermanfaat, yang melayani umatnya, mempersatukan barisannya, dan memaksakan rasa hormat kepada umat manusia, maka ibu masa kini—yang telah melalaikan peran pokoknya—harus kembali ke jalan yang benar dan menunaikan tanggung jawab aslinya. Ia harus mendedikasikan ilmu yang ia peroleh dalam studinya untuk melayani dan mendidik anak-anaknya. Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada keberhasilan anak-anaknya dan kontribusi mereka bagi tanah air dan umatnya secara keseluruhan. Dan agar kita mampu bangkit dari tidur panjang ini dan mengejar ketertinggalan peradaban dan ekonomi kita, serta agar umat Islam bisa kembali ke kejayaannya yang dahulu.
Alhamdulillah, selesai rangkaian artikel 2 (Dua) Seri
Sumber : IslamWeb
Leave a Reply