Jenis Karya Klasifikasi Hadits Nabi (2)



أنواع المصنفات في الحديث النبوي

Jenis-Jenis Karya Klasifikasi dalam Hadits Nabi (Bagian Kedua)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Jenis Karya Klasifikasi Hadits Nabi ini termasuk dalam Kategori Ilmu Hadits

٢- السنن :

2. As-Sunan:

كتب السنن هي الكتب التي تجمع أحاديث الأحكام المرفوعة مرتبة على أبواب الفقه ، وأشهر كتب السنن سنن أبي داود ، و سنن الترمذي ، وهو جامع الترمذي كما ذكرنا ، و سنن النسائي ، و سنن ابن ماجة ، ويطلق على هذه السنن السنن الأربعة ، وإذا قالوا : الثلاثة فمرادهم هذه ما عدا ابن ماجة ، وإذا قالوا : الخمسة فمرادهم السنن الأربعة ومسند أحمد ، وإذا قالوا : الستة فمرادهم الصحيحان والسنن الأربعة ، ويرمزون لها في كتب التخريج وكتب الرجال بهذه الرموز (خ) للبخاري ، (م) للإمام مسلم، (د) لأبي داود، (ت) للترمذي، (س) للنسائي، (هـ) لابن ماجة ، (ع) للستة ،(عه) للسنن الأربعة .

Kitab-kitab as-Sunan adalah kitab-kitab yang menghimpun hadits-hadits hukum (marfū‘) yang disusun berdasarkan bab-bab fikih. Kitab Sunan yang paling terkenal adalah: Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi—yang juga disebut Jāmi‘ at-Tirmidzi sebagaimana telah disebutkan sebelumnya—Sunan an-Nasā’i, dan Sunan Ibnu Mājah. Keempat kitab ini dikenal dengan sebutan as-Sunan al-Arba‘ah (Empat Kitab Sunan). Jika disebut “tiga kitab,” maka maksudnya adalah keempat kitab tersebut tanpa Ibnu Mājah. Jika disebut “lima kitab,” maka maksudnya adalah empat kitab sunan ditambah Musnad Ahmad. Jika disebut “enam kitab,” maka maksudnya adalah Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan empat kitab Sunan tadi. Dalam literatur takhrij (penelusuran sanad) dan ilmu rijāl (biografi perawi), kitab-kitab ini disingkat dengan simbol: (خ) untuk Bukhari, (م) untuk Imam Muslim, (د) untuk Abu Dawud, (ت) untuk at-Tirmidzi, (س) untuk an-Nasā’i, (هـ) untuk Ibnu Mājah, (ع) untuk enam kitab, dan (عه) untuk empat kitab Sunan.

٣- المصنفات :

3. Al-Mushannafāt (Kitab-Kitab Mushannaf):

وهي كتب مرتبة على الأبواب لكنها تشتمل على الحديث الموقوف والحديث المقطوع ، بالإضافة إلى الحديث المرفوع ، ومن أشهر المصنفات مصنف عبد الرزاق بن همام الصنعاني (ت 211) ، ومصنف أبي بكر بن أبي شيبة (ت 235) .

Kitab-kitab al-Mushannaf adalah kitab-kitab yang disusun berdasarkan bab-bab, namun isinya tidak hanya mencakup hadits marfū‘ (yang sampai kepada Nabi), tetapi juga mencakup hadits mawqūf (perkataan sahabat) dan maqṭū‘ (perkataan tabi’in). Di antara mushannaf yang paling terkenal adalah al-Mushannaf karya ‘Abdur Razzāq bin Hammām ash-Shan‘ānī (w. 211 H), dan al-Mushannaf karya Abu Bakr bin Abi Syaibah (w. 235 H).

٤- المستدركات :

4. Al-Mustadrakāt (Kitab-Kitab Mustadrak):

الاستدراك في اصطلاح أهل الحديث : هو جمع الأحاديث التي تكون على شرط أحد المصنفين ولم يخرجها في كتابه ، ومعلوم أن الشيخين البخاري ومسلم لم يستوعبا الصحيح في كتابيهما ، ولا التزما ذلك ، إذن فهناك أحاديث هي على شرطهما أو على شرط أحدهما لم يخرجاها في كتابيهما ، وقد عنى العلماء بالاستدراك عليهما ، وألفوا في ذلك المصنفات ، وأطلقوا عليها اسم المستدركات ، وأشهرها المستدرك للحاكم النيسابوري .

Dalam istilah ahli hadits, al-Istidrāk adalah mengumpulkan hadits-hadits yang memenuhi syarat salah satu dari dua penyusun kitab hadits utama (seperti Bukhari atau Muslim), namun tidak dimuat dalam kitab mereka. Sudah diketahui bahwa kedua ulama besar ini—Imam al-Bukhari dan Imam Muslim—tidak mencakup seluruh hadits shahih dalam kitab mereka, dan mereka pun tidak mengklaim melakukannya. Maka dari itu, ada hadits-hadits yang memenuhi syarat mereka namun tidak mereka sertakan. Para ulama kemudian berusaha menghimpun hadits-hadits tersebut dalam karya tersendiri yang disebut al-Mustadrak. Kitab mustadrak yang paling terkenal adalah al-Mustadrak karya al-Hākim an-Naisaburi.

٥- المستخرجات :

5. Al-Mustakhrajāt (Kitab-Kitab Mustakhraj):

معنى الاستخراج : هو أن يعمد حافظ من الحفاظ إلى كتاب من كتب الحديث كصحيح البخاري أو صحيح مسلم ، أو غيرهما من الكتب فيخرج أحاديثه بأسانيد لنفسه من غير طريق صاحب الكتاب فيجتمع معه في شيخه أو من فوقه ، ولو في الصحابي مع رعاية ترتيبه ومتونه وطرق أسانيده ، وشرطه ألا يصل إلى شيخ أبعد حتى يفقد سندًا يوصله إلى الأقرب ما لم يكن هناك عذر من علو في السند أو زيادة مهمة في المتن ، وربما أسقط المستخرج أحاديث لم يجد له بها سندًا يرتضيه ، وربما ذكرها من طريق صاحب الكتاب الذي يستخرج عليه ، وأشهرها الكتب المخرجة على الصحيحين أو أحدهما .

Yang dimaksud dengan istikhraj adalah ketika seorang hafizh hadits mengambil sebuah kitab hadits seperti Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, atau kitab lainnya, lalu ia meriwayatkan kembali hadits-hadits di dalamnya dengan sanadnya sendiri, bukan melalui jalur periwayatan pemilik kitab tersebut. Ia tetap bertemu dengan pemilik kitab tersebut pada guru yang sama, atau pada periwayat di atasnya, bahkan jika hanya bertemu pada sahabat Nabi. Dalam proses ini, ia tetap menjaga urutan, matan, dan jalur sanad hadits-hadits tersebut. Syarat dalam istikhraj adalah tidak boleh meloncat ke guru yang lebih jauh sebelum benar-benar tidak ditemukan sanad yang menyambung ke yang lebih dekat—kecuali ada alasan kuat seperti tingginya sanad atau adanya tambahan penting dalam matan. Terkadang, dalam mustakhraj, penulis tidak mencantumkan hadits yang tidak ia temukan sanad yang dapat diterima, dan terkadang ia tetap menyebutkannya dengan jalur sanad dari pemilik kitab aslinya. Di antara yang paling terkenal adalah kitab-kitab yang disusun dengan metode istikhraj atas Shahih Bukhari, Shahih Muslim, atau salah satunya.

ثانيـًا : الكتب المرتبة على أسماء الصحابة :

Kedua: Kitab-Kitab yang Disusun Berdasarkan Nama Sahabat:

وهي كتب تجمع الأحاديث التي يرويها كل صحابي في موضع خاص يحمل اسم راويها الصحابي ، وهذه الطريقة مفيدة لمعرفة عدد مرويات الصحابي عن النبي ـ صلى الله عليه وسلم – وطبيعتها ، وتسهيل اختبارها ، فضلاً عن كونها إحدى الطرق المفيدة في استخراج الحديث بمعرفة الصحابي الذي يرويه ، وما يتبع ذلك من سهولة درسه ، والكتب المرتبة على أسماء الصحابة نوعان :

Ini adalah kitab-kitab yang mengumpulkan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh setiap sahabat pada bagian khusus yang diberi nama sahabat tersebut sebagai perawi. Metode ini bermanfaat untuk mengetahui jumlah dan jenis hadits yang diriwayatkan oleh seorang sahabat dari Nabi ﷺ, serta memudahkan dalam mengkaji dan menguji hadits-hadits tersebut. Selain itu, ini juga menjadi salah satu metode penting dalam melacak hadits dengan mengetahui nama sahabat perawinya, yang berimplikasi pada kemudahan dalam mempelajarinya. Kitab-kitab yang disusun berdasarkan nama sahabat ini terbagi menjadi dua jenis:

Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah

Sumber : IslamWeb



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.