
الوقوف بعرفة لا تشترط له الطهارة
Wukuf di Arafah Tidak Disyaratkan dalam Keadaan Suci (Berwudhu)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Wukuf di Arafah Tidak Disyaratkan dalam Keadaan Berwudhu ini masuk dalam Kategori Tanya Jawab
السؤال
Pertanyaan:
ماذا يفعل الحاج إذا خرجت منه ريح وهو متوجه إلى الطّواف أو عرفات ؟
Apa yang harus dilakukan seorang haji jika keluar angin dari dirinya (kentut) ketika dia sedang menuju thawaf atau menuju Arafah?
الجواب
Jawaban:
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، وبعد:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, amma ba’du:
Pertama:
ذهب جمهور العلماء إلى أن الطواف لا يصح من غير طهارة ، وقد سبق بيان اختلاف العلماء في ذلك في جواب السؤال الأخر هنا ،
Mayoritas ulama berpendapat bahwa thawaf tidak sah tanpa dalam keadaan suci. Penjelasan perbedaan pendapat ulama tentang hal ini telah disebutkan pada jawaban soal lain disini
- Apakah disyaratkan suci (berwudhu) pada saat thawaf dan sa’i
فمن انتقض وضوؤه وهو متوجه للطواف فإنه يذهب ويتوضأ ثم يشرع في طوافه . هذا هو الأولى والأحوط بلا شك .
Maka barang siapa batal wudhunya ketika dalam perjalanan menuju thawaf, hendaknya ia pergi berwudhu terlebih dahulu, kemudian memulai thawafnya. Ini adalah pendapat yang paling utama dan paling hati-hati tanpa diragukan.
Kedua:
أما الوقوف بعرفات فلا تشترط له الطهارة ، فلا حرج على الحاج أن يقف بعرفات وهو غير متوضئ ، ولا يلزمه الوضوء إلا عند إرادة الصلاة ، وقد اتفق العلماء على أنه يصح وقوف الحائض والجنب .
Adapun wukuf di Arafah, tidak disyaratkan dalam keadaan suci. Maka tidak mengapa seorang haji wukuf di Arafah dalam keadaan tidak berwudhu. Wudhu hanya wajib jika ingin melaksanakan salat. Para ulama telah sepakat bahwa wukuf bagi wanita haid dan orang junub tetap sah.
قال النووي رحمه الله في “المجموع” (٨/١٤٠) : ” قال ابن المنذر : أجمع العلماء على أنه يصح وقوف غير الطاهر من الرجال والنساء كالجنب والحائض وغيرهما ” انتهى .
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitab al-Majmu’ (8/140): “Ibnu al-Mundzir berkata: Para ulama telah sepakat bahwa sah wukuf orang yang tidak suci dari kalangan laki-laki maupun perempuan, seperti orang junub, wanita haid, dan lainnya.” Selesai kutipan.
غير أنه يستحب أن يقف طاهراً من الحدثين : الأكبر والأصغر ، لأنه سيذكر الله تعالى ، ويستحب الوضوء عند ذكر الله تعالى .
Namun dianjurkan untuk wukuf dalam keadaan suci dari dua jenis hadats: besar dan kecil, karena di waktu itu akan banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala. Dan berwudhu saat akan berdzikir kepada Allah adalah sesuatu yang dianjurkan.
وانظر : كشاف القناع” (٢/٤٩٤)
Lihat juga: Kasyyaf al-Qina’ (2/494)
والله أعلم .
Wallahu a’lam.
Sumber: IslamQA.info
Leave a Reply