
رؤية معاصرة للحملة الصليبية الأولى
Pandangan Kontemporer terhadap Perang Salib Pertama (Bagian Keenam)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Pandangan Kontemporer Terhadap Perang Salib Pertama ini termasuk dalam kategori Tarikh Islam
أسباب الحروب الصليبية:
Sebab-Sebab Perang Salib:
وفي غمرة الصراع بين هذه القوى المتعددة، واهتمام كل واحدة منها بأوضاعها الخاصة دون النظر إلى مصلحة البلاد العربية الاسلامية، نشبت الحروب المعروفة في التاريخ باسم الحروب الصليبية، وهي الحروب التي شنتها أوروبا الغربية المسيحية على بلاد الشام خاصة ومصر أحياناً. وقد ارتدَت هذه الحروب حلَّةَ الدين، وحمل أفرادها شارة الصليب، وادعوا أن غايتهم انتزاع الأراضي المقدسة من أيدي المسلمين. وواقع الأمر أن هذه الحروب كانت نتيجة لتفاعل عوامل متعددة دينية وسياسية واقتصادية واجتماعية. وقد ركز عدد كبير من المؤرخين الغربيين على الأسباب الدينية لهذه الحروب، وجعلوها السبب الرئيسي الذي فاق كل الأسباب أهمية، بل جعلها بعضهم السبب الوحيد.
Dalam situasi penuh konflik antara berbagai kekuatan yang saling bertikai dan lebih memperhatikan kepentingan internal masing-masing tanpa peduli terhadap kepentingan dunia Islam secara keseluruhan, pecahlah perang yang dikenal dalam sejarah sebagai Perang Salib. Ini adalah perang yang dilancarkan oleh dunia Kristen Barat terhadap wilayah Syam secara khusus, dan sesekali juga terhadap Mesir. Perang ini diselimuti oleh jubah agama; para pasukannya membawa tanda salib dan mengklaim bahwa tujuan mereka adalah merebut tanah suci dari tangan kaum Muslimin. Namun kenyataannya, perang ini merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor: agama, politik, ekonomi, dan sosial. Banyak sejarawan Barat memusatkan perhatian mereka hanya pada sebab agama, bahkan menjadikannya satu-satunya faktor yang paling penting.
ويمكن دحض هذه الأهمية التي أُعطيت للأسباب الدينية بسهولة ويُسر؛ لأن الحروب الصليبية لو نشبت لدواعٍ دينية فقط، لَما اقترف الصليبيون مجازرهم الوحشية بين السكان النصارى في المناطق التي عبروها في طريقهم إلى بلاد الشام، ولَما حوَّلوا إحدى حملاتهم، والمعروفة باسم الحملة الصليبية الرابعة، باتجاه دولة مسيحية هي الدولة البيزنطية، وضد عاصمة مسيحية هي مدينة القسطنطينية.
Pentingnya alasan agama ini mudah dipatahkan. Jika benar Perang Salib semata karena alasan agama, maka pasukan salib tidak mungkin melakukan pembantaian brutal terhadap sesama umat Kristen di wilayah-wilayah yang mereka lewati dalam perjalanan menuju negeri Syam. Mereka juga tidak akan mengalihkan salah satu ekspedisi mereka—yang dikenal sebagai Perang Salib Keempat—untuk menyerang negara Kristen, yaitu Kekaisaran Bizantium, dan ibu kotanya, Konstantinopel, yang juga merupakan kota Kristen.
ويمكن ذكر أمثلة من هذه المجازر لإثبات ذلك مِمن أرّخ للحروب الصليبية من الفرنجة، ومن شهود العيان أنفسهم. وسأعتمد بشكل خاص على كتاب أعمال الفرنجة وحجَّاج بيت المقدِس لمؤرخ رافق الحملة الصليبية الأولى. وأورد في ثنايا كتابه بعض المعلومات التي تدل على أنهم لم يخرجوا لحماية المسيحية والمسيحيين، بل غالباً ما كان خروجهم لمكاسب اقتصادية، ساعدهم على تحقيقها وضع بلاد الشام المضطرب.
Contoh-contoh pembantaian ini juga dapat ditemukan dalam catatan sejarawan Franka sendiri yang menjadi saksi mata. Di antaranya adalah penulis buku Gesta Francorum et Peregrinorum Iherusalem atau A’māl al-Furnajah wa Hujjāj Bayt al-Maqdis, yang merupakan catatan dari seorang peserta langsung Perang Salib Pertama. Dalam bukunya, ia menyampaikan informasi yang menunjukkan bahwa para pasukan salib tidak datang demi melindungi umat Kristen atau agama mereka, melainkan lebih karena dorongan ekonomi, yang dimungkinkan oleh kondisi politik negeri Syam yang tidak stabil saat itu.
فقد أورد قائلاً: ((أما بطرس فكان أول الذاهبين إلى القسطنطينية، فبلغها وبصحبته الفريق الأعظم من الألمان، وهناك انضم إليه اللمبارديون وكثيرون سواهم. فأمر الإمبراطور بتزويدهم بالمِيرة بقدر ما تسمح به طاقة البلد. وقال لهم لا تعبروا البوسفور قبل وصول بقية الجيش المسيحي، لأنكم لستم بالكَثرة التي تمكنكم من محاربة الترك، فسار المسيحيون أسوأ سيرة، إذ خرّبوا قصور المدينة (المقصود القسطنطينية) وأضرموا فيها النيران، وخلعوا الرصاص الذي كانت تُغطّى به الكنائس، وباعوه للاغريق… ولم يتورع الصليبيون، بعد كل ما ارتكبوه، من اقتراف شتى ضروب المساوئ كإضرام النار في البيوت والكنائس وتخريبهم إيَّاها…))
Ia menuliskan: “Adapun Petrus, ia adalah orang pertama yang berangkat ke Konstantinopel, bersama sebagian besar orang Jerman. Di sana mereka bergabung dengan kaum Lombard dan banyak lainnya. Kaisar memerintahkan agar mereka diberi perbekalan sesuai kemampuan kota. Ia juga memperingatkan agar mereka tidak menyeberangi Bosphorus sebelum bala tentara Kristen lainnya tiba, karena jumlah mereka belum mencukupi untuk menghadapi kaum Turki. Namun para tentara Kristen bertingkah seburuk-buruknya: mereka merusak istana-istana kota (maksudnya Konstantinopel), membakar bangunannya, mengelupas timah dari atap gereja-gereja lalu menjualnya kepada orang Yunani… Mereka bahkan tidak ragu untuk membakar rumah-rumah dan gereja serta menghancurkannya…” 1
كما قاتل بلدوين أحد قادة الحملة الصليبية الأولى رجالَ البيزنطيين من المسيحيين. ومِمّا أورده المؤرِّخ الصليبي في هذا المجال قوله: ((فلما تناهى ذلك الخبر إلى بلدوين – أخي الدوق – كمن لجند الإمبراطور (يقصد البيزنطي) في الطريق، وباغتهم… واستبسل في الهجوم عليهم. وأيَّده الرب بظهوره عليهم. فأسر منهم ستين رجلاً غير من قتلهم، وجاء بالباقين إلى أخيه الدوق…)).
Bahkan salah satu pemimpin Perang Salib Pertama, Baldwin, pernah memerangi pasukan Bizantium yang notabene juga umat Kristen. Penulis Latin itu menyebutkan: “Ketika kabar itu sampai kepada Baldwin—saudara sang adipati—ia segera menyergap pasukan kaisar (yang dimaksud Bizantium) di tengah jalan dan menyerang mereka secara tiba-tiba… Ia bertempur dengan gagah berani dan Tuhan menolongnya untuk meraih kemenangan. Ia membunuh banyak dari mereka dan menawan enam puluh orang, lalu membawa sisanya kepada saudaranya, sang adipati…” 2
وأورد كذلك ما فعله رجال الحملة في إقليم بلاغونيا، وهي قرية من قرى المسيحيين الذين يخالفونهم في المذهب، والذين أطلقوا عليهم اسم الملاحدة فقال: ((دخلنا إقليم بلاغونيا Pelagonie حيث توجد قرية من قرى الملاحدة هاجمناها من جميع نواحيها، وسرعان ما سقطت في أيدينا. ثم أضرمنا بها النار وأحرقناها بسكانها، ودمرناها تدميراً)).
Ia juga mencatat tindakan brutal tentara salib di wilayah Pelagonia, sebuah desa milik umat Kristen yang berbeda mazhab dan oleh mereka disebut sebagai “kaum ateis.” Ia menulis: “Kami memasuki daerah Pelagonia, di mana ada sebuah desa milik para ‘ateis’. Kami menyerangnya dari segala arah dan dengan cepat desa itu jatuh ke tangan kami. Kami membakar dan menghanguskannya bersama para penduduknya, serta menghancurkannya sepenuhnya.” 3
Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah
Sumber : Alukah
Leave a Reply