Pandangan Kontemporer terhadap Perang Salib Pertama (Bagian Ketigabelas)



رؤية معاصرة للحملة الصليبية الأولى

Pandangan Kontemporer terhadap Perang Salib Pertama (Bagian Ketigabelas)

Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu

Artikel Pandangan Kontemporer Terhadap Perang Salib Pertama ini termasuk dalam kategori Tarikh Islam

تحليل لأسباب نجاح الصليبيين في تحقيق أهدافهم:

Analisis terhadap Faktor-faktor Keberhasilan Pasukan Salib dalam Mencapai Tujuan Mereka:

Dari rangkaian peristiwa yang disebutkan, terlihat jelas bahwa tersebarnya kekuatan, tercerai-berainya suara persatuan, lemahnya jiwa, cinta kekuasaan dan kepemilikan, serta sikap egois yang menguasai para penguasa wilayah dan para penanggung jawab pertahanan, serta sebagian pengkhianat lainnya—merupakan faktor utama yang menyebabkan keberhasilan pasukan salib dalam mencapai tujuan mereka. Faktor-faktor ini mengambil berbagai bentuk, sebagaimana dijelaskan berikut ini:

1- خيانة بعض العناصر الذين خشوا هزيمة الأتراك السلاجقة، حكامهم المدافعين عن بعض المدن، ورأوا في الاتصال بالصليبيين ومساعدتهم الطريق الأسلم لتحقيق مصلحة خاصة. ومن الأمثلة على ذلك ما فعله أحد المستحفَظين على أبراج مدينة أنطاكية والمعروف في بعض المصادر باسم فيروز وروزبه في مصادر أخرى. وهو تركي في مصادر وأرمني في أخرى. وعلى الرغم من الخلاف حول اسمه وجنسه فما يهمنا أنه لعب دوراً في تسليم مدينة أنطاكية لبوهيموند بعد أن توثّقت عُرى الصداقة بينهما. وراح بوهيموند يُغريه بالشَّرف العظيم والثروة الوافرة التي يحققها له إذا تعاون معه. فوثِق فيروز بتلك الأقوال والعهود ووعده بتسليمه الأبراج الثلاثة التي يحرسها عن طيب خاطر، يوم يشاء مع الترحيب.

1- Pengkhianatan sebagian pihak yang takut akan kekalahan Turki Seljuk, yaitu para penguasa mereka yang bertahan di beberapa kota. Mereka melihat bahwa menjalin hubungan dan bekerja sama dengan pasukan salib adalah jalan paling aman demi meraih kepentingan pribadi. Contohnya adalah apa yang dilakukan salah satu penjaga menara kota Antiokhia, yang dalam beberapa sumber disebut dengan nama Fairuz, dan dalam sumber lain disebut Ruzbah. Ia disebut sebagai orang Turki dalam beberapa riwayat, dan sebagai orang Armenia dalam riwayat lain. Terlepas dari perbedaan nama dan asalnya, yang penting adalah bahwa ia memainkan peran besar dalam menyerahkan kota Antiokhia kepada Bohemond, setelah hubungan keduanya menjadi erat. Bohemond membujuknya dengan janji kehormatan besar dan kekayaan melimpah jika ia mau bekerja sama. Fairuz pun percaya pada janji-janji tersebut dan setuju untuk menyerahkan tiga menara yang ia jaga dengan sukarela, kapan saja diminta, bahkan dengan sambutan hangat.

وهناك أمثلة متعددة، منها خيانة بعض أهالي مدينة حارم وتواطؤهم مع الصليبيين، وإخبارهم بوصول مساعدة لأنطاكية، مما ساعد الصليبيين على القضاء عليها قبل وصولها، وفسح المجال أمامهم باحتلال حارم، وحرمت بذلك مدينة أنطاكية المحاصرة، من مساعدة جيش رضوان بن تتش صاحب حلب.

Ada pula berbagai contoh lain, seperti pengkhianatan sebagian penduduk kota Harim yang bersekongkol dengan pasukan salib. Mereka membocorkan informasi mengenai kedatangan bala bantuan untuk Antiokhia. Hal ini membantu pasukan salib untuk menghancurkan bala bantuan tersebut sebelum sempat tiba, membuka jalan bagi mereka untuk menguasai Harim, dan akhirnya menghalangi Antiokhia—yang sedang dikepung—dari menerima bantuan dari pasukan Ridwan bin Tutush, penguasa Aleppo.

وكذلك ظهرت خيانة البعض مما أدّى إلى تسليم مدينة الرّها وغيرها كثير.

Demikian pula, munculnya pengkhianatan dari pihak lain telah menyebabkan penyerahan kota ar-Ruhā (Edessa) dan banyak kota lainnya kepada pasukan salib.

2- استهتار العناصر المسؤولة عن الدفاع عن المنطقة بالقوى المهاجمة، وعدم تقديرها لقوة أعدائها. فقد سخر الترك من الفرنجة ومن أسلحتهم حتى بعد أن حقق هؤلاء جزءاً من أهدافهم بتأسيس إمارتي الرّها وأنطاكية. بدا ذلك واضحاً حين جاءت بعض العناصر من أنطاكية إلى القائد التركي كربوغا – الذي خرج لقتال الصليبيين إثر احتلال أنطاكية – بسيف رخيص قد علاه الصدأ وقوس مسْودّ، وحربة لم تعد صالحة للاستعمال، كانوا قد أخذوها من جماعة من الحجاج الفقراء، 

2- Meremehkan kekuatan musuh oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pertahanan wilayah, serta ketidakmampuan mereka dalam menilai kekuatan musuh secara tepat. Kaum Turki mencemooh pasukan Frank dan senjata mereka, bahkan setelah pasukan tersebut berhasil mencapai sebagian tujuan mereka dengan mendirikan dua kerajaan: Edessa dan Antiokhia. Hal ini terlihat ketika beberapa orang dari Antiokhia datang kepada komandan Turki, Kerboga—yang saat itu bergerak melawan pasukan Salib setelah jatuhnya Antiokhia—dengan membawa pedang usang berkarat, busur yang menghitam, dan tombak yang tak lagi layak pakai, yang mereka ambil dari sekelompok peziarah miskin.

وقالوا له هذه هي الأسلحة التي يحملها الفرنجة في محاربتهم إيّانا، فسخر كربوغا منهم ومنها وقد بدا ذلك واضحاً في رسالته التي كتبها إلى الخليفة العباسي، وإلى السلطان السلجوقي وغيرهما، والتي يوضح فيها أنه سيصل بقواته حتى بلغاريا وإقليم أبوليا.

Mereka berkata kepada Kerboga, “Inilah senjata-senjata yang digunakan oleh kaum Frank untuk memerangi kita.” Maka Kerboga pun mencemooh mereka dan senjata-senjata itu. Hal ini jelas terlihat dalam suratnya kepada Khalifah Abbasiyah, Sultan Seljuk, dan lainnya, di mana ia menyatakan bahwa ia akan membawa pasukannya hingga ke Bulgaria dan wilayah Apulia. Seandainya ia memperhitungkan keadaan dengan benar, niscaya ia akan mempersiapkan pasukannya, jiwanya, strategi dan kebijakannya untuk mengalahkan mereka. Namun karena salah perhitungan, ia menjadi meremehkan dan tak peduli, sehingga akhirnya gagal mencapai apa pun.

3- عدم توحيد القوى العربية والاسلامية المسؤولة لمواجهة الخطر منذ تحركه. فقد قاتل سلاجقة الروم في آسية الصغرى الصليبيين بمفردهم، فلما انهزم هؤلاء انفتحت أبواب الشام على مصراعيها أمام الصليبيين، وراح كل قسم يدافع بقواته الخاصة عن نفسه. فقوات أنطاكية دافعت عن مدينة أنطاكية منفردة، وقوات بيت المقدس كذلك. مما أفسح المجال للصليبيين أن يقضوا على القوى المحلية واحدة بعد أخرى، ويؤسِّسوا الإمارات الأربع.

3- Tidak adanya persatuan di antara kekuatan Arab dan Islam yang bertanggung jawab dalam menghadapi bahaya sejak awal kemunculannya. Seljuk Rûm di Asia Kecil menghadapi pasukan Salib sendirian. Ketika mereka dikalahkan, pintu Syam pun terbuka lebar di hadapan pasukan Salib. Masing-masing wilayah mempertahankan dirinya dengan kekuatannya sendiri. Pasukan Antiokhia mempertahankan kotanya sendiri, demikian pula pasukan Baitul Maqdis. Hal ini memberikan kesempatan kepada pasukan Salib untuk menghancurkan kekuatan lokal satu per satu dan mendirikan empat kerajaan mereka.

Bersambung ke Bagian Berikutnya in sya Allah

Sumber : Alukah



Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.