Dua Pesawat Prancis Tiba di Baghdad sebagai Tantangan terhadap Embargo
Secara terang-terangan menentang embargo terhadap Irak, Dua Pesawat Prancis Tiba di Baghdad hari ini
rezaervani.com – 2 Desember 2000 – Dua pesawat Prancis mendarat di Bandara Internasional Saddam di Baghdad, membawa sekitar 115 orang yang terdiri dari politisi, intelektual, dan anggota organisasi non-pemerintah, dalam sebuah tantangan baru terhadap sanksi yang diberlakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Irak. Kedatangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah tibanya pesawat Prancis lainnya yang membawa delegasi dari sebuah organisasi kemanusiaan Prancis.
Delegasi Prancis dan Eropa tersebut mencakup sejumlah tokoh sosial dan politik terkemuka, di antaranya mantan Menteri Luar Negeri Prancis Claude Cheysson, yang menyatakan penentangan keras terhadap sanksi dan menyebutnya sebagai kejahatan terhadap rakyat Irak.
Cheysson mengkritik posisi Inggris terhadap embargo tersebut, dengan mengatakan bahwa ia tidak memahami bagaimana mungkin negara seperti Inggris dapat mengikuti langkah Amerika Serikat dan menerima sanksi yang diberlakukan terhadap Irak sejak invasinya ke Kuwait pada Agustus 1990.
Mantan menteri Prancis itu menegaskan bahwa Inggris telah melakukan kesalahan besar dengan mengabaikan hubungan historisnya dengan Timur Tengah dan pentingnya minyak Irak, karena berpihak pada Amerika Serikat yang “menjadikan Saddam Hussein sebagai sosok iblis untuk membenarkan keberadaan fisik dan militernya di Timur Tengah.”
Cheysson memuji sikap Prancis yang menolak menganggap penerbangan sipil ke Irak sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan terkait sanksi.
Sebelumnya, pada 22 September lalu, Prancis juga telah menantang sanksi PBB ketika mengizinkan sebuah pesawat terbang ke Baghdad tanpa meminta izin kepada Komite Sanksi, dan hanya memberi pemberitahuan kepada mereka.
Sementara itu, mantan Duta Besar Prancis untuk UNESCO, Gisèle Halimi, mengatakan bahwa dua ribu anak meninggal setiap minggu di Irak akibat apa yang ia sebut sebagai kepatuhan Uni Eropa dan PBB terhadap perintah Amerika Serikat.
Sedikitnya sepuluh negara —termasuk Spanyol, Irlandia, dan Rusia, serta sejumlah negara Arab seperti Yordania, Suriah, dan Mesir— juga telah mengirimkan pesawat ke Baghdad untuk menegaskan pandangan mereka bahwa penerbangan kemanusiaan semacam itu tidak termasuk dalam lingkup sanksi.
Sumber : al Jazeera