Carrefour Menutup Cabangnya di Kuwait dan Bahrain
Boikot Produk-produk Israel kembali menunjukkan dampaknya. Carrefour Menuntup Cabangnya di Kuwait dan Bahrain
rezaervani.com – Jaringan ritel Carrefour di Kuwait secara resmi menghentikan seluruh kegiatannya pada Selasa kemarin. Langkah ini sejalan dengan keputusan serupa yang telah diambil jaringan tersebut di sejumlah negara kawasan.
Di Bahrain, Carrefour menutup seluruh cabangnya sejak 14 September lalu tanpa memberikan alasan apa pun.
Di Oman, keputusan yang sama juga dilakukan pada awal tahun ini.
Sementara itu, pada November tahun lalu, Carrefour menutup semua cabangnya di Yordania akibat rendahnya minat belanja masyarakat yang dipicu oleh aksi boikot.
Di Tunisia, sepanjang tahun ini terjadi gelombang protes besar-besaran yang menargetkan jaringan ritel asal Prancis tersebut. Perusahaan dituduh terlibat dalam mendukung pendudukan Israel. Pada Mei lalu, para aktivis berhasil menutup sementara gerai terbesar Carrefour di Marsa, ibu kota Tunis, setelah menggelar aksi protes di dalam dan di luar toko.
Di luar kawasan, Grup Carrefour juga menjual operasinya di Italia dengan nilai sekitar 1 miliar dolar AS, sebagai bagian dari peninjauan strategis usahanya setelah mencatat kerugian operasional sebesar 67 juta euro pada tahun 2024.
Semua langkah ini terjadi dalam konteks kampanye boikot publik dan kebijakan bisnis yang menyasar merek-merek dagang yang dipandang mendukung Israel, di tengah berlanjutnya perang genosida di Jalur Gaza terhadap warga sipil Palestina.
Sejak dimulainya agresi di Gaza, berbagai kampanye boikot baik dari masyarakat maupun pemerintah semakin meluas di sejumlah negara Arab dan dunia untuk menentang perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel.
Dengan dukungan Amerika Serikat, Israel sejak 7 Oktober 2023 melakukan kejahatan genosida di Gaza, yang mencakup pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pengusiran paksa. Semua ini dilakukan dengan mengabaikan seruan internasional untuk menghentikan perang serta perintah Mahkamah Internasional terkait masalah tersebut.
Genosida ini telah menyebabkan sekitar 65 ribu orang gugur dan 165 ribu orang terluka. Selain itu, sebanyak 428 warga Palestina, termasuk 146 anak-anak, tewas akibat kelaparan, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza.
Sumber: Al Jazeera