Asy-Syaibani, Fidan, dan Barak Sampaikan Pesan Tegas kepada Pasukan Demokratik Suriah
Upaya menyatukan beragam faksi yang ada ke dalam Suriah baru terus dilakukan. Untuk itu Asy-Syaibani, Fidan dan Barak menyampaikan pesan tegas kepada Pasukan Demokratik Suriah untuk tidak ikut dalam agenda separatis
rezaervani.com – 9 Oktober 2025 – Menteri Luar Negeri Suriah dan Turki, As’ad asy-Syaibani dan Hakan Fidan, pada hari Rabu menegaskan tentang kesatuan wilayah Suriah serta penolakan terhadap keberadaan kelompok bersenjata apa pun di wilayahnya, sementara utusan PBB Tom Barak juga menyampaikan pernyataan keras dalam arah yang sama.
Dalam pertemuan di Ankara dengan mitranya dari Turki, Menteri Luar Negeri Suriah mengatakan bahwa dialog dengan Pasukan Demokratik Suriah (QSD/SDF) dilakukan untuk menegaskan komitmen terhadap Kesepakatan 10 Maret serta menegaskan kembali persatuan Suriah.
Ia menjelaskan bahwa otoritas Damaskus bergerak dengan langkah cepat untuk menutup kekosongan kekuasaan di negara itu, namun Pasukan Demokratik Suriah lambat dalam merespons, menurut pernyataannya.
Ia menambahkan, “Kami telah menegaskan dengan tegas dan jelas penolakan kami terhadap upaya pembagian Suriah dalam bentuk dan alasan apa pun.”
Asy-Syaibani juga menegaskan bahwa “Suriah telah kembali dengan kekuatannya dan kedudukannya yang historis di antara negara-negara dunia.”
Ia menambahkan bahwa pihaknya menilai “peran besar yang dimainkan Turki serta dukungan luasnya terhadap Suriah selama masa transisi.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan, “Elemen-elemen yang mengancam keamanan Suriah juga mengancam keamanan Turki — termasuk di antaranya Pasukan Demokratik Suriah.”
Agenda Separatis
Fidan menilai bahwa organisasi QSD/SDF mengikuti agenda separatis di Suriah dengan dalih memerangi organisasi Daesh (ISIS), dan menyerukan agar kelompok itu meninggalkan pendekatan tersebut.
Ia berjanji bahwa pemerintah Turki akan terus memberikan dukungan kepada pemerintah Suriah dalam hal memerangi organisasi teroris Negara Islam (ISIS).
Fidan menegaskan, “Kami tidak akan mengizinkan organisasi mana pun di Suriah untuk mengancam negara mana pun di sekitarnya atau mengancam Turki.”
Ia menambahkan, “Kami telah memutuskan untuk memberantas setiap ancaman sejak dini, dan kami tidak ingin Suriah menjadi titik awal untuk mencelakai pihak lain.”
Di sisi lain, Fidan menunjukkan bahwa operasi sepihak yang dilakukan Israel dengan dalih melindungi warga Druze di Suwayda, Suriah, justru memperburuk ketidakstabilan di kawasan, dan hal itu merupakan ancaman terhadap keamanan nasional Turki.
Ia menyerukan kepada masyarakat internasional agar mengambil sikap tegas dan jelas terhadap agresi Israel terhadap Suriah.
Fasilitasi dan Pemantauan
Sementara itu, utusan Amerika Serikat untuk Suriah, Tom Barak, mengatakan bahwa ia telah mengunjungi Hasakah untuk memfasilitasi dan memantau pelaksanaan Kesepakatan 10 Maret antara pemerintah Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah.
Barak menilai bahwa kesepakatan tersebut memiliki signifikansi besar bagi stabilitas Suriah serta bagi kepentingan Amerika Serikat dan Turki.
Ia menambahkan, “Setiap klaim bahwa kunjungan tersebut mencakup kegiatan yang merugikan kepentingan Turki atau keutuhan wilayahnya tidaklah benar.”
Sebelumnya, diplomat Amerika itu juga menegaskan bahwa Pasukan Demokratik Suriah harus bergabung di bawah satu nama — Republik Arab Suriah — satu negara, satu bangsa, satu tentara.
Perlu diketahui, Kesepakatan 10 Maret 2025 tersebut ditandatangani oleh Presiden Suriah Ahmad asy-Syar’a dan Komandan Pasukan Demokratik Suriah, Mazlum Abdi.
Kesepakatan itu berisi penghentian tembakan serta integrasi Pasukan Demokratik Suriah ke dalam institusi resmi negara Suriah.
Sumber: Al Jazeera + Anadolu