Tragedi al-Abr Mengguncang Media Sosial Yaman
rezaervani.com – 21 Oktober 2025 – Tragedi al-Abr. Sebuah kecelakaan tragis di Jalan Internasional Al-Abr, di bagian timur Yaman, memicu gelombang kemarahan dan kesedihan di media sosial, setelah bus penumpang bertabrakan dengan truk barang, yang menyebabkan 14 orang tewas dengan tubuh hangus terbakar, sementara hanya seorang anak perempuan berusia 5 tahun yang selamat.
Masyarakat Yaman sangat mengenal Jalan Internasional Al-Abr, bukan hanya karena menjadi urat nadi kehidupan bagi ribuan pelancong setiap hari, tetapi juga karena rekam jejaknya yang dipenuhi kecelakaan mematikan dan tragedi berulang, sehingga dijuluki “Jalan Kematian”.
Jalan tersebut menghubungkan tiga provinsi Yaman — Marib, Shabwah, dan Hadramaut — serta menghubungkan Yaman dengan Kerajaan Arab Saudi, yang menjadikannya sangat penting dalam jaringan transportasi nasional, terutama di tengah minimnya alternatif akibat perang, dan melayani lebih dari 11 juta orang.
Kecelakaan mengerikan itu terjadi di jalan internasional antara Kura dan Bin Ma’ili di Provinsi Marib, ketika bus penumpang bertabrakan dengan truk barang, menurut laporan media lokal Yaman.
Tragedi itu semakin parah karena bus penumpang tersebut menggunakan bahan bakar gas, yang menyebabkan kebakaran besar hingga 14 korban terbakar hidup-hidup, sementara satu-satunya korban selamat, seorang anak perempuan berusia 5 tahun, berada dalam kondisi kritis.
Laporan media Yaman menunjukkan bahwa jalan tersebut hampir setiap hari memakan korban jiwa akibat kerusakan parah jalan, jalur yang sempit, dan padatnya lalu lintas kendaraan niaga serta penumpang. Pada tahun 2018 saja, kecelakaan di jalur ini menewaskan 105 orang.
Selain itu, pada April lalu, jalan yang sama menjadi saksi tabrakan antara dua bus angkutan umum, yang menyebabkan 8 orang tewas dan sekitar 40 lainnya luka-luka, dalam rangkaian tragedi yang terus berulang di jalur vital ini.
Kesedihan dan Kemarahan
Program “Shabakat” (21/10/2025) menyoroti reaksi masyarakat Yaman terhadap tragedi mengerikan ini, di antaranya unggahan dari Tahir, yang menulis:
“Jalan kematian katanya jalan internasional. Negara seharusnya bisa memperbaikinya jadi dua jalur — satu untuk pergi dan satu untuk kembali — dan diaspal sampai ke perbatasan. Berapa banyak kecelakaan yang hampir setiap hari terjadi di jalan internasional ini?”
Sofia menulis, menyoroti kesenjangan antara kenyamanan para pejabat dan penderitaan rakyat di jalan berbahaya tersebut:
“Para pejabat punya semua sarana transportasi yang aman, lalu bagaimana dengan rakyat yang harus menanggung penderitaan, kesulitan, dan tragedi?”
Sementara Abu Rawan, dengan nada marah, mempertanyakan kelalaian dan kerusakan infrastruktur jalan yang terus memakan korban:
“Karena jalan yang rusak, nyawa-nyawa melayang. Siapa yang memakan hak rakyat ini dan menzaliminya?”
Sedangkan Mohsen menyerukan langkah-langkah darurat untuk mencegah tragedi serupa, menulis:
“Seharusnya disediakan ambulans di sepanjang jalan, meningkatkan kesadaran di pos-pos penjagaan dan permukiman di jalur itu, serta membagikan peralatan keselamatan seperti alat pemadam kebakaran dan perlengkapan pertolongan pertama lainnya.”
Dalam perkembangannya, media Yaman melaporkan bahwa Program Saudi untuk Pembangunan dan Rekonstruksi Yaman telah menanggapi kondisi darurat di Jalan Al-Abr dengan meluncurkan proyek rehabilitasi jalan tersebut.
Tahap pertama proyek mencakup 50 kilometer, dan tahap kedua yang sedang berjalan mencakup 40 kilometer, dari total panjang 132 kilometer, yang merupakan panjang sebenarnya dari jalur internasional vital ini.
Sumber: Al Jazeera