Uni Emirat Sokong RSF dengan Drone Buatan China
Kabar mengejutkan datang dari Uni Emirat Arab, yang ternyata menyokong kelompok pemberontak dalam melakukan genosida di Darfur. Uni Emirat Sokong RSF Sudan dengan Drone-drone buatan Cina juga persenjataan lainnya
rezaervani.com – 29 Oktober 2025 – Badan intelijen Amerika Serikat melaporkan pada bulan Oktober bahwa Uni Emirat Arab (UEA) telah meningkatkan pasokan drone buatan Tiongkok dan sistem persenjataan lainnya kepada Pasukan Dukungan Cepat (RSF), kelompok paramiliter Sudan.
Badan intelijen Departemen Pertahanan dan biro intelijen Departemen Luar Negeri sama-sama melaporkan peningkatan arus senjata dari UEA kepada kelompok pemberontak yang dituduh melakukan genosida di Darfur, menurut laporan yang diterbitkan pada Selasa oleh Wall Street Journal.
Pasokan tersebut mencakup drone canggih buatan Tiongkok, serta senjata ringan, senapan mesin berat, kendaraan, artileri, mortir, dan amunisi.
Dukungan UEA terhadap RSF telah banyak didokumentasikan, dan sebagian besar laporan WSJ tersebut menguatkan laporan eksklusif Middle East Eye (MEE) mengenai peran UEA dalam konflik tersebut.
Pada Januari 2024, MEE melaporkan bahwa UEA memasok senjata kepada RSF melalui jaringan jalur pasokan dan aliansi yang kompleks, membentang dari Libya, Chad, Uganda, hingga wilayah-wilayah yang memisahkan diri di Somalia.
Pada Mei, Amnesty International menemukan bahwa UEA mengirim senjata buatan Tiongkok, termasuk bom berpemandu GB50A dan howitzer AH-4 kaliber 155 mm, ke Darfur, di mana RSF telah mengepung sejumlah kota.
Minggu ini, RSF menyerbu kota Al-Fasyir di Darfur Utara, dan para pejuangnya kemudian merekam diri mereka saat melakukan pembantaian terhadap warga sipil.
Penaklukan Al-Fasyir oleh RSF terjadi setelah kegagalan pembicaraan damai yang disponsori oleh AS.
Sumber-sumber mengatakan kepada MEE bahwa UEA, yang merupakan pendukung utama RSF, menolak membahas situasi di Al-Fasyir, yang telah dikepung selama lebih dari 500 hari. Pembicaraan tersebut runtuh pada hari Jumat.
Menurut laporan WSJ, dukungan UEA terhadap RSF meningkat setelah bulan Maret, ketika Tentara Sudan — yang didukung oleh Iran, Turki, dan Mesir — merebut kembali seluruh ibu kota Sudan, Khartoum.
Pada Mei, MEE melaporkan bahwa UEA melakukan serangkaian serangan presisi menggunakan drone Tiongkok di Port Sudan yang dikuasai pemerintah, yang melukai beberapa anggota tim teknis Turki yang membantu militer Sudan.
Laporan WSJ menyebutkan bahwa UEA kini memasok RSF dengan drone seri Rainbow yang diproduksi oleh China Aerospace Science and Technology Corporation, kontraktor pemerintah Tiongkok.
Salah satu modelnya, CH-95, mampu menembakkan senjata presisi dan terbang selama 24 jam tanpa henti, memungkinkan pengintaian jarak jauh dan serangan udara.
Setelah mengalami kemunduran di Khartoum, RSF melancarkan serangan di Darfur, wilayah luas di barat Sudan. RSF berasal dari kelompok janjaweed, milisi berkuda yang melakukan pembantaian terhadap warga non-Arab di wilayah tersebut atas nama pemerintahan Omar Bashir.
Mohamed Hamdan Dagalo, pemimpin RSF yang lebih dikenal sebagai Hemeti, memiliki hubungan dekat dengan UEA dan menjadikan Dubai sebagai markas bagi kerajaan bisnisnya. Ia dan keluarganya telah menggunakan emirat tersebut untuk menyelundupkan emas dalam jumlah besar yang diambil dari tambang-tambang di Darfur yang berada di bawah kendali pasukannya.
Sumber : Middle East Eye