Menteri Pertahanan Somalia, Ahmad Mualim
Pesawat Bantuan UEA Untuk RSF Diduga Terbang dari Somalia
Laporan Oleh: Rayhan Uddin dan Bashir Mohamed Caato
rezaervani.com – 6 November 2025 – Investigasi Middle East Eye tentang penggunaan pangkalan pelabuhan Puntland oleh UEA untuk membantu Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Sudan memunculkan pertanyaan besar dalam politik Somalia. Hal ini juga semakin menguatkan laporan adalah Bantuan UEA untuk RSF, termasuk terkait Genosida yang terjadi di Al-Fasyir
Menteri Pertahanan Somalia mengakui bahwa pesawat-pesawat angkut yang membawa muatan tak diungkapkan telah terbang antara bandara Bosaso dan wilayah barat Sudan, setelah laporan Middle East Eye (MEE) pekan lalu mengungkap penggunaan pesawat tersebut oleh Uni Emirat Arab (UEA) untuk membantu pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) di Sudan.
Pada 31 Oktober, MEE melaporkan bahwa sejumlah barang logistik berat yang tidak diungkapkan telah dibongkar di bandara Bosaso, negara bagian Puntland, Somalia, sebelum dimuat ke pesawat lain.
Seorang komandan senior Puntland di bandara Bosaso mengatakan kepada MEE bahwa kargo tersebut ditujukan untuk RSF di Sudan, melalui negara-negara tetangga.
RSF, yang berperang melawan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) sejak April 2023, telah dituduh melakukan genosida. Sejumlah penyintas dari serangan RSF di kota al-Fasyir, Darfur Utara, mengatakan kepada MEE pekan ini bahwa para pejuang paramiliter itu memperkosa, membunuh, dan menyerang warga sipil.
Pada Rabu, Menteri Pertahanan Somalia Ahmed Moallim Fiqi ditanya tentang laporan MEE yang juga mengungkap penggunaan Bosaso oleh tentara bayaran asal Kolombia yang bertempur di pihak RSF.
“Benar — dan saya akui di hadapan senat dan publik — bahwa pesawat-pesawat telah terbang dari Bosaso, Somalia, ke Chad, Niger, dan bahkan Sudan barat, mengirimkan logistik yang tidak diungkapkan,” kata Fiqi di hadapan para anggota parlemen.
“Kami juga menerima laporan yang menuduh adanya tentara bayaran Kolombia yang diterbangkan dari Bosaso, meskipun kami belum dapat memverifikasinya.”
MEE memperoleh foto eksklusif yang menunjukkan sejumlah orang Kolombia turun dari pesawat di bandara Bosaso dan menuju ke sebuah kamp terdekat yang menampung tentara bayaran dari negara tersebut.
Para personel Kolombia itu tiba di Bosaso dengan penerbangan komersial internasional, transit hampir setiap hari sebelum melanjutkan ke Sudan, di mana mereka bertempur bersama RSF.

Peran UEA di Somalia
Menurut data pelacakan penerbangan, citra satelit, sejumlah sumber lokal, serta diplomat Amerika dan kawasan, asal pesawat-pesawat dan kargonya adalah Uni Emirat Arab.
Selama beberapa tahun, UEA telah mendanai pasukan keamanan regional Puntland.
Puntland adalah wilayah semi-otonom di Somalia. Seperti Somaliland — yang telah memproklamasikan kemerdekaan tetapi belum diakui secara internasional — Puntland juga memiliki hubungan erat dengan Abu Dhabi.
Sejumlah senator membela presiden negara bagian Puntland, Said Abdullahi Deni, atas dugaan keterlibatannya dalam perang Sudan.
Fiqi menanggapi dengan mengatakan bahwa para legislator tidak boleh “memainkan politik dan membutakan mata terhadap penderitaan rakyat Sudan dengan membela pihak lain.”
Mantan Menteri Luar Negeri Somalia, Abdisaid Muse Ali, menulis kolom pada Jumat yang menuduh Somalia turut terlibat dalam genosida di Sudan.
“Berdasarkan laporan intelijen Amerika Serikat yang menyatakan bahwa UEA telah memasok RSF di Sudan dengan senjata, termasuk drone bersenjata buatan Tiongkok, titik transit Bosaso menjadi mustahil untuk diabaikan,” tulisnya.
“Itu menandai wilayah Somalia sebagai bagian dari jaringan rahasia yang menopang milisi yang dituduh melakukan genosida.”
Pemerintah pusat di Mogadishu memang mengendalikan wilayah udara Somalia dan mengizinkan semua penerbangan masuk, tetapi tidak memiliki kewenangan atas pelabuhan dan bandara Bosaso.
Meski hubungan antara Presiden Somalia Hassan Sheikh dan penguasa UEA Mohammed bin Zayed tergolong tegang, pemerintah di Mogadishu belum secara terbuka menegur Abu Dhabi atas aktivitas militernya di Puntland.
Ali, mantan menlu, menegaskan bahwa pemerintah federal harus bertanggung jawab atas dugaan keterlibatan ini.
“Diamnya pemerintah federal memperburuk kerusakan. Jika izin penerbangan memang dikeluarkan dari Mogadishu, maka pusat tidak bisa menyalahkan daerah,” tulisnya.
“Sebuah negara yang membiarkan aktor asing menggunakan wilayah udaranya untuk tujuan yang tidak dia kendalikan atau verifikasi, kehilangan posisi moral dan pengaruh strategis — serta legitimasi yang menjadi dasar kewenangannya.”
Laporan MEE tentang keterlibatan Somalia dalam perang Sudan telah memicu perdebatan besar di media dan dunia maya. Berita itu diangkat oleh sejumlah media Somalia, serta media Ethiopia dan Kenya.
Sheikh Ali Wajis, seorang ulama terkemuka di Mogadishu, tampil di siaran langsung televisi tak lama setelah laporan itu dirilis, menuduh UEA dan Puntland menggunakan Bosaso serta menyeret rakyat Somalia ke dalam perang Sudan.
Mantan anggota parlemen Somalia lainnya, Mohamed Omar Dalha, juga memperingatkan melalui siaran langsung tentang penggunaan Bosaso sebagai pusat operasi dalam perang Sudan.
Banyak warga Sudan di media sosial menyoroti bahwa negara mereka dulu berdiri di sisi rakyat Somalia selama perang saudara, termasuk dengan bantuan kemanusiaan, ekonomi, dan pendidikan.
Sudan bahkan telah memberikan beasiswa bagi pelajar Somalia selama konflik, termasuk kepada Menteri Pertahanan Fiqi sendiri.
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Somalia menerima Duta Besar Sudan untuk membahas perang tersebut, khususnya situasi di al-Fasyir. Belum jelas apakah penggunaan Bosaso dibicarakan dalam pertemuan itu.
Sumber : Middle East Eye