Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Agama Jawa - Detail Buku
Halaman Ke : 20
Jumlah yang dimuat : 577
« Sebelumnya Halaman 20 dari 577 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text
Belum ada teks Arab untuk halaman ini.
Bahasa Indonesia Translation

ketika kita membelinya). Atau dengan dua rupiah sehari (dan modal beberapa ratus rupiah) kita bisa menjadi salah seorang aristokrat pasar dengan kios milik sendiri seluas tiga meter, menjual tekstil impor dan dalam negeri dengan harga lebih tinggi dari nilai sebenarnya, karena kita bisa membujuk seorang petani yang tak waspada untuk membelinya. Untuk orang Jawa di Mojokuto, baik penjual maupun pembeli, pasar adalah model kehidupan perdagangan yang sebenarnya, sumber dari hampir semua gagasan mereka tentang apa yang mungkin dan pantas dalam tingkahlaku ekonomi. Disamping perdagangan kecil, tiga kegiatan lain di luar pertanian yang memainkan peran penting dalam sektor ekonomi orang Jawa: tenaga kerja kasar tanpa keahlian, kerja pertukangan dan perbaikan yang mandiri serta kerja kantoran kerah-putih. Buruh kasar, kalau mendapatkan pekerjaan, bisa dipekerjakan oleh orang Cina dalam penggilingan padi, tempat-tempat penjualan kayu atau perusahaan lain mereka: oleh pemerintah untuk memperbaiki jalan. membangun bendungan pengairan, atau menyapu jalan: atau oleh salahsatu industri kerajinan tangan orang Jawa yang tersebar di sana-sini dengan ciri “sekarang di sini, besok pindah lagi". Banyak yang bekerja di jalan kereta api berukuran sempit yang dilewati empat kercta penumpang berukuran pendek setiap harinya, untuk dihubungkan dengan jalur induk Surabaya, sekitar 24 kilometer di sebelah utara Mojokuto. Banyak juga yang menjadi pembantu orang-orang yang lebih kaya di kota, meskipun kepergian Belanda jelas mengurangi kesempatan kerja di bidang ini. Para tukdhg yang mandiri—tukang kayu, sopir, tukang batu, pandai besi, tukang jam, tukang cukur, penjahit—tersebar secara tak merata di seluruh kota, karena mereka umumnya bekerja di rumah mereka sondiri, menerima pekerjaan yang sesekali datang dan beralih dengan gelisah ke pekerjaan tanpa keahlian apabila dipaksa oleh tekanan ekonomi. Pegawai kantor, guru serta pejabat pemerintah merupakan elitc sosial dan intelektual di Mojokuto, pewaris tradisi politik dimana kemampuan baca-tulis hanya terbatas pada kelas bangsawan yang bersifat turun-temurun serta dilahirkan untuk memerintah dan karenanya, memperoleh kehormatan. Banyak tanda kasta lama dari para literati yang kini nyaris lenyap—payung-payung berwarna-warni sebagai lambang kepangkatan, tindakan bungkuk orang bawahan untuk menyentuh lutut atasan yang berdiri, pengumuman tentang keturunan dengan penggunaan gelar keraton, sikap malu-malu dan gagap petani di


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 20 dari 577 Berikutnya » Daftar Isi