Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Agama Jawa - Detail Buku
Halaman Ke : 43
Jumlah yang dimuat : 577
« Sebelumnya Halaman 43 dari 577 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text
Belum ada teks Arab untuk halaman ini.
Bahasa Indonesia Translation

menjejalkan padi di bawah sayapnya dan pergi kembali ke pemiliknya. Ia kemudian mengibaskan sayapnya dan padi itu pun berjatuhan di lumbung pemiliknya. Orang-orang yang dituduh mempunyai tuyul masuk dengan mudah ke dalam satu tipe sosial. Mereka selalu kaya, seringkali secara mendadak dan biasanya (tetapi tidak selalu) kikir: berpakaian buruk, mandi di kali bersama-sama kuli yang miskin, tidak makan nasi, tetapi jagung dan ubi—yang merupakan menu orang miskin—sementara rumah mereka (konon) selalu dipenuhi dengan emas. Begitu pula, mereka sering tampak menyimpang secara sosial. Mereka berbicara keras- keras, agresif, kurang beradat, berpakaian kedodoran dan mempunyai kebiasaan yang kurang bersifat Jawa, yaitu mengatakan secara spontan apa saja yang ada dalam benak mereka tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Saudagar perempuan yang dibicarakan tadi termasuk dalam jenis ini. Sebelum perang, kata seorang informan (pria), ia selalu tenang dan pendiam seperti umumnya perempuan, tetapi setelah mendadak jadi kaya, ia bertingkah seperti binatang buas. Salah seorang pemilik tuyul yang terkenal di daerah Mojokuto adalah haji tua yang tinggal di sebuah desa beberapa kilometer di sebelah timur kota. Sebagai orang yang paling kaya, ia pun paling kikir. la memperoleh tuyul-tuyul-nya melalui perjanjian biasa—berjanji akan menyerahkan empat orang mati setiap tahun kepada makhluk halus itu. la mencari korbannya di mana saja: ia bahkan pernah mencarinya ke Mekkah. Celakanya, setelah bertahun-tahun berbuat demikian, baru pada 1951, halini diketahui orang lain—yang juga merupakan semacam pedagang ilmu ghaib—yang lalu mengembangkan magi tandingan melawan haji itu. la mengumpulkan 33 orang murid dan mengajarkan teknik-teknik magi yang khusus untuk mengalahkan tuyul-tuyul. Pada suatu Jum'at tengah malam, murid-muridnya menyerang tuyul-tuyul Pak Haji, tetapi yang disebut terakhir ini lalu memanggil balabantuan makhluk-makhluk halus dari berbagai reruntuhan. Para murid itu mengenakan kacamata hitam agar bisa melihat makhluk-makhluk halus dan menggunakan lampu senter sebagai senjata: karena dimana ada cahaya, di sana tak akan ada makhluk halus macam apa pun. Tuyul- tuyul itu melepaskan senjata cakra (sebuah senjata sakti berbentuk lingkaran, yang dalam Mahabhrata digunakan oleh Krishna) tetapi tidak membunuh para murid itu. Walaupun pertempuran itu sengit, keempat korban itu tidak berhasil direbut. Kata orang, sampai sekarang, pertem-


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 43 dari 577 Berikutnya » Daftar Isi