Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
معنى كونه في السماء:
وليس المراد بأنه في السماء أنّ جرم السماء يحتويه - سبحانه وتعالى عن ذلك - بل المراد بالسماء العلو والفوقية، فقد وصف نفسه - سبحانه - بأنه الأعلى (سبّح اسم ربّك الأعلى) الأعلى: ١ ، وبأنه العلي العظيم: (وسع كرسيُّه السَّماوات والأرض ولا يَؤُودُهُ حفظهما وهو الْعَلِيُّ العظيم) البقرة: ٢٥٥ .
وأخبر تعالى أنّه فوق عباده: (يخافون ربَّهم من فوقهم) النحل: ٥٠ ، (وهو القاهر فوق عباده) الأنعام: ١٨ وفي تمجيد الرسول صلى الله عليه وسلم لربّه في دعائه يقول: (وأنت الظاهر فليس فوقك شيء) . (١)
وكانت زينب تفخر على زوجات الرسول صلى الله عليه وسلم وتقول: (زوجكن أهاليكن وزوّجني الله من فوق سبع سموات) . (٢)
ولا يمكن لمسلم يفقه عقيدته حق الفقه أن يظن أنّ الله في السماء بمعنى أنّ السماء تحويه، وأنّه في جرم السماء، تعالى الله عن ذلك علواً كبيراً، كيف والسماوات ليس بشيء بالنسبة إليه سبحانه (والسَّماوات مطويَّات بيمينه) الزمر: ٦٧ ، (يوم نطوي السَّماء كَطَيِّ السِّجِلِّ للكتب) الأنبياء: ١٠٤ .
(١) رواه مسلم في صحيحه: ٤/٢٠٨٤، ورقمه: ٢٧١٣.
(٢) صحيح سنن الترمذي: ٣/٩٢، ورقمه: ٢٥٦٦.
Yang dimaksud dengan Allah ﷻ “di langit” bukanlah bahwa langit secara fisik meliputi-Nya atau Dia berada di dalam jasad langit. Mahasuci Allah dari hal itu dengan ketinggian yang agung. Akan tetapi, yang dimaksud dengan langit adalah ketinggian dan keagungan, karena Allah menyifati diri-Nya sebagai Yang Maha Tinggi.
﴿سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى﴾
“Bertasbihlah dengan menyebut nama Rabbmu Yang Mahatinggi.” (Surah Al-A‘la: 1)
﴿وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ﴾
“Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dia Mahatinggi lagi Mahaagung.” (Surah Al-Baqarah: 255)
Allah ﷻ juga mengabarkan bahwa Dia berada di atas hamba-hamba-Nya:
﴿يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ﴾
“Mereka takut kepada Rabb mereka yang di atas mereka.” (Surah An-Nahl: 50)
﴿وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ﴾
“Dan Dia Maha Kuasa di atas hamba-hamba-Nya.” (Surah Al-An‘am: 18)
Rasulullah ﷺ juga memuji Rabb-nya dalam doa beliau dengan mengatakan: “Engkaulah Yang Zhahir (Yang Maha Tinggi), maka tidak ada sesuatu pun di atas-Mu.”
Zainab radhiyallahu ‘anha membanggakan dirinya di hadapan istri-istri Nabi ﷺ yang lain dengan berkata: “Keluarga kalian yang menikahkan kalian, sedangkan Allah yang menikahkanku dari atas tujuh lapis langit.”
Maka tidak mungkin seorang Muslim yang memahami aqidahnya dengan benar berkeyakinan bahwa Allah berada di dalam jasad langit atau diliputi oleh langit. Mahatinggi Allah dari hal itu. Bagaimana mungkin, sementara langit sendiri sangat kecil di hadapan-Nya, sebagaimana firman-Nya:
﴿وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ﴾
“Dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.” (Surah Az-Zumar: 67)
﴿يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ﴾
“(Ingatlah) hari ketika Kami gulung langit sebagaimana menggulung lembaran-lembaran tulisan.” (Surah Al-Anbiya: 104)