Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
وجاء في ثناء الرسول على ربه سبحانه (لا أحصي ثناء عليك أنت كما أثنيت على نفسك) (٢) . والإشكال في هذا الحديث أنّه يدلّ على أنّ من أسماء الله تعالى أسماء لم ينزلها في كتابه، بل اختص بها بعض عباده، أو اختص بها نفسه، فلم يعرّفها أحداً من خلقه، بينما حديث أبي هريرة يدلّ على أن أسماء الله التسعة والتسعين كلها منزلة معروفة بدلالة قوله (من أحصاها) ، فالإحصاء لها لا يمكن ما لم تكن منزلة معروفة معلومة، ومن هذا ينتج أنّ ما استأثر الله بعلمه أو اختص به بعض خلقه غير التسعة والتسعين.
والحق الذي ينبغي أن يصار إليه أنّ عدد الأسماء التي عرّفنا الله إياها في كتابه، أو ذكرها رسوله صلى الله عليه وسلم، تسعة وتسعون لا تزيد، لنصّ الرسول صلى الله عليه وسلم على هذا العدد، ولقوله: (مَنْ أحصاها) ، وأنّ ما زاد على هذه التسعة والتسعين فهو مما لا نعرفه، لأنّه من مكنون علم الله أو مما اختص الله به بعض خلقه، وإلا فما فائدة تحديد عدد أسماء الله بتسعة وتسعين؟!
٢- تحديد أسماء الله الحسنى
أخبر الرسول صلى الله عليه وسلم أنّ أسماء الله تعالى المنزلة التي يمكننا معرفتها وإحصاؤها تسعة وتسعون اسماً.
ولم يرد حديث صحيح يسرد هذه الأسماء سرداً لا يترك مجالاً للخلاف في تحديدها، بل وردت هذه الأسماء متفرقة في كتاب الله وفي سنة رسوله صلى الله عليه وسلم، تذكر الآية الاسم والاسمين أو أكثر، أو تختم الآية بواحد أو أكثر، وقد تسرد الآيات جملة من هذه الأسماء.
وقد عني العلماء بجمع أسماء الله من كتاب الله وسنة رسوله صلى الله عليه وسلم كما عنوا بتفسيرها وشرحها.
(١) صحيح مسلم: ١/٣٥٣، ورقمه: ٤٨٦.
Dan dalam pujian Rasulullah ﷺ kepada Rabb-nya, beliau bersabda:
«لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ»
“Aku tidak mampu menghitung pujian untuk-Mu. Engkau sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.” (HR. Muslim)
Kesulitan yang muncul dari hadits ini adalah bahwa ia menunjukkan adanya nama-nama Allah ﷻ yang tidak Dia turunkan dalam Kitab-Nya, melainkan Dia khususkan bagi sebagian hamba-Nya, atau Dia simpan bagi diri-Nya sendiri sehingga tidak seorang pun dari makhluk-Nya mengetahuinya. Sementara hadits Abu Hurairah menunjukkan bahwa kesembilan puluh sembilan nama Allah semuanya diturunkan dan diketahui, sebagaimana ditunjukkan dengan sabda beliau: “Barang siapa menghafalnya.” Dan penghafalan itu tidak mungkin dilakukan kecuali terhadap nama-nama yang memang diturunkan dan diketahui. Dari sini dapat disimpulkan bahwa nama-nama yang Allah simpan dalam ilmu ghaib-Nya atau yang dikhususkan bagi sebagian hamba-Nya bukanlah bagian dari sembilan puluh sembilan nama tersebut.
Kebenaran yang seharusnya kita pegang adalah bahwa jumlah nama yang Allah perkenalkan kepada kita dalam Kitab-Nya atau melalui Rasul-Nya ﷺ adalah sembilan puluh sembilan, tidak lebih. Karena Nabi ﷺ telah menegaskan jumlah itu secara pasti, dan beliau bersabda: “Barang siapa menghafalnya.” Adapun selebihnya dari sembilan puluh sembilan itu, maka ia termasuk dari ilmu ghaib Allah yang tersembunyi atau yang Allah khususkan kepada sebagian makhluk-Nya. Kalau tidak demikian, apa manfaat penetapan jumlah nama Allah dengan angka sembilan puluh sembilan?
Rasulullah ﷺ telah memberitakan bahwa nama-nama Allah ﷻ yang diturunkan dan dapat kita ketahui serta kita hafalkan berjumlah sembilan puluh sembilan nama.
Namun, tidak ada satu hadits shahih pun yang menyebutkan nama-nama tersebut secara lengkap dalam satu rangkaian sehingga tidak menyisakan ruang bagi perbedaan pendapat dalam penetapannya. Akan tetapi, nama-nama itu datang secara terpisah dalam Kitab Allah dan dalam Sunnah Rasul-Nya ﷺ. Ada ayat yang menyebut satu nama atau dua nama, ada pula yang menutup ayat dengan satu nama atau lebih, bahkan ada juga ayat yang menyebutkan sejumlah nama sekaligus.
Para ulama pun memberikan perhatian besar dalam mengumpulkan nama-nama Allah dari Kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya ﷺ, sebagaimana mereka juga menaruh perhatian dalam menafsirkan dan menjelaskan makna nama-nama tersebut.