Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
وعلى ذلك فهل المتبادر من آيات الصفات من نحو قوله: (يد الله فوق أيديهم) الفتح: ١٠ وما جرى مجرى ذلك هو مشابهة الخلق، حتى يجب علينا أن نؤول ونصرف اللفظ عن ظاهره؟ أو ظاهرها المتبادر منها تنزيه رب السماوات حتى يجب علينا أن نقره على الظاهر من التنزيه، والجواب: أن كل وصف أسند إلى رب السماوات والأرض، فظاهره المتبادر منه عند كل مسلم هو التنزيه الكامل عن مشابهة الخلق.
فإقراره على ظاهره هو الحق، وهو تنزيه رب السماوات والأرض عن مشابهة الخلق في شيء من صفاته. فهل ينكر عاقل أن المتبادر للأذهان السليمة أن الخالق ينافي المخلوق في ذاته وسائر صفاته. لا والله لا يعارض في هذا إلا مكابر.
Berdasarkan hal itu, apakah yang terlintas pertama kali dari ayat-ayat sifat, seperti firman-Nya:
﴿يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ﴾
“Tangan Allah berada di atas tangan mereka.” (Surah Al-Fath: 10)
dan ayat-ayat lain yang serupa dengannya adalah penyerupaan dengan makhluk, sehingga kita wajib menakwil dan memalingkan lafaz dari zahirnya? Ataukah yang dimaksud dengan zahir ayat-ayat tersebut adalah pensucian Tuhan langit dan bumi, sehingga kita wajib menetapkan zahirnya dalam makna pensucian? Jawabannya adalah: setiap sifat yang disandarkan kepada Rabb langit dan bumi, maka makna zahir yang langsung terlintas pada setiap muslim adalah pensucian-Nya yang sempurna dari penyerupaan dengan makhluk.
Karena itu, menetapkan sifat-sifat tersebut sesuai dengan zahirnya adalah kebenaran, yaitu mensucikan Tuhan langit dan bumi dari penyerupaan dengan makhluk dalam sifat apa pun. Adakah seorang yang berakal sehat mengingkari bahwa yang langsung terlintas pada pikiran yang lurus adalah bahwa Sang Pencipta berbeda dengan makhluk dalam dzat dan seluruh sifat-sifat-Nya? Demi Allah, tidak ada yang menentang hal ini kecuali orang yang keras kepala.