Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1 (Pengantar dan Al Fatihah) - Detail Buku
Halaman Ke : 113
Jumlah yang dimuat : 116
« Sebelumnya Halaman 113 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text
Belum ada teks Arab untuk halaman ini.
Bahasa Indonesia Translation

Pendahuluan

Surat yang kedua ini bernama Surat “al-Baqarah” yang berarti lembu betina, karena ada kisah tentang Bani Israil disuruh oleh Nabi Musa mencari seekor lembu betina akan disembelih, yang tersebut pada ayat 67 sampai 74. Adapun nama Surat-surat al-Quran bukanlah sebagai judul dari satu rencana atau nama dari satu buku yang menerangkan suatu hal yang khas, hanyalah sebagai tanda belaka dari Surat yang dinamai itu, dan bukan karena nama itu lebih penting dari yang lain yang diuraikan di dalamnya, karena semuanya penting. Yang menentukan nama-nama ini adalah Rasulullah s.a.w. sendiri dengan petunjuk Jibril a.s.

Surat al-Baqarah adalah Surat yang paling panjang dari antara 114 Surat dalam al-Quran, mengandung 286 ayat yang panjang-panjang, mengandung 2 juz’ berlebih sepertiga dari al-Quran. Diturunkan di Madinah.

Untuk meresapkan perasaan membaca Surat al-Baqarah ini hendaklah kita ingat bahwa sebagian besar daripada ayatnya diturunkan pada mula-mula Rasulullah s.a.w. pindah (hijrah) ke Madinah. Mula-mula mendirikan masyarakat Islam setelah 13 tahun menegakkan akidah di Makkah, dan mendapat tantangan hebat dari kaum Quraisy. Sekarang telah dapat menegakkan cita dengan bebas, karena kesediaan kaum Anshar menyumbut Iman dan menyambut Rasul. Maka mulailah dari hari pertama beliau datang ke Madinah, nama negeri itu ditukar dari nama lama Yatsrib atau Thabah menjadi Madinatun Nabi atau lebih tegas lagi Madinatur-Rasul, Kota Utusan Tuhan.

Secara berfikir kenegaraan modern, dengan pergantian nama negeri dari Yatsrib kepada Madinah itu, memfulkanlah bahwa suatu kekuasaan telah berdiri, hanya tinggal menunggu pengakuan. Dan pada pula hal ini kita persambungan dengan syari‘at atau perjanjian segala beliau kirimkan ke luar kota Madinah, untuk menjaga dan mengawasi kalau-kalau ada serangan musuh.

Bersamaan dengan penukaran nama negeri itu, didirikan pula sebuah mesjid. Dari mesjid itu diatur ibadat dan mu‘amalat dan diputuskan hukum-hukum dan diterima tamu-tamu dari luar negeri dan diatur siasat perang dan damai.

Meskipun telah terlepas daripada tantangan kaum musyrikin Quraisy yang di Makkah, dan meskipun telah dapat menyusun kekuatan Islam dan melancarkan hukumnya, di Madinah mulailah berhadapan dengan kaum Yahudi, yang dalam waktu setahun itu sekali saja beratus tahun, setelah terjadi berkali-kali pengusiran raja-raja Romawi dan raja-raja dari Palestina. Mereka adalah kaum besar yang lebih tinggi dari penduduk Arab asli yang tinggal di negeri itu, yang umumnya dari perserikatan Aus dan Khazraj, sebab mereka memeluk agama Tauhid, mempunyai Kitab Taurat dan keterangan berpuluh kali dalam al-Quran bahwa kepada orang-orang Arab penduduk asli itu kerap mereka membanggakan keunggulan mereka. Oleh sebab itu di masa itu sudah mulai ada perasaan bagi mereka bahwa mereka adalah umat pilihan Tuhan. Pernah juga mereka...


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 113 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi