Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1 (Pengantar dan Al Fatihah) - Detail Buku
Halaman Ke : 116
Jumlah yang dimuat : 116
« Sebelumnya Halaman 116 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text
Belum ada teks Arab untuk halaman ini.
Bahasa Indonesia Translation

Inilah azab dunia yang besar bagi pemuka-pemuka kafir yang menentang itu. Tentu akan mereka terima juga azab di akhirat yang lebih besar.

Sekarang kita umat pengikut dan penjunung tinggi cita Muhammad, dapatlah mengambil pelajaran dari kedua ayat ini. Apabila cita Muhammad yang sejati ditegakkan, kita pun akan berjumpa pertentangan dengan kekufuran yang demikian. Hati mereka menerima kebenaran itu, tetapi mereka timbuni, mereka sembunyikan, laksana peladang menugalkan biji jagung ke tanah tadi, sesudah mereka masukkan ke dalam lobang itu, mereka timbuni dari atas. Tetapi jagung akan tumbuh juga kecuali kalau telah mendapat cap sebagai yang disebutkan Tuhan dalam wahyu itu. Umpama jagung yang sudah direbus.

Atau dengan tidak kita sadari, kita mengakui diri orang Islam. Al-Quran kita baca dan kita lagukan dengan tajwid yang baik, tetapi isinya tidak kita fahamkan dengan seksama. Lalu datang orang menyerukan kebenaran, supaya kita benar-benar kembali kepada ajaran Rasul. Hati kecil mengakui kebenaran itu, tetapi ditolak dengan keras karena diri tersinggung, karena dengki, karena merasa “dilintasi”; apakah kita akan beroleh bahaya besar pula? Yaitu dicap hati kita oleh Tuhan dan diselubungi mata kita, sehingga kebenaran tidak nampak lagi?

Agama Islam telah kita terima dalam keseluruhannya dan telah kita namai dia agama kita. Ada di antara orang Islam yang marah dan merasa dihina kalau dikatakan dia kafir. Tetapi amal Islam tidak dikerjakannya, dan jika diajak kepada ajaran Islam dia marah. Apakah ini akan dapat murka Tuhan pula dengan dicap hati dan pendengarannya? Dan penglihatannya ditutup dan diselubungi?

Islam hanya bisa hidup karena selalu adanya da‘wah. Islam hanya bisa hidup kalau ahli-ahli fikirnya selalu menggali rahasianya buat dijalankan. Dia tidak boleh dibiarkan membeku (jumud). Kalau telah jumud dia berarti mati. Maka orang yang menghidupkannya kembali akan bertemu dalam rintangan besar, yaitu kekufuran dari orang yang mengakui dirinya Islam sendiri. Namun, sebagai juga kedua ayat ini diperingatkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. bukan buat beliau putusasa, melainkan supaya bekerja lebih giat. Maka bagi penyambung waris Muhammad, ayat inipun bukan menyebabkan putusasa, tetapi buat pendorong semangat. Dan jangan pula salah menafsirkan, lalu berkata bahwa kalau sudah dicap Allah hati mereka, buat apa lagi da‘wah? Padahal datangnya cap ialah sesudah sikap mereka yang tidak mau percaya. Bukan cap terlebuh dahulu, melainkan pertentangan mereka lah yang terlebih dahulu terjadi.

Sesudah kita ketahui tentang keadaan si kafir yang dimaksud mula-mula oleh ayat tadi, patut juga kita ketahui siapa yang dikatakan kafir menurut hukum agama.

Yang dikatakan kafir ialah orang-orang yang tidak mau percaya kepada adanya Allah. Atau percaya juga dia bahwa Allah ada, tetapi tidak dipercayainya akan keesaanNya, dipersekutukannya yang lain itu dengan Allah. Atau tidak percaya akan kedatangan Rasul-rasul dan Nabi-nabi Allah dan tidak percaya akan kehidupan Hari Akhirat. Tidak percaya akan adanya syurga dan neraka.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 116 dari 116 Berikutnya » Daftar Isi