Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Al-Quran mula diturunkan ialah kepada bangsa Arab dalam bahasa Arab. Di zaman turunnya, bangsa Arab dalam hal perkembangan bahasa telah sampai kepada tingkat yang tinggi sekali, terutama dalam sastra, baik puisi ataupun prosa (manzhum dan mantsur). Syair yang lulus di dalam sayembara bersyair telah digantungkan di dinding Ka‘bah, dihormati dan dimuliakan, karena dipandang puncak keindahan bahasa. Tetapi setelah al-Quran turun, diatasnya segala perkembangan sastra itu, bahkan dibuatnya lemah bangsa Arab, ahli-ahli sastranya buat mendatangkan susunan kata dan arti yang seperti itu. Malahan al-Quran menantang, siapakah di antara mereka yang sanggup membuat agak satu Suratpun yang sama mutunya dengan al-Quran.* Ayat-ayat itu berisi tantangan yang tegas kepada ahli-ahli sastra dan bahasa Arab itu, kalau sanggup, cobalah kemukakan pula barang satu Surat sebagai bandingan dan gandingan. Maka di ayat 24 Surat al-Baqarah dinyatakan dengan tegas bahwa mereka tidak akan sanggup membuatnya, walaupun bagaimana mereka usahakan. Dan ternyata mereka tidak sanggup, sampai kepada zaman kita inipun tidak sanggup, meskipun tidak juga mau percaya mereka yang kafir, karena kafirnya.
Tidak dikenal di dalam sejarah zaman lampau bahwa ada mereka yang sanggup. Ada juga yang mencoba, tetapi gagal. Para ulama ahli bahasa dan agama telah bersepakat, makanya mereka tidak sanggup ialah karena al-Quran itu sendiri memang mu’jizat, memang tidak dapat diatasi, atau disamai. Baik dalam susun katanya, atau dalam pilihan tiap-tiap kata dan hubungannya dengan yang lain, ataupun sampai kepada makna yang terkandung di dalamnya. Bertambah tinggi ilmu orang, sampai kepada zaman sekarang, di dalam bahasa Arab, dari segi seni bahasa dan sastra, yang telah tersusun menjadi Balaghah, Fashahah, ilmu balaghah, ilmu bayan, ilmu ma’ani dan badi’ bertambah terasa letak al-Quran itu tetap di atas dari apa yang dapat dicapai oleh kesanggupan manusia.
Suatu waktu diterjemahkan oranglah kitab “Veda” dari Hindu ke dalam bahasa Arab. Dalam kalangan penganut Hinduisme itu ada satu pendapat bahwa kitab Veda pegangan mereka itu bisa juga ditiru susunannya oleh manusia, tetapi manusia tidak mau menirunya lantaran menjaga kesuciannya.
id) oleh admin pada 23 September 2025 - 23:21:52.Al-Quran mula diturunkan ialah kepada bangsa Arab dalam bahasa Arab. Di zaman turunnya, bangsa Arab dalam hal perkembangan bahasa telah sampai kepada tingkat yang tinggi sekali, terutama dalam sastra, baik puisi ataupun prosa (manzhum dan mantsur). Syair yang lulus di dalam sayembara bersyair telah digantungkan di dinding Ka‘bah, dihormati dan dimuliakan, karena dipandang puncak keindahan bahasa. Tetapi setelah al-Quran turun, diatasnya segala perkembangan sastra itu, bahkan dibuatnya lemah bangsa Arab, ahli-ahli sastranya buat mendatangkan susunan kata dan arti yang seperti itu. Malahan al-Quran menantang, siapakah di antara mereka yang sanggup membuat agak satu Suratpun yang sama mutunya dengan al-Quran.* Ayat-ayat itu berisi tantangan yang tegas kepada ahli-ahli sastra dan bahasa Arab itu, kalau sanggup, cobalah kemukakan pula barang satu Surat sebagai bandingan dan gandingan. Maka di ayat 24 Surat al-Baqarah dinyatakan dengan tegas bahwa mereka tidak akan sanggup membuatnya, walaupun bagaimana mereka usahakan. Dan ternyata mereka tidak sanggup, sampai kepada zaman kita inipun tidak sanggup, meskipun tidak juga mau percaya mereka yang kafir, karena kafirnya.
Tidak dikenal di dalam sejarah zaman lampau bahwa ada mereka yang sanggup. Ada juga yang mencoba, tetapi gagal. Para ulama ahli bahasa dan agama telah bersepakat, makanya mereka tidak sanggup ialah karena al-Quran itu sendiri memang mu’jizat, memang tidak dapat diatasi, atau disamai. Baik dalam susun katanya, atau dalam pilihan tiap-tiap kata dan hubungannya dengan yang lain, ataupun sampai kepada makna yang terkandung di dalamnya. Bertambah tinggi ilmu orang, sampai kepada zaman sekarang, di dalam bahasa Arab, dari segi seni bahasa dan sastra, yang telah tersusun menjadi Balaghah, Fashahah, ilmu balaghah, ilmu bayan, ilmu ma’ani dan badi’ bertambah terasa letak al-Quran itu tetap di atas dari apa yang dapat dicapai oleh kesanggupan manusia.
Suatu waktu diterjemahkan oranglah kitab “Veda” dari Hindu ke dalam bahasa Arab. Dalam kalangan penganut Hinduisme itu ada satu pendapat bahwa kitab Veda pegangan mereka itu bisa juga ditiru susunannya oleh manusia, tetapi manusia tidak mau menirunya lantaran menjaga kesuciannya.
| ID | Waktu | Bahasa | Penerjemah | Status | Aksi |
|---|---|---|---|---|---|
| #14 | 23 Sep 2025, 23:21:52 | id | admin | Tervalidasi | — |
Isi Mu’jizat Al-QuranAl-Quran mula diturunkan ialah kepada bangsa Arab dalam bahasa Arab. Di zaman turunnya, bangsa Arab dalam hal perkembangan bahasa telah sampai kepada tingkat yang tinggi sekali, terutama dalam sastra, baik puisi ataupun prosa (manzhum dan mantsur). Syair yang lulus di dalam sayembara bersyair telah digantungkan di dinding Ka‘bah, dihormati dan dimuliakan, karena dipandang puncak keindahan bahasa. Tetapi setelah al-Quran turun, diatasnya segala perkembangan sastra itu, bahkan dibuatnya lemah bangsa Arab, ahli-ahli sastranya buat mendatangkan susunan kata dan arti yang seperti itu. Malahan al-Quran menantang, siapakah di antara mereka yang sanggup membuat agak satu Suratpun yang sama mutunya dengan al-Quran.* Ayat-ayat itu berisi tantangan yang tegas kepada ahli-ahli sastra dan bahasa Arab itu, kalau sanggup, cobalah kemukakan pula barang satu Surat sebagai bandingan dan gandingan. Maka di ayat 24 Surat al-Baqarah dinyatakan dengan tegas bahwa mereka tidak akan sanggup membuatnya, walaupun bagaimana mereka usahakan. Dan ternyata mereka tidak sanggup, sampai kepada zaman kita inipun tidak sanggup, meskipun tidak juga mau percaya mereka yang kafir, karena kafirnya. Tidak dikenal di dalam sejarah zaman lampau bahwa ada mereka yang sanggup. Ada juga yang mencoba, tetapi gagal. Para ulama ahli bahasa dan agama telah bersepakat, makanya mereka tidak sanggup ialah karena al-Quran itu sendiri memang mu’jizat, memang tidak dapat diatasi, atau disamai. Baik dalam susun katanya, atau dalam pilihan tiap-tiap kata dan hubungannya dengan yang lain, ataupun sampai kepada makna yang terkandung di dalamnya. Bertambah tinggi ilmu orang, sampai kepada zaman sekarang, di dalam bahasa Arab, dari segi seni bahasa dan sastra, yang telah tersusun menjadi Balaghah, Fashahah, ilmu balaghah, ilmu bayan, ilmu ma’ani dan badi’ bertambah terasa letak al-Quran itu tetap di atas dari apa yang dapat dicapai oleh kesanggupan manusia. Suatu waktu diterjemahkan oranglah kitab “Veda” dari Hindu ke dalam bahasa Arab. Dalam kalangan penganut Hinduisme itu ada satu pendapat bahwa kitab Veda pegangan mereka itu bisa juga ditiru susunannya oleh manusia, tetapi manusia tidak mau menirunya lantaran menjaga kesuciannya. Catatan Kaki
| |||||