Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
“Tidaklah (sah) sembahyang bagi siapa yang tidak membaca Fatihatul-Kitab.” (Hadis ini diriwayatkan oleh al-Jama’ah, daripada Ubadah bin as-Shamit)
Dia termasuk satu Surat yang mula-mula turun. Meskipun Iqra’ sebagai lima ayat permulaan dari Surat al-‘Alaq yang terlebih dahulu turun, kemudian itu pangkal Surat Ya Ayyuhal Muddatsir, kemudian itu pangkal Surat Ya Ayyuhal Muzzammil, namun turunnya ayat-ayat itu terpotong-potong. Tidak satu Surat lengkap. Maka al-Fatihah sebagai Surat yang terdiri dari tujuh ayat, ialah Surat lengkap yang mula-mula sekali turun di Makkah.
Di dalam Surat 15 (al-Hijr), ayat 87 ada disebut “Tujuh yang diulang-ulang” (Sab’an minal matsaani). Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud ialah Surat al-Fatihah ini juga, sebab al-Fatihah dengan ketujuh ayatnya inilah yang diulang-ulang tiap-tiap rakaat sembahyang, baik yang fardhu ataupun yang sunnat. Oleh sebab itu maka Sab’ul Matsaani, adalah nama Surat ini juga.
Di dalam Surat 3 (ali-Imran) ayat 7, ada disebut Ummul-Kitab, ibu dari Kitab. Menurut Imam Bukhari di dalam permulaan tafsirnya, yang dinamai Ummul-Kitab itu ialah al-Fatihah ini, sebab dia yang mula ditulis dalam sekalian Mushhaf dan dia yang mulai dibaca di dalam sembahyang. Cuma Ibnu Sirin yang kurang sesuai dengan penamaan demikian. Dia lebih sesuai jika dinamai Fatihatul-Kitab saja. Sebab di dalam Surat 13 (ar-Ra’ad) ayat 39 terang dikatakan bahwa Ummul-Kitab yang sebenarnya ada di sisi Allah.
Tetapi beberapa Ulama lagi tidak keberatan menamainya juga Ummul-Quran, artinya ibu dari seluruh isi al-Quran, karena ada sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda:
هِيَ أُمُّ الْقُرْآنِ وَهِيَ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي
“Dia adalah ibu al-Quran, dan dia adalah Fatihatul-Kitab dan dia adalah tujuh yang diulang-ulang.”
Penulis Tafsir al-Kassyaf menyebutkan lagi namanya yang lain, yaitu al-Kanz (Perbendaharaan), al-Wafiyah (yang melengkapi), al-Hamd (puji-pujian) dan Surat as-Shalah (sembahyang). Dan menurut riwayat as-Tsa’labi dari Sufyan bin Uyaynah, Surat inipun bernama al-Waqiyah (Pemelihara dari kesesatan), sebab dia mencukupi Surat-surat yang lain, sedang Surat-surat yang lain tidak mencukupi kalau belum bertali dengan dia. Tadi dia diberinama al-Perbendaharaan, karena menurut riwayat Ali bin Abu Thalib tadi, dia diturunkan dari Perbendaharaan di bawah Arsy.
id) oleh admin pada 24 September 2025 - 05:08:45.لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
“Tidaklah (sah) sembahyang bagi siapa yang tidak membaca Fatihatul-Kitab.” (Hadis ini diriwayatkan oleh al-Jama’ah, daripada Ubadah bin as-Shamit)
Dia termasuk satu Surat yang mula-mula turun. Meskipun Iqra’ sebagai lima ayat permulaan dari Surat al-‘Alaq yang terlebih dahulu turun, kemudian itu pangkal Surat Ya Ayyuhal Muddatsir, kemudian itu pangkal Surat Ya Ayyuhal Muzzammil, namun turunnya ayat-ayat itu terpotong-potong. Tidak satu Surat lengkap. Maka al-Fatihah sebagai Surat yang terdiri dari tujuh ayat, ialah Surat lengkap yang mula-mula sekali turun di Makkah.
Di dalam Surat 15 (al-Hijr), ayat 87 ada disebut “Tujuh yang diulang-ulang” (Sab’an minal matsaani). Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud ialah Surat al-Fatihah ini juga, sebab al-Fatihah dengan ketujuh ayatnya inilah yang diulang-ulang tiap-tiap rakaat sembahyang, baik yang fardhu ataupun yang sunnat. Oleh sebab itu maka Sab’ul Matsaani, adalah nama Surat ini juga.
Di dalam Surat 3 (ali-Imran) ayat 7, ada disebut Ummul-Kitab, ibu dari Kitab. Menurut Imam Bukhari di dalam permulaan tafsirnya, yang dinamai Ummul-Kitab itu ialah al-Fatihah ini, sebab dia yang mula ditulis dalam sekalian Mushhaf dan dia yang mulai dibaca di dalam sembahyang. Cuma Ibnu Sirin yang kurang sesuai dengan penamaan demikian. Dia lebih sesuai jika dinamai Fatihatul-Kitab saja. Sebab di dalam Surat 13 (ar-Ra’ad) ayat 39 terang dikatakan bahwa Ummul-Kitab yang sebenarnya ada di sisi Allah.
Tetapi beberapa Ulama lagi tidak keberatan menamainya juga Ummul-Quran, artinya ibu dari seluruh isi al-Quran, karena ada sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda:
هِيَ أُمُّ الْقُرْآنِ وَهِيَ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي
“Dia adalah ibu al-Quran, dan dia adalah Fatihatul-Kitab dan dia adalah tujuh yang diulang-ulang.”
Penulis Tafsir al-Kassyaf menyebutkan lagi namanya yang lain, yaitu al-Kanz (Perbendaharaan), al-Wafiyah (yang melengkapi), al-Hamd (puji-pujian) dan Surat as-Shalah (sembahyang). Dan menurut riwayat as-Tsa’labi dari Sufyan bin Uyaynah, Surat inipun bernama al-Waqiyah (Pemelihara dari kesesatan), sebab dia mencukupi Surat-surat yang lain, sedang Surat-surat yang lain tidak mencukupi kalau belum bertali dengan dia. Tadi dia diberinama al-Perbendaharaan, karena menurut riwayat Ali bin Abu Thalib tadi, dia diturunkan dari Perbendaharaan di bawah Arsy.
| ID | Waktu | Bahasa | Penerjemah | Status | Aksi |
|---|---|---|---|---|---|
| #63 | 24 Sep 2025, 05:08:45 | id | admin | Tervalidasi | — |
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ “Tidaklah (sah) sembahyang bagi siapa yang tidak membaca Fatihatul-Kitab.” (Hadis ini diriwayatkan oleh al-Jama’ah, daripada Ubadah bin as-Shamit) Dia termasuk satu Surat yang mula-mula turun. Meskipun Iqra’ sebagai lima ayat permulaan dari Surat al-‘Alaq yang terlebih dahulu turun, kemudian itu pangkal Surat Ya Ayyuhal Muddatsir, kemudian itu pangkal Surat Ya Ayyuhal Muzzammil, namun turunnya ayat-ayat itu terpotong-potong. Tidak satu Surat lengkap. Maka al-Fatihah sebagai Surat yang terdiri dari tujuh ayat, ialah Surat lengkap yang mula-mula sekali turun di Makkah. Di dalam Surat 15 (al-Hijr), ayat 87 ada disebut “Tujuh yang diulang-ulang” (Sab’an minal matsaani). Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud ialah Surat al-Fatihah ini juga, sebab al-Fatihah dengan ketujuh ayatnya inilah yang diulang-ulang tiap-tiap rakaat sembahyang, baik yang fardhu ataupun yang sunnat. Oleh sebab itu maka Sab’ul Matsaani, adalah nama Surat ini juga. Di dalam Surat 3 (ali-Imran) ayat 7, ada disebut Ummul-Kitab, ibu dari Kitab. Menurut Imam Bukhari di dalam permulaan tafsirnya, yang dinamai Ummul-Kitab itu ialah al-Fatihah ini, sebab dia yang mula ditulis dalam sekalian Mushhaf dan dia yang mulai dibaca di dalam sembahyang. Cuma Ibnu Sirin yang kurang sesuai dengan penamaan demikian. Dia lebih sesuai jika dinamai Fatihatul-Kitab saja. Sebab di dalam Surat 13 (ar-Ra’ad) ayat 39 terang dikatakan bahwa Ummul-Kitab yang sebenarnya ada di sisi Allah. Tetapi beberapa Ulama lagi tidak keberatan menamainya juga Ummul-Quran, artinya ibu dari seluruh isi al-Quran, karena ada sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: هِيَ أُمُّ الْقُرْآنِ وَهِيَ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي “Dia adalah ibu al-Quran, dan dia adalah Fatihatul-Kitab dan dia adalah tujuh yang diulang-ulang.” Penulis Tafsir al-Kassyaf menyebutkan lagi namanya yang lain, yaitu al-Kanz (Perbendaharaan), al-Wafiyah (yang melengkapi), al-Hamd (puji-pujian) dan Surat as-Shalah (sembahyang). Dan menurut riwayat as-Tsa’labi dari Sufyan bin Uyaynah, Surat inipun bernama al-Waqiyah (Pemelihara dari kesesatan), sebab dia mencukupi Surat-surat yang lain, sedang Surat-surat yang lain tidak mencukupi kalau belum bertali dengan dia. Tadi dia diberinama al-Perbendaharaan, karena menurut riwayat Ali bin Abu Thalib tadi, dia diturunkan dari Perbendaharaan di bawah Arsy. | |||||
| #62 | 24 Sep 2025, 04:59:30 | id | admin | Tervalidasi | — |
لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ “Tidaklah (sah) sembahyang bagi siapa yang tidak membaca Fatihatul-Kitab.” (Hadis ini diriwayatkan oleh al-Jama’ah, daripada Ubadah bin as-Shamit) Dia termasuk satu Surat yang mula-mula turun. Meskipun Iqra’ sebagai lima ayat permulaan dari Surat al-‘Alaq yang terlebih dahulu turun, kemudian itu pangkal Surat Ya Ayyuhal Muddatsir, kemudian itu pangkal Surat Ya Ayyuhal Muzzammil, namun turunnya ayat-ayat itu terpotong-potong. Tidak satu Surat lengkap. Maka al-Fatihah sebagai Surat yang terdiri dari tujuh ayat, ialah Surat lengkap yang mula-mula sekali turun di Makkah. Di dalam Surat 15 (al-Hijr), ayat 87 ada disebut “Tujuh yang diulang-ulang” (Sab’an minal matsaani). Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud ialah Surat al-Fatihah ini juga, sebab al-Fatihah dengan ketujuh ayatnya inilah yang diulang-ulang tiap-tiap rakaat sembahyang, baik yang fardhu ataupun yang sunnat. Oleh sebab itu maka Sab’ul Matsaani, adalah nama Surat ini juga. Di dalam Surat 3 (ali-Imran) ayat 7, ada disebut Ummul-Kitab, ibu dari Kitab. Menurut Imam Bukhari di dalam permulaan tafsirnya, yang dinamai Ummul-Kitab itu ialah al-Fatihah ini, sebab dia yang mula ditulis dalam sekalian Mushhaf dan dia yang mulai dibaca di dalam sembahyang. Cuma Ibnu Sirin yang kurang sesuai dengan penamaan demikian. Dia lebih sesuai jika dinamai Fatihatul-Kitab saja. Sebab di dalam Surat 13 (ar-Ra’ad) ayat 39 terang dikatakan bahwa Ummul-Kitab yang sebenarnya ada di sisi Allah. Tetapi beberapa Ulama lagi tidak keberatan menamainya juga Ummul-Quran, artinya ibu dari seluruh isi al-Quran, karena ada sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: هِيَ أُمُّ الْقُرْآنِ وَهِيَ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي “Dia adalah ibu al-Quran, dan dia adalah Fatihatul-Kitab dan dia adalah tujuh yang diulang-ulang.” Penulis Tafsir al-Kassyaf menyebutkan lagi namanya yang lain, yaitu al-Kanz (Perbendaharaan), al-Wafiyah (yang melengkapi), al-Hamd (puji-pujian) dan Surat as-Shalah (sembahyang). Dan menurut riwayat as-Tsa’labi dari Sufyan bin Uyaynah, Surat inipun bernama al-Waqiyah (Pemelihara dari kesesatan), sebab dia mencukupi Surat-surat yang lain, sedang Surat-surat yang lain tidak mencukupi kalau belum bertali dengan dia. Tadi dia diberinama al-Perbendaharaan, karena menurut riwayat Ali bin Abu Thalib tadi, dia diturunkan dari Perbendaharaan di bawah Arsy. | |||||