Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Pernah ada seorang laki-laki datang kepada Nabi, rambut dan jenggotnya morat-marit tidak terurus, kemudian Nabi mengisyaratkan, seolah-olah memerintah supaya rambutnya itu diperbaiki, maka orang tersebut kemudian memperbaikinya, dan setelah itu dia kembali lagi menghadap Nabi. Maka kata Nabi: "Bukankah ini lebih baik daripada dia datang sedang rambut kepalanya morat-marit seperti syaitan?” (Riwayat Malik) Dan pernah juga Nabi melihat seorang laki-laki yang kepalanya kotor sekal Maka sabda Nabi: "Apakah orang ini tidak mendapatkan sesuatu yang dengan itu dia dapat meluruskan rambutnya?" Pernah juga Nabi melihat seorang yang pakaiannya kotor sekali, maka apa kata Nabi: "Apakah orang ini tidak mendapatkan sesuatu yang dapat dipakai mencuci pakaiannya?” (Riwayat Abu Daud) Dan pernah ada seorang laki-laki datang kepada Nabi, pakaiannya sangat menjijikkan, maka tanya Nabi kepadanya: "Apakah kamu mempunyai uang?" Orang tersebut menjawab: "Ya! saya punya" Nabi bertanya lagi. "Dari mana uang itu” Orang itupun kemudian menjawab: "Dari setiap harta yang Allah berikan kepadaku. Maka kata Nabi: “Kalau Allah memberimu harta, maka sungguh Dia (lebih senang) menyaksikan bekas nikmatNya yang diberikan kepadamu 'dan bekas kedermawananNya itu." (Riwayat Nasai) Masalah kebersihan ini lebih ditekankan lagi pada hari-hari berkumpul, misalnya: Pada hari Junyat dan Hari raya. Dalam hal ini Nabi pun pernah bersabda: 'Sebaiknyalah salah seorang di antara kamu --Jika ada rezeki-- memakai dua pakaian untuk hari Jumiat, selain pakaian kerja." (Riwayat Abu Daud) 2.2.2 Emas dan Sutera Asli Haram Untuk Orang Laki-Laki Kalau Islam telah memberikan perkenan bahkan menyerukan kepada umatnya supaya berhias dan menentang keras kepada siapa yang mengharamkannya, yaitu seperti yang dikatakan Allah dalam al-Guran: 'Siapakah yang berani mengharamkan perhiasan Allah yang telah dikeluarkan untuk hambaNya dan begitu juga rezeki-rezeki yang baik (halal)? (al-Arof: 32)