Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
Surah al-Fatihah (1) mengapa Basmalah yang membuka al-Fatihah dan mengapa al-Fatihah yang memulai Mushaf al-Qur'an: “Kedudukan Basmalah terhadap al-Fatihah serupa dengan kedudukan al-Fatihah terhadap al-Qur'an. Segala persoalan kembali kepada Allah semata. Itulah kesimpulan Basmalah dan itu pula yang terinci dalam surah al-Fatihah.” Selanjutnya ayat-ayat al-Qur'an yang lain merupakan rincian dari ketujuh ayat al-Fatihah. Dalam konteks ini, alBiga'i memerinci dengan memberi contoh ayat al-Hamdu lillah yang dibaca setelah Basmalah pada surah al-Fatihah. “Ada empat surah yartg dimulai — setelah Basmalah — dengan al-Hamdu lillah. Setiap surah mengisyaratkan nikmat-nikmat Allah sesuai perurutannya.” Demikian al-Biga'i. Dalam buku penulis Tafsir al-Qur'an al-Karim dan ketika menafsirkan surah al-Fatihah, pandangan al-Biga'i ini penulis jelaskan sebagai berikut: Keempat surah dimaksud adalah: 1). QS. al-An“am (6): 1 yang dimulai dengan Firman-Nya: “Segala puji bagi Allah yang telah mencibtakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang.” Ayat ini mengisyaratkan nikmat wujud di dunia dan segala potensi yang dianugerahkan Allah di langit dan di bumi serta yang dapat diperoleh melalui gelap dan terang. 2). OS. al-Kahf (18): 1 yang dimulai dengan: “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-Kitab (al-Our'an) dan tidak membuat kebengkokan (kekurangan) di dalamnya.” Di sini yang diisyaratkan adalah nikmat-nikmat pemeliharaan Allah yang dianugerahkan-Nya secara aktual dalam kehidupan dunia ini, yang puncaknya adalah al-Gur'an sekaligus penyebutannya mewakili nikmatnikmat pemeliharaan yang lain. 3). OS. Saba' (34): 1 yang dimulai dengan: “Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; dan bagi-Nya pula pujian di akhirat. Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” Ayat ini mengisyaratkan nikmat-nikmat Allah di akhirat kelak, yakni kehidupan baru, di mana, manusia yang taat memperoleh kenikmatan abadi setelah seluruh makhluk mengalami kematian. 4). QS. Fathir (35): 1 yang menyatakan: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikatmalaikat utusan-utusan yang mengurus berbagai macam urusan (di dunia dan di akhirat). Mempunyai sayap-sayap, dua, tiga dan empat...”