Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
وَحَكَى ابْنُ جَرِيرٍ عَنْ بَعْضِ أَهْلِ الْعَرَبِيَّةِ وَهُوَ أَبُو عُبَيْدَةَ أَنَّهُ زَعَمَ أَنَّ «إِذْ» هَاهُنَا زَائِدَةٌ وَأَنَّ تَقْدِيرَ الْكَلَامِ: وَقَالَ رَبُّكَ، وَرَدَّهُ ابْنُ جَرِيرٍ «١» . قَالَ الْقُرْطُبِيُّ: وَكَذَا رَدَّهُ جَمِيعُ الْمُفَسِّرِينَ حَتَّى قَالَ الزَّجَّاجُ هَذَا اجْتِرَاءٌ مِنْ أَبِي عُبَيْدَةَ «٢» .
إِنِّي جاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً أَيْ قَوْمًا يَخْلُفُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا قَرْنًا بَعْدَ قَرْنٍ وَجِيلًا بَعْدَ جيل كما قال تعالى: هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ الْأَرْضِ الأنعام: ١٦٥ قال: وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفاءَ الْأَرْضِ النَّمْلِ: ٦٢ وَقَالَ: وَلَوْ نَشاءُ لَجَعَلْنا مِنْكُمْ مَلائِكَةً فِي الْأَرْضِ يَخْلُفُونَ الزُّخْرُفِ:
٦٠ وَقَالَ: فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ مَرْيَمَ: ٥٩ وَقُرِئَ في الشاذ: إِنِّي جاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً حكاها الزمخشري وغيره. ونقل الْقُرْطُبِيُّ عَنْ زَيْدِ بْنِ عَلِيٍّ «٣» وَلَيْسَ الْمُرَادُ هَاهُنَا بِالْخَلِيفَةِ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَقَطْ كَمَا يَقُولُهُ طَائِفَةٌ مِنَ الْمُفَسِّرِينَ، وَعَزَاهُ الْقُرْطُبِيُّ إِلَى ابن عباس وابن مسعود وَجَمِيعِ أَهْلِ التَّأْوِيلِ، وَفِي ذَلِكَ نَظَرٌ بَلِ الخلاف في ذلك كثير، حكاه الرَّازِيُّ فِي تَفْسِيرِهِ وَغَيْرُهُ، وَالظَّاهِرُ أَنَّهُ لَمْ يرد آدم عينا إذ لو كان ذلك لَمَا حَسُنَ قَوْلُ الْمَلَائِكَةِ: أَتَجْعَلُ فِيها مَنْ يُفْسِدُ فِيها وَيَسْفِكُ الدِّماءَ فإنهم أَرَادُوا أَنَّ مِنْ هَذَا الْجِنْسِ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ، وَكَأَنَّهُمْ عَلِمُوا ذَلِكَ بِعِلْمٍ خَاصٍّ أَوْ بِمَا فَهِمُوهُ مِنَ الطَّبِيعَةِ الْبَشَرِيَّةِ، فَإِنَّهُ أَخْبَرَهُمْ أَنَّهُ يَخْلُقُ هَذَا الصِّنْفَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ، أَوْ فَهِمُوا مِنَ الْخَلِيفَةِ أَنَّهُ الذي يفصل بين الناس في ما يقع بينهم من المظالم ويردعهم عن الْمَحَارِمَ وَالْمَآثِمَ، قَالَهُ الْقُرْطُبِيُّ أَوْ أَنَّهُمْ قَاسُوهُمْ عَلَى مَنْ سَبَقَ كَمَا سَنَذْكُرُ أَقْوَالَ الْمُفَسِّرِينَ فِي ذَلِكَ.
وَقَوْلُ الْمَلَائِكَةِ هَذَا لَيْسَ عَلَى وَجْهِ الِاعْتِرَاضِ عَلَى اللَّهِ وَلَا عَلَى وَجْهِ الْحَسَدِ لِبَنِي آدَمَ كَمَا قَدْ يَتَوَهَّمُهُ بَعْضُ الْمُفَسِّرِينَ- وَقَدْ وَصَفَهُمُ اللَّهُ تَعَالَى بِأَنَّهُمْ لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ «٤» أَيْ لَا يَسْأَلُونَهُ شَيْئًا لَمْ يَأْذَنْ لَهُمْ فِيهِ، وَهَاهُنَا لَمَّا أَعْلَمَهُمْ بِأَنَّهُ سَيَخْلُقُ فِي الْأَرْضِ خَلْقًا، قَالَ قَتَادَةُ: وَقَدْ تَقَدَّمَ إِلَيْهِمْ أَنَّهُمْ يُفْسِدُونَ فِيهَا، فَقَالُوا: أَتَجْعَلُ فِيها مَنْ يُفْسِدُ فِيها وَيَسْفِكُ الدِّماءَ الْآيَةَ- وَإِنَّمَا هُوَ سُؤَالُ اسْتِعْلَامٍ وَاسْتِكْشَافٍ عَنِ الْحِكْمَةِ فِي ذَلِكَ يَقُولُونَ: يَا رَبَّنَا مَا الْحِكْمَةُ فِي خَلْقِ هَؤُلَاءِ مَعَ أَنَّ مِنْهُمْ مَنْ يُفْسِدُ فِي الْأَرْضِ وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ، فَإِنْ كَانَ الْمُرَادُ عِبَادَتُكَ فَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ أَيْ نُصَلِّي لَكَ كَمَا سَيَأْتِي.
(١) تفسير الطبري ١/ ٢٣٢- ٢٣٣.
(٢) في القرطبي (١/ ٢٦٢) : «هذا اجترام» . وقال: فالتقدير: وابتدأ خلقكم إذ قال. فكان هذا من المحذوف الذي دل عليه الكلام، كما قال الشاعر:
فإن المنيّة من يخشها ... فسوف تصادفه أينما
قال: يريد أينما ذهب. ويحتمل أن تكون متعلقة بفعل مقدر تقديره: واذكر إذ قال.
(٣) العبارة غير واضحة. والحال أن القرطبي يذكر هنا أن زيد بن علي قرأ «خليقة» بالقاف.
(٤) كما جاء في سورة الأنبياء، الآية ٢٧: لا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari sebagian ahli bahasa Arab—yaitu Abu ‘Ubaidah—bahwa ia berpendapat kata "idz" di sini adalah tambahan (tidak bermakna), dan makna ayat adalah: "Dan Tuhanmu berfirman." Namun Ibnu Jarir menolak pendapat ini. Al-Qurthubi berkata: Begitu pula seluruh ahli tafsir menolak pendapat tersebut, hingga az-Zajjaj berkata, “Ini bentuk keberanian berlebihan dari Abu ‘Ubaidah.”
Firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di bumi," maksudnya adalah suatu kaum yang saling menggantikan satu sama lain, generasi demi generasi, seperti firman Allah Ta‘ala: "Dialah yang menjadikan kalian khalifah-khalifah di bumi" (al-An‘am: 165), dan: "Dan Dia menjadikan kalian sebagai para pengganti di bumi" (an-Naml: 62), serta: "Dan kalau Kami kehendaki, sungguh Kami jadikan dari kalian malaikat-malaikat yang menjadi khalifah di bumi" (az-Zukhruf: 60). Dan firman-Nya: "Lalu datanglah setelah mereka generasi pengganti" (Maryam: 59). Dalam qiraat syadz (bacaan tidak masyhur), disebutkan: "Sesungguhnya Aku menjadikan di bumi seorang khalifah," sebagaimana dikutip oleh az-Zamakhsyari dan lainnya.
Al-Qurthubi juga menukil dari Zaid bin ‘Ali bahwa yang dimaksud dengan “khalifah” di sini bukanlah hanya Nabi Adam semata, sebagaimana dikatakan sebagian ahli tafsir. Pendapat itu dinisbatkan al-Qurthubi kepada Ibnu ‘Abbas, Ibnu Mas‘ud, dan semua ahli takwil. Namun terdapat catatan terhadap pendapat tersebut, karena sebenarnya perbedaan pendapat tentangnya sangat banyak, sebagaimana disebutkan oleh ar-Razi dan lainnya dalam tafsir mereka.
Yang tampak adalah bahwa yang dimaksud bukan Adam secara khusus, sebab jika demikian, tidaklah tepat perkataan para malaikat: “Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah?” Sebab mereka bermaksud bahwa dari jenis makhluk ini ada yang akan melakukan hal tersebut. Seakan-akan mereka mengetahui hal itu melalui ilmu khusus, atau dari pemahaman mereka terhadap sifat dasar manusia, karena Allah telah memberitahukan kepada mereka bahwa makhluk ini akan diciptakan dari tanah liat yang kering berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Atau mungkin mereka memahami dari kata “khalifah” bahwa ia adalah makhluk yang diberi tugas untuk mengatur urusan manusia dan menegakkan keadilan di antara mereka, serta mencegah mereka dari pelanggaran dan dosa—sebagaimana disebutkan oleh al-Qurthubi. Atau mungkin mereka menyamakannya dengan makhluk sebelumnya—sebagaimana akan disebutkan berbagai pendapat ahli tafsir mengenai hal ini.
Perkataan para malaikat tersebut bukanlah dalam rangka menentang ketetapan Allah, dan bukan pula bentuk kedengkian kepada Bani Adam—sebagaimana mungkin dipahami sebagian ahli tafsir. Allah Ta‘ala telah menyifati para malaikat dengan sifat: “Mereka tidak mendahului-Nya dalam perkataan.” (al-Anbiya’: 27), artinya mereka tidak bertanya tentang sesuatu kecuali setelah diberi izin.
Di sini, ketika Allah mengabarkan kepada mereka bahwa Dia akan menciptakan makhluk di bumi, Qatadah berkata: “Allah telah memberitahu mereka bahwa akan ada dari makhluk tersebut yang melakukan kerusakan di dalamnya.” Maka mereka berkata: “Apakah Engkau hendak menjadikan di sana makhluk yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah?”—yang dimaksud adalah bentuk pertanyaan untuk mengetahui dan memahami hikmah di balik keputusan tersebut.
Mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, apakah hikmah penciptaan makhluk-makhluk ini, padahal di antara mereka ada yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah? Jika maksudnya adalah untuk beribadah kepada-Mu, maka kami sudah bertasbih memuji-Mu dan menyucikan-Mu (dengan shalat), sebagaimana akan dijelaskan nanti.”