Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Ibnu Katsir - Detail Buku
Halaman Ke : 140
Jumlah yang dimuat : 4377
« Sebelumnya Halaman 140 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text

فَهَذِهِ أَقْوَالٌ سِتَّةٌ فِي تَفْسِيرِ هَذِهِ الشَّجَرَةِ. قَالَ الْإِمَامُ أَبُو جَعْفَرِ بْنُ جَرِيرٍ رَحِمَهُ اللَّهُ: وَالصَّوَابُ فِي ذَلِكَ أَنْ يُقَالَ إِنَّ اللَّهَ عز وجل ثَنَاؤُهُ: نَهَى آدَمَ وَزَوْجَتَهُ عَنْ أَكْلِ شَجَرَةٍ بِعَيْنِهَا مِنْ أَشْجَارِ الْجَنَّةِ دُونَ سَائِرِ أَشْجَارِهَا فَأَكَلًا مِنْهَا وَلَا عِلْمَ عِنْدِنَا بِأَيِّ شَجَرَةٍ كَانَتْ عَلَى التَّعْيِينِ، لِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ لِعِبَادِهِ دَلِيلًا عَلَى ذَلِكَ فِي الْقُرْآنِ وَلَا مِنَ السُّنَّةِ الصَّحِيحَةِ، وَقَدْ قِيلَ: كَانَتْ شَجَرَةَ الْبُرِّ وَقِيلَ كَانَتْ شَجَرَةَ الْعِنَبِ وَقِيلَ كَانَتْ شَجَرَةَ التِّينِ، وَجَائِزٌ أَنْ تَكُونَ وَاحِدَةً مِنْهَا، وذلك علم إذا علم لم يَنْفَعُ الْعَالِمَ بِهِ عِلْمُهُ، وَإِنْ جَهِلَهُ جَاهِلٌ لَمْ يَضُرَّهُ جَهْلُهُ بِهِ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ. وَكَذَلِكَ رجح الإبهام الرَّازِيُّ فِي تَفْسِيرِهِ وَغَيْرُهُ وَهُوَ الصَّوَابُ.

وَقَوْلُهُ تَعَالَى: فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطانُ عَنْها يَصِحُّ أَنْ يَكُونَ الضَّمِيرُ فِي قَوْلِهِ عَنْهَا عَائِدًا إِلَى الْجَنَّةِ فيكون معنى الكلام كما قرأ عَاصِمُ بْنُ بَهْدَلَةَ وَهُوَ ابْنُ أَبِي النَّجُودِ: فأزالهما أي فنحاهما وَيَصِحُّ أَنْ يَكُونَ عَائِدًا عَلَى أَقْرَبِ الْمَذْكُورِينَ وَهُوَ الشَّجَرَةُ فَيَكُونُ مَعْنَى الْكَلَامِ كَمَا قَالَ الحسن وقتادة:

فأزلهما أي من قبل الزَّلَلِ، فَعَلَى هَذَا يَكُونُ تَقْدِيرُ الْكَلَامِ فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطانُ عَنْها أَيْ بِسَبَبِهَا، كَمَا قَالَ تَعَالَى: يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ الذَّارِيَاتِ: ٩ أَيْ يُصْرَفُ بِسَبَبِهِ مَنْ هُوَ مَأْفُوكٌ، وَلِهَذَا قَالَ تَعَالَى فَأَخْرَجَهُما مِمَّا كَانَا فِيهِ أَيْ مِنَ اللِّبَاسِ وَالْمَنْزِلِ الرَّحْبِ وَالرِّزْقِ الْهَنِيءِ وَالرَّاحَةِ.وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتاعٌ إِلى حِينٍ أَيْ قَرَارٌ وَأَرْزَاقٌ وَآجَالٌ- إلى حين- أي إلى وقت وَمِقْدَارٍ مُعَيَّنٍ ثُمَّ تَقُومُ الْقِيَامَةُ. وَقَدْ ذَكَرَ الْمُفَسِّرُونَ مِنَ السَّلَفِ كَالسُّدِّيِّ بِأَسَانِيدِهِ وَأَبِي الْعَالِيَةِ وَوَهْبِ بْنِ مُنَبِّهٍ وَغَيْرِهِمْ هَاهُنَا أَخْبَارًا إِسْرَائِيلِيَّةً عَنْ قِصَّةِ الْحَيَّةِ وَإِبْلِيسَ، وَكَيْفَ جَرَى مِنْ دُخُولِ إِبْلِيسَ إِلَى الْجَنَّةِ وَوَسْوَسَتِهِ، وَسَنَبْسُطُ ذَلِكَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فِي سُورَةِ الْأَعْرَافِ فَهُنَاكَ الْقِصَّةُ أَبْسَطُ مِنْهَا هَاهُنَا، وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ. وَقَدْ قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ هَاهُنَا: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ إِشْكَابَ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ آدَمَ رَجُلًا طِوَالًا كَثِيرَ شَعْرِ الرَّأْسِ كَأَنَّهُ نَخْلَةٌ سَحُوقٌ «١» فَلَمَّا ذَاقَ الشَّجَرَةَ سَقَطَ عَنْهُ لِبَاسُهُ، فَأَوَّلُ مَا بَدَا مِنْهُ عَوْرَتُهُ، فَلَمَّا نَظَرَ إِلَى عَوْرَتِهِ جَعَلَ يَشْتَدُّ فِي الْجَنَّةِ فَأَخَذَتْ شَعْرَهُ شَجَرَةٌ فَنَازَعَهَا فَنَادَاهُ الرَّحْمَنُ: يَا آدَمُ مِنِّي تَفِرُّ» فَلَمَّا سَمِعَ كَلَامَ الرَّحْمَنِ قَالَ: يَا رَبِّ لَا، وَلَكِنِ اسْتِحْيَاءً. قَالَ: وَحَدَّثَنِي جَعْفَرُ بْنُ أحمد بن الحكم القرشي سنة أربع وخمسين ومائتين، حدثنا سليمان بْنُ مَنْصُورِ بْنِ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَمَّا ذَاقَ آدَمُ مِنَ الشَّجَرَةِ فَرَّ هَارِبًا فَتَعَلَّقَتْ شَجَرَةٌ بِشَعْرِهِ فَنُودِيَ: يَا آدَمُ أَفِرَارًا مِنِّي؟ قَالَ: بَلْ حَيَاءً مِنْكَ، قَالَ: يَا آدَمُ اخْرُجْ مِنْ جِوَارِي فَبِعِزَّتِي لَا يُسَاكِنُنِي فِيهَا مَنْ عَصَانِي،


(١) السحوق: الطويل.
(٢) رواه السيوطي في الدر المنثور ١/ ١٠٩ قال: وأخرجه ابن إسحاق في المبتدأ، وابن سعد، وأحمد، وعبد بن حميد، وابن أبي الدنيا في التوبة، وابن المنذر، وابن أبي حاتم، والحاكم وصححه، وابن مردويه، والبيهقي في البعث والنشور، عن أبيّ بن كعب عن النبي.
(٣) الإعضال في الحديث: أن يسقط من إسناده اثنان أو أكثر على التوالي.

Bahasa Indonesia Translation

Inilah enam pendapat dalam penafsiran pohon yang dimaksud.
Imam Abu Ja‘far bin Jarir rahimahullah berkata:
Pendapat yang benar dalam hal ini adalah bahwa Allah ‘Azza wa Jalla melarang Adam dan istrinya memakan buah dari pohon tertentu di antara pohon-pohon surga, bukan seluruhnya.
Mereka pun memakan darinya.
Dan kita tidak mengetahui secara pasti pohon mana yang dimaksud, karena Allah tidak menjelaskan secara tegas dalam Al-Qur’an maupun dalam sunnah yang sahih.
Telah dikatakan bahwa itu adalah pohon gandum, dan dikatakan pula bahwa itu adalah pohon anggur, dan juga dikatakan pohon tin.
Dan boleh jadi itu salah satu dari yang disebutkan.

Namun, pengetahuan tentang jenis pohon ini tidaklah berguna bagi siapa yang mengetahuinya, dan ketidaktahuan terhadapnya tidaklah membahayakan siapa yang tidak mengetahuinya.
Dan Allah lebih mengetahui.

Begitu juga, penafsiran yang tidak menyebut secara spesifik (membiarkannya dalam bentuk umum) adalah pendapat yang dipilih oleh Ar-Razi dalam tafsirnya dan oleh lainnya, dan itu adalah yang benar.

Adapun firman-Nya Ta‘ala: “Lalu setan menyebabkan keduanya tergelincir darinya,” maka bisa jadi dhamir (kata ganti) “darinya” kembali kepada surga.
Maka makna ayat adalah seperti qira’ah ‘Ashim bin Bahdalah (Ibnu Abi Najud): “Maka setan mengeluarkan keduanya”, yakni menyingkirkan atau menjauhkan mereka.
Dan bisa juga dhamir itu kembali kepada yang paling dekat penyebutannya, yaitu “pohon”, maka maknanya seperti yang dikatakan oleh Hasan dan Qatadah:
Maka setan menyebabkan mereka tergelincir darinya, yakni dari sisi kesalahan.

Berdasarkan makna ini, maka makna ayat adalah: “Maka setan menyebabkan keduanya tergelincir darinya,” yakni karena sebab pohon itu.
Sebagaimana firman Allah Ta‘ala: “Akan dibelokkan darinya orang yang dibelokkan.” (Adz-Dzariyat: 9), maksudnya: akan disesatkan karena sebabnya orang yang memang layak disesatkan.
Karena itulah Allah berfirman: “Maka Allah mengeluarkan keduanya dari apa yang mereka berdua ada di dalamnya,”
yaitu berupa pakaian, tempat tinggal yang lapang, rezeki yang nikmat, dan kenyamanan.

Dan firman Allah: “Dan Kami berfirman: Turunlah kalian! Sebagian dari kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan bagi kalian di bumi tempat tinggal dan kesenangan sampai waktu tertentu,”
maksudnya: tempat menetap, rezeki, dan ajal sampai waktu tertentu, yakni sampai waktu yang telah ditentukan, lalu terjadilah kiamat.

Para mufassir dari kalangan salaf seperti As-Suddi (dengan sanadnya), Abu Al-‘Aliyah, Wahb bin Munabbih, dan lainnya, menyebutkan di sini kisah-kisah Israiliyyat tentang ular dan Iblis, serta bagaimana caranya Iblis masuk ke surga dan membisikkan waswas kepada keduanya.
Kami akan memperluas pembahasannya insya Allah dalam surat Al-A‘raf, karena kisah di sana lebih lengkap daripada di sini.
Dan Allah-lah yang memberi taufik.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan di sini:
Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Hasan bin Ishkab, telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin ‘Ashim dari Sa‘id bin Abi ‘Arubah dari Qatadah dari Al-Hasan dari Ubay bin Ka‘b, ia berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam sebagai laki-laki tinggi, banyak rambut kepalanya, seakan-akan ia seperti pohon kurma yang tinggi menjulang.
Ketika ia mencicipi pohon (terlarang), maka terlepaslah darinya pakaiannya. Yang pertama kali tampak darinya adalah auratnya.
Ketika ia melihat auratnya, ia berlari di dalam surga. Maka rambutnya tersangkut pada sebuah pohon, lalu ia menariknya.
Maka Ar-Rahman berseru: ‘Wahai Adam, apakah engkau lari dari-Ku?’
Lalu Adam menjawab: ‘Tidak, wahai Rabbku, melainkan karena rasa malu kepada-Mu.’”

Dan diriwayatkan pula oleh Ja‘far bin Ahmad bin Al-Hakam Al-Qurasyi pada tahun 254 H, dari Sulaiman bin Manshur bin ‘Ammar, dari ‘Ali bin ‘Ashim, dari Sa‘id, dari Qatadah, dari Ubay bin Ka‘b, ia berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ketika Adam mencicipi pohon itu, ia pun lari. Maka sebuah pohon memegang rambutnya.
Lalu terdengarlah panggilan: ‘Wahai Adam, apakah engkau lari dari-Ku?’
Adam menjawab: ‘Tidak, tapi karena malu kepada-Mu.’
Allah berkata: ‘Wahai Adam, keluarlah dari tempat-Ku, demi kemuliaan-Ku, tidak akan tinggal bersamaku di dalamnya siapa pun yang durhaka kepada-Ku.’”


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 140 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi