Loading...

Maktabah Reza Ervani

15%

Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000



Judul Kitab : Tafsir Ibnu Katsir - Detail Buku
Halaman Ke : 29
Jumlah yang dimuat : 4377
« Sebelumnya Halaman 29 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi
Arabic Original Text

فأما الجهر بها فَمُفَرَّعٌ عَلَى هَذَا، فَمَنْ رَأَى أَنَّهَا لَيْسَتْ مِنَ الْفَاتِحَةِ فَلَا يَجْهَرُ بِهَا وَكَذَا مَنْ قَالَ إِنَّهَا آيَةٌ مِنْ أَوَّلِهَا، وَأَمَّا مَنْ قَالَ بِأَنَّهَا مِنْ أَوَائِلِ السُّوَرِ فَاخْتَلَفُوا، فَذَهَبَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ إِلَى أَنَّهُ يَجْهَرُ بِهَا مَعَ الْفَاتِحَةِ وَالسُّورَةِ، وَهُوَ مَذْهَبُ طَوَائِفٍ مِنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ سَلَفًا وَخَلَفًا، فَجَهَرَ بِهَا مِنَ الصَّحَابَةِ أَبُو هُرَيْرَةَ وَابْنُ عُمَرَ وَابْنُ عَبَّاسٍ وَمُعَاوِيَةُ وَحَكَاهُ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ وَالْبَيْهَقِيُّ عَنْ عُمَرَ وَعَلِيٍّ وَنَقَلَهُ الْخَطِيبُ عَنِ الْخُلَفَاءِ الْأَرْبَعَةِ وَهُمْ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ وَهُوَ غَرِيبٌ، وَمِنَ التَّابِعِينَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ وَعِكْرِمَةَ وَأَبِي قِلَابَةَ وَالزُّهْرِيِّ وَعَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ وَابْنِهِ مُحَمَّدٍ وَسَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ وَعَطَاءٍ وَطَاوُسٍ وَمُجَاهِدٍ وَسَالِمٍ وَمُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ الْقُرَظِيِّ وَأَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ وَأَبِي وَائِلٍ وَابْنِ سِيرِينَ وَمُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ وَعَلِيِّ بْنِ عَبْدِ الله ابن عَبَّاسٍ وَابْنِهِ مُحَمَّدٍ وَنَافِعٍ مَوْلَى ابْنِ عُمَرَ وَزَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ وَعُمَرَ بْنِ عَبَدِ الْعَزِيزِ وَالْأَزْرَقِ بْنِ قَيْسٍ وَحَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ وَأَبِي الشَّعْثَاءِ وَمَكْحُولٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْقِلِ بْنِ مُقَرِّنٍ زَادَ الْبَيْهَقِيُّ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ صفوان ومحمد بن الْحَنَفِيَّةِ. زَادَ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ: وَعَمْرُو بْنُ دِينَارٍ وَالْحُجَّةُ فِي ذَلِكَ أَنَّهَا بَعْضُ الْفَاتِحَةِ فَيُجْهَرُ بِهَا كَسَائِرِ أَبْعَاضِهَا وَأَيْضًا فَقَدْ رَوَى النَّسَائِيُّ فِي سُنَنِهِ وَابْنُ خُزَيْمَةَ وَابْنُ حِبَّانَ في صحيحهما وَالْحَاكِمُ فِي مُسْتَدْرَكِهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ صَلَّى فَجَهَرَ فِي قِرَاءَتِهِ بِالْبَسْمَلَةِ وَقَالَ بَعْدَ أَنْ فَرَغَ: إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَصَحَّحَهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَالْخَطِيبُ وَالْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُمْ.

وَرَوَى أَبُو دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْتَتِحُ الصَّلَاةَ بِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ثُمَّ قَالَ التِّرْمِذِيُّ: وَلَيْسَ إِسْنَادُهُ بِذَاكَ. وَقَدْ رَوَاهُ الْحَاكِمُ فِي مُسْتَدْرَكِهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْهَرُ بِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ، والرحيم ثُمَّ قَالَ: صَحِيحٌ وَفِي صَحِيحِ الْبُخَارِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ قِرَاءَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: كَانَتْ قراءته مدّا، ثم قرأ ببسم اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ يَمُدُّ بِسْمِ اللَّهِ وَيَمُدُّ الرَّحْمَنِ وَيَمُدُّ الرَّحِيمِ. وَفِي مُسْنَدِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ وَسُنَنِ أَبِي دَاوُدَ وَصَحِيحِ ابْنِ خُزَيْمَةَ وَمُسْتَدْرَكِ الحاكم عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يقطع قراءته: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ. الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. مالِكِ يَوْمِ الدِّينِ وَقَالَ الدَّارَقُطْنِيُّ: إسناده صحيح. وروى الإمام أبو عبد الله الشافعي وَالْحَاكِمُ فِي مُسْتَدْرَكِهِ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ مُعَاوِيَةَ صَلَّى بِالْمَدِينَةِ فَتَرَكَ الْبَسْمَلَةَ فَأَنْكَرَ عَلَيْهِ مَنْ حَضَرَهُ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ ذَلِكَ فَلَمَّا صَلَّى الْمَرَّةَ الثَّانِيَةَ بَسْمَلَ. وَفِي هَذِهِ الْأَحَادِيثِ وَالْآثَارِ الَّتِي أَوْرَدْنَاهَا كِفَايَةٌ وَمَقْنَعٌ فِي الِاحْتِجَاجِ لِهَذَا الْقَوْلِ عَمَّا عَدَاهَا. فَأَمَّا الْمُعَارَضَاتُ وَالرِّوَايَاتُ الْغَرِيبَةُ وَتَطْرِيقُهَا وَتَعْلِيلُهَا وَتَضْعِيفُهَا وَتَقْرِيرُهَا فَلَهُ مَوْضِعٌ آخَرُ. وَذَهَبَ آخَرُونَ إِلَى أَنَّهُ لَا يُجْهَرُ بِالْبَسْمَلَةِ فِي الصَّلَاةِ وَهَذَا هُوَ الثَّابِتُ عَنِ الْخُلَفَاءِ الْأَرْبَعَةِ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ وَطَوَائِفٍ مِنْ سَلَفِ التَّابِعِينَ وَالْخَلَفِ وَهُوَ مَذْهَبُ أَبِي حَنِيفَةَ وَالثَّوْرِيِّ وَأَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ. وَعِنْدَ الْإِمَامِ مَالِكٍ أَنَّهُ لَا يَقْرَأُ الْبَسْمَلَةَ بِالْكُلِّيَّةِ لَا جَهْرًا وَلَا سِرًّا وَاحْتَجُّوا بِمَا فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْتَتِحُ الصَّلَاةَ بالتكبير والقراءة بالحمد لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَبِمَا فِي الصَّحِيحَيْنِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ:

صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وعثمان فكانوا يفتتحون بالحمد لله رب العالمين.

ولمسلم: ولا يَذْكُرُونَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فِي أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلَا فِي آخِرِهَا، وَنَحْوَهُ فِي السُّنَنِ

 

Bahasa Indonesia Translation

Adapun pengerasan bacaan basmalah, maka itu bercabang dari persoalan ini: Barang siapa yang berpendapat bahwa basmalah bukan bagian dari al Fatihah, maka ia tidak mengeraskan bacaan basmalah, demikian juga bagi yang mengatakan bahwa ia adalah satu ayat tersendiri di awal al Fatihah. Adapun orang yang berpendapat bahwa ia merupakan bagian dari permulaan surat-surat, maka mereka berselisih. Asy Syafi'i rahimahullah berpendapat bahwa ia mengeraskan bacaan basmalah bersama dengan al Fatihah dan surat lainnya, dan ini adalah mazhab sekelompok sahabat, tabi'in, serta imam-imam kaum Muslimin dari kalangan salaf dan khalaf.

Di antara sahabat yang mengeraskan bacaan basmalah adalah Abu Hurairah, Ibnu 'Umar, Ibnu 'Abbas, dan Mu'awiyah. Hal ini juga dinukilkan oleh Ibnu 'Abdil Barr dan al Baihaqi dari 'Umar dan 'Ali. Al Khathib meriwayatkan hal itu dari Khulafaur Rasyidin yang empat, yaitu Abu Bakr, 'Umar, 'Utsman, dan 'Ali, meskipun ini adalah riwayat yang ganjil (gharib).

Adapun dari kalangan tabi'in, terdapat Sa'id bin Jubair, 'Ikrimah, Abu Qilabah, az Zuhri, 'Ali bin al Husain, putranya Muhammad, Sa'id bin al Musayyab, 'Atha', Thawus, Mujahid, Salim, Muhammad bin Ka'b al Qurazhi, Abu Bakr bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm, Abu Wail, Ibnu Sirin, Muhammad bin al Munkadir, 'Ali bin 'Abdillah bin 'Abbas, putranya Muhammad, Nafi' maula Ibnu 'Umar, Zaid bin Aslam, 'Umar bin 'Abdil 'Aziz, al Azraq bin Qais, Habib bin Abi Tsabit, Abu Sya'tsa', Mak-hul, dan 'Abdullah bin Ma'qil bin Muqarrin. Al Baihaqi menambahkan juga 'Abdullah bin Shafwan dan Muhammad bin al Hanafiyyah. Ibnu 'Abdil Barr menambahkan pula 'Amru bin Dinar.

Hujjah (dalil) dalam hal ini adalah bahwa basmalah merupakan bagian dari al Fatihah, sehingga dikeraskan bacaannya sebagaimana bagian-bagian lainnya. Juga karena telah diriwayatkan oleh an Nasa'i dalam Sunan-nya, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih mereka berdua, serta al Hakim dalam al Mustadrak-nya, dari Abu Hurairah, bahwa beliau pernah shalat lalu mengeraskan bacaan basmalah, kemudian setelah selesai beliau berkata, "Sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan Rasulullah ﷺ." Hadits ini dishahihkan oleh ad Daruquthni, al Khathib, al Baihaqi, dan lainnya.

Diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dan at Tirmidzi dari Ibnu 'Abbas bahwa Rasulullah ﷺ membuka shalat dengan membaca Bismillah ar Rahman ar Rahim. At Tirmidzi mengatakan, "Sanad hadits ini tidak sekuat itu."

Al Hakim juga meriwayatkan dalam al Mustadrak-nya dari Ibnu 'Abbas, ia berkata:

"Adalah Rasulullah ﷺ mengeraskan bacaan Bismillah ar Rahman ar Rahim." Kemudian al Hakim berkata: "Hadits ini shahih."

Dalam Shahih al Bukhari dari Anas bin Malik disebutkan bahwa beliau pernah ditanya tentang bacaan Nabi ﷺ, maka ia berkata, "Bacaan beliau memanjangkan (mad), lalu ia membaca Bismillah ar Rahman ar Rahim, beliau memanjangkan Bismillah, memanjangkan ar Rahman, dan memanjangkan ar Rahim."

Dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan Abu Dawud, Shahih Ibnu Khuzaimah, dan al Mustadrak al Hakim, dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, beliau berkata:

"Adalah Rasulullah ﷺ memutuskan bacaannya: Bismillah ar Rahman ar Rahim, lalu Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, lalu ar Rahmanir Rahim, lalu Maliki Yawmid Din." Ad Daruquthni berkata: "Sanad hadits ini shahih."

Imam Abu 'Abdillah asy Syafi'i dan al Hakim meriwayatkan dalam al Mustadrak-nya dari Anas bahwa Mu'awiyah shalat di Madinah, lalu beliau tidak membaca basmalah. Maka orang-orang Muhajirin yang hadir mengingkari perbuatannya itu. Ketika beliau shalat lagi untuk kedua kalinya, beliau membaca basmalah.

Dalam hadits-hadits dan atsar-atsar yang kami sebutkan ini terdapat kecukupan dan kejelasan dalam berdalil untuk pendapat ini dibandingkan selainnya.

Adapun bantahan-bantahan, riwayat-riwayat ganjil, jalur-jalurnya, penilaian illat (cacat) dan pendhaifannya serta penetapannya, itu memiliki tempat pembahasan tersendiri.

Ada pula yang berpendapat lain, bahwa tidak dikeraskan bacaan basmalah dalam shalat. Ini adalah pendapat yang tetap (tsabit) dari Khulafaur Rasyidin yang empat, 'Abdullah bin Mughaffal, dan sekelompok salaf dari kalangan tabi'in dan khalaf, dan ini merupakan mazhab Abu Hanifah, ats Tsauri, dan Ahmad bin Hanbal.

Menurut Imam Malik, basmalah tidak dibaca sama sekali, baik dengan pengerasan maupun dengan sirr (perlahan).

Mereka berdalil dengan riwayat dalam Shahih Muslim dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau berkata:

"Adalah Rasulullah ﷺ membuka shalat dengan takbir dan bacaan Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin."

Demikian juga riwayat dalam Shahihain dari Anas bin Malik, ia berkata:

"Aku pernah shalat di belakang Nabi ﷺ, Abu Bakr, 'Umar, dan 'Utsman, dan mereka semua membuka shalat dengan bacaan Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin."

Dan dalam Shahih Muslim disebutkan:

"Dan mereka tidak menyebut Bismillah ar Rahman ar Rahim pada permulaan bacaan mereka dan tidak pula pada akhirnya."

Dan yang semakna dengan ini juga diriwayatkan dalam kitab-kitab Sunan.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?

« Sebelumnya Halaman 29 dari 4377 Berikutnya » Daftar Isi