Dan sebagian yang lain berkata: Bahkan huruf-huruf ini dimulai dengannya agar telinga-telinga orang-orang musyrik terbuka untuk mendengarnya, karena mereka saling berwasiat untuk berpaling dari Al-Qur’an. Maka, ketika mereka mendengarnya, dibacakan kepada mereka susunan kalimatnya (Al-Qur’an).

Pendapat ini juga dikisahkan oleh Ibnu Jarīr, namun pendapat ini lemah, karena seandainya demikian maka huruf-huruf tersebut akan disebutkan di seluruh surah, bukan hanya pada sebagian besar surah saja — dan ternyata tidak demikian kenyataannya.

Jika memang untuk maksud itu, maka seharusnya penyebutannya tidak terbatas pada pembukaan surah saja, tetapi pada semua pembukaan ucapan kepada mereka, baik itu permulaan surah maupun selainnya.

Kemudian, sesungguhnya dua surah ini, yakni al-Baqarah dan Āli ‘Imrān, adalah surah Madaniyyah, dan bukan merupakan seruan kepada kaum musyrikin. Maka batal lah apa yang mereka sebutkan dari sisi-sisi ini.

Sebagian yang lain berkata lagi:
Sesungguhnya huruf-huruf ini disebutkan di awal surah-surah yang mengandungnya sebagai penjelasan atas keajaiban (i‘jāz) Al-Qur’an, dan bahwa makhluk-makhluk itu tidak mampu menandinginya dengan semisalnya — padahal Al-Qur’an itu disusun dari huruf-huruf yang mereka gunakan dalam percakapan mereka sehari-hari.

Pendapat ini dinukil oleh ar-Rāzī dalam tafsirnya dari al-Mubarrad dan sekelompok pakar lainnya.
Al-Qurṭubī juga menisbahkannya kepada al-Farrā’ dan Qutrub, dan az-Zamakhsyarī mengukuhkannya dalam al-Kashshāf dan membelanya dengan pembelaan yang kuat.
Pendapat ini juga menjadi pilihan dari Syaikhul Islām Abū al-‘Abbās Ibn Taymiyyah, dan guru kami al-Ḥāfiẓ al-Mujtahid Abū al-‘Ajjāj al-Mizzī, yang meriwayatkan pendapat tersebut kepadaku dari Ibn Taymiyyah.

Az-Zamakhsyarī berkata:

"Huruf-huruf ini tidaklah disebutkan seluruhnya dalam satu tempat di awal Al-Qur’an, tetapi diulang-ulang agar lebih kuat dalam tantangan (mu‘āraḍah) dan pembungkam argumen, sebagaimana kisah-kisah pun banyak diulang, dan tantangan secara eksplisit pun diulang di berbagai tempat."

Ia berkata:

"Disebutkan dari huruf-huruf ini ada yang satu huruf seperti: Ṣād, Nūn, Qāf, dua huruf seperti: Ḥāmīm, tiga huruf seperti: Alif Lām Mīm, empat huruf seperti: Alif Lām Mīm Rā, Alif Lām Mīm Ṣād, dan lima huruf seperti: Kāf Hā Yā ‘Ain Ṣād, dan Ḥā Mīm ‘Ain Sīn Qāf, karena bentuk ucapan mereka terdiri dari kata-kata yang satu huruf, dua huruf, tiga, empat, dan lima — tidak lebih dari itu."

Saya (Ibnu Kaṡīr) berkata:
Dan karena inilah, setiap surah yang dibuka dengan huruf-huruf ini, pasti akan disebutkan di dalamnya pembelaan terhadap Al-Qur’an, penjelasan tentang keajaibannya, dan kebesarannya. Ini dapat diketahui dengan istiqrā’ (penelusuran sistematis), dan memang itulah yang nyata pada dua puluh sembilan surah.

Karena itu, Allah Ta‘ālā berfirman:

• "الم، ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ..." (al-Baqarah: 1–2)

• "الم، اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ..." (Āli ‘Imrān: 1–3)

• "المص، كِتَابٌ أُنزِلَ إِلَيْكَ فَلَا يَكُنْ فِي صَدْرِكَ حَرَجٌ..." (al-A‘rāf: 1–2)

• "الر، كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ..." (Ibrāhīm: 1)

• "الم، تَنْزِيلُ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ" (as-Sajdah: 1–2)

• "حم، تَنْزِيلٌ مِنَ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ" (Fuṣṣilat: 1–2)

• "حم، عسق، كَذَٰلِكَ يُوحِي إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ..." (asy-Syūrā: 1–3)

Dan ayat-ayat selain itu juga menunjukkan kebenaran dari pendapat ini — bagi orang yang merenungkan dengan seksama.

Dan Allah-lah Yang Maha Mengetahui.