Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
وَكَذَا فسرها بالمنافقين من الأوس والخزرج أبو العالية والحسن وَقَتَادَةُ وَالسُّدِّيُّ وَلِهَذَا نَبَّهَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ عَلَى صِفَاتِ الْمُنَافِقِينَ لِئَلَّا يَغْتَرَّ بِظَاهِرِ أَمْرِهِمُ الْمُؤْمِنُونَ فَيَقَعُ بِذَلِكَ فَسَادٌ عَرِيضٌ مِنْ عَدَمِ الِاحْتِرَازِ مِنْهُمْ وَمِنَ اعْتِقَادِ إِيمَانِهِمْ وَهُمْ كُفَّارٌ فِي نَفْسِ الْأَمْرِ، وَهَذَا مِنَ الْمَحْذُورَاتِ الْكِبَارِ أَنْ يُظَنَّ بِأَهْلِ الْفُجُورِ خَيْرٌ فَقَالَ تَعَالَى: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَما هُمْ بِمُؤْمِنِينَ أَيْ يَقُولُونَ ذَلِكَ قَوْلًا لَيْسَ وَرَاءَهُ شَيْءٌ آخَرُ كَمَا قَالَ تَعَالَى: إِذا جاءَكَ الْمُنافِقُونَ قالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ الْمُنَافِقُونَ: ١ أَيْ إِنَّمَا يَقُولُونَ ذَلِكَ إِذَا جَاءُوكَ فَقَطْ لَا فِي نَفْسِ الْأَمْرِ، وَلِهَذَا يُؤَكِّدُونَ فِي الشَّهَادَةِ بِإِنْ وَلَامِ التَّأْكِيدِ فِي خَبَرِهَا. كما أكدوا أمرهم قالوا: آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَلَيْسَ الْأَمْرُ كَذَلِكَ، كما كذبهم اللَّهُ فِي شَهَادَتِهِمْ وَفِي خَبَرِهِمْ هَذَا بِالنِّسْبَةِ إلى اعتقادهم بقوله تعالى: وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنافِقِينَ لَكاذِبُونَ الْمُنَافِقُونَ: ١ وَبِقَوْلِهِ: وَما هُمْ بِمُؤْمِنِينَ.
وَقَوْلُهُ تَعَالَى: يُخادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَيْ بِإِظْهَارِهِمْ مَا أَظْهَرُوهُ مِنَ الْإِيمَانِ مَعَ إِسْرَارِهِمُ الْكُفْرَ، يَعْتَقِدُونَ بِجَهْلِهِمْ أَنَّهُمْ يَخْدَعُونَ اللَّهَ بِذَلِكَ، وَأَنَّ ذَلِكَ نَافِعُهُمْ عِنْدَهُ، وأنه يروج عليه كما قد يَرُوجُ عَلَى بَعْضِ الْمُؤْمِنِينَ كَمَا قَالَ تَعَالَى: يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعاً فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَما يَحْلِفُونَ لَكُمْ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلى شَيْءٍ أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْكاذِبُونَ الْمُجَادَلَةِ: ١٨ وَلِهَذَا قَابَلَهُمْ عَلَى اعْتِقَادِهِمْ ذَلِكَ بِقَوْلِهِ: وَما يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَما يَشْعُرُونَ يَقُولُ: وَمَا يَغُرُّونَ بِصَنِيعِهِمْ هَذَا وَلَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ بِذَلِكَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَا قَالَ تَعَالَى: إِنَّ الْمُنافِقِينَ يُخادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خادِعُهُمْالنِّسَاءِ: ١٤٢ وَمِنَ الْقُرَّاءِ من قرأ وَما يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَكِلَا الْقِرَاءَتَيْنِ تَرْجِعُ إِلَى مَعْنًى واحد «١» . وقال ابْنُ جَرِيرٍ: فَإِنْ قَالَ قَائِلٌ: كَيْفَ يَكُونُ الْمُنَافِقُ لِلَّهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ مُخَادِعًا وَهُوَ لَا يُظْهِرُ بِلِسَانِهِ خِلَافَ مَا هُوَ لَهُ مُعْتَقِدٌ إِلَّا تقية؟ قيل: لا تمتنع العرب من أَنْ تُسَمِّيَ مَنْ أَعْطَى بِلِسَانِهِ غَيْرَ الَّذِي هو فِي ضَمِيرِهِ تَقِيَّةً لِيَنْجُوَ مِمَّا هُوَ لَهُ خَائِفٌ مُخَادِعًا، فَكَذَلِكَ الْمُنَافِقُ سُمِّيَ مُخَادِعًا لِلَّهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ بِإِظْهَارِهِ مَا أَظْهَرَ بِلِسَانِهِ تَقِيَّةً مِمَّا تخلّص به من القتل والسبي والعذاب العاجل وهو لغير ما أظهره مُسْتَبْطِنٌ وَذَلِكَ مِنْ فِعْلِهِ، وَإِنْ كَانَ خِدَاعًا لِلْمُؤْمِنِينَ فِي عَاجِلِ الدُّنْيَا فَهُوَ لِنَفْسِهِ بِذَلِكَ مِنْ فِعْلِهِ خَادِعٌ، لِأَنَّهُ يُظْهِرُ لَهَا بِفِعْلِهِ ذَلِكَ بِهَا أَنَّهُ يُعْطِيهَا أُمْنِيَّتَهَا وَيَسْقِيهَا كَأْسَ سرورها، وهو موردها به حياض عطبها، ومجرعها به كَأْسَ عَذَابِهَا، وَمُزِيرُهَا «٢» مِنْ غَضَبِ اللَّهِ وَأَلِيمِ عِقَابِهِ مَا لَا قِبَلَ لَهَا بِهِ، فَذَلِكَ خَدِيعَتُهُ نَفْسَهُ ظَنًّا مِنْهُ مَعَ إِسَاءَتِهِ إِلَيْهَا فِي أَمْرِ مَعَادِهَا أَنَّهُ إِلَيْهَا مُحْسِنٌ كَمَا قَالَ تَعَالَى:
(١) اختار الطبري قراءة (وما يخدعون) . قال: ومن الدلالة أيضا على أن هذه القراءة أولى بالصحة أن الله جلّ ثناؤه قد أخبر عنهم أنهم يخادعون الله والمؤمنين في أول الآية، فمحال أن ينفي عنهم ما قد أثبت أنهم قد فعلوه، لأن ذلك تضاد في المعنى، وذلك غير جائز من الله عزّ وجلّ. (تفسير الطبري ١/ ١٥٣) .
(٢) جعلها زيارة، وهي هلاك، سخرية بهم واستهزاء.
Demikian pula Abu al-‘Aliyah, al-Hasan, Qatadah, dan as-Suddi menafsirkan ayat ini tentang orang-orang munafik dari kalangan Aus dan Khazraj. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta‘ala memperingatkan tentang sifat-sifat orang munafik agar orang-orang beriman tidak tertipu dengan tampilan lahiriah mereka, sehingga terjadi kerusakan besar akibat tidak berhati-hati terhadap mereka dan menyangka bahwa mereka beriman, padahal sejatinya mereka kafir. Dan ini termasuk bahaya besar jika disangka kebaikan ada pada pelaku kefajiran. Maka Allah Ta‘ala berfirman:
“Dan di antara manusia ada yang berkata: ‘Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,’ padahal mereka bukanlah orang-orang yang beriman.”
Maksudnya, mereka mengatakan itu hanya ucapan belaka, tanpa ada hakikat di baliknya, sebagaimana firman Allah Ta‘ala:
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: ‘Kami bersaksi bahwa sesungguhnya engkau adalah Rasul Allah.’ Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya engkau adalah Rasul-Nya.”
(Surat al-Munafiqun: 1)
Yakni mereka hanya mengucapkan itu apabila datang kepadamu saja, tidak dalam kenyataan sebenarnya. Oleh sebab itu, mereka menguatkan kesaksian tersebut dengan huruf “inna” dan “lam” penegas dalam khabarnya, sebagaimana mereka menegaskan ucapan mereka: ‘Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir.’ Namun kenyataannya tidak demikian, sebagaimana Allah mendustakan kesaksian mereka dan pemberitaan mereka ini berkaitan dengan keyakinan mereka, dengan firman-Nya:
“Dan Allah bersaksi bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta.”
(Surat al-Munafiqun: 1)
Dan firman-Nya: ‘Padahal mereka bukanlah orang-orang yang beriman.’
Firman-Nya Ta‘ala:
“Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman”
maksudnya, dengan menampakkan keimanan yang mereka tampakkan, sementara mereka menyembunyikan kekufuran. Mereka menyangka—karena kebodohan mereka—bahwa mereka menipu Allah dengan itu, dan bahwa hal tersebut akan berguna bagi mereka di sisi-Nya, dan bahwa hal itu bisa diterima oleh Allah sebagaimana bisa menipu sebagian orang-orang beriman. Sebagaimana firman Allah Ta‘ala:
“Pada hari Allah membangkitkan mereka semuanya, lalu mereka bersumpah kepada-Nya sebagaimana mereka bersumpah kepada kalian, dan mereka menyangka bahwa mereka berada di atas sesuatu. Ketahuilah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang berdusta.”
(Surat al-Mujadilah: 18)
Oleh karena itu, Allah membalas mereka atas keyakinan mereka itu dengan firman-Nya:
“Padahal mereka tidak menipu kecuali diri mereka sendiri dan mereka tidak menyadarinya.”
Maksudnya: mereka tidak membahayakan siapa pun dengan perbuatan mereka itu selain diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadari hal itu terhadap diri mereka sendiri. Sebagaimana firman Allah Ta‘ala:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Dia akan membalas tipuan mereka.”
(Surat an-Nisa’: 142)
Dan sebagian qari membaca: “Padahal mereka tidak menipu kecuali diri mereka sendiri.”
Kedua qira’at tersebut kembali kepada makna yang sama.
Ibnu Jarir berkata: Jika ada yang berkata: “Bagaimana bisa orang munafik disebut menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal dia tidak menampakkan dengan lisannya hal yang bertentangan dengan keyakinannya kecuali karena taqiyyah?” Maka dikatakan: Orang Arab tidak menganggap mustahil untuk menyebut seseorang sebagai ‘penipu’ apabila ia mengatakan sesuatu dengan lisannya yang bertentangan dengan isi hatinya sebagai bentuk taqiyyah agar selamat dari sesuatu yang ditakutinya. Maka demikian pula orang munafik disebut ‘penipu’ terhadap Allah dan orang-orang beriman karena ia menampakkan dengan lisannya sesuatu yang bukan isi hatinya, sebagai bentuk taqiyyah untuk menghindari pembunuhan, penawanan, atau siksaan langsung, padahal di dalam hatinya ia menyimpan kebalikan dari yang ditampakkan. Maka itu adalah perbuatannya.
Dan sekalipun itu merupakan penipuan terhadap orang-orang beriman dalam urusan dunia yang bersifat sementara, namun sejatinya ia sedang menipu dirinya sendiri dengan perbuatannya itu, karena ia memperlihatkan kepada dirinya sendiri bahwa dengan perbuatannya itu ia akan mendapatkan apa yang diinginkan, memberi dirinya kebahagiaan, meminumkan dirinya gelas kesenangan; padahal sebenarnya ia sedang menggiring dirinya kepada kebinasaan, memaksakan dirinya meneguk gelas azab, dan menjerumuskannya ke dalam murka Allah dan siksaan-Nya yang pedih, yang tidak akan sanggup ditanggungnya. Maka inilah penipuannya terhadap dirinya sendiri, disebabkan karena ia menyangka bahwa ia berbuat baik kepada dirinya dalam urusan akhiratnya, padahal ia berbuat buruk kepadanya. Sebagaimana firman Allah Ta‘ala: