Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
وَما يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَما يَشْعُرُونَ إِعْلَامًا مِنْهُ عِبَادَهُ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّ الْمُنَافِقِينَ بِإِسَاءَتِهِمْ إِلَى أَنْفُسِهِمْ فِي إِسْخَاطِهِمْ عَلَيْهَا رَبَّهُمْ بكفرهم وشكهم وتكذيبهم غَيْرَ شَاعِرِينَ وَلَا دَارِينَ، وَلَكِنَّهُمْ عَلَى عَمْيَاءَ مَنْ أَمْرِهِمْ مُقِيمُونَ. وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: أَنْبَأَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ فِيمَا كَتَبَ إِلَيَّ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ ثَوْرٍ عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: يُخَادِعُونَ اللَّهَ قَالَ: يُظْهِرُونَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يُرِيدُونَ أَنْ يَحْرِزُوا بِذَلِكَ دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَفِي أَنْفُسِهِمْ غَيْرُ ذَلِكَ. وَقَالَ سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَما هُمْ بِمُؤْمِنِينَ. يُخادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَما يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَما يَشْعُرُونَ
نَعْتُ الْمُنَافِقِ عِنْدَ كَثِيرٍ: خَنِعُ الْأَخْلَاقِ يصدق بلسانه وينكر بقلبه ويخالف بعمله ويصبح عَلَى حَالٍ وَيُمْسِي عَلَى غَيْرِهِ، وَيُمْسِي عَلَى حَالٍ وَيُصْبِحُ عَلَى غَيْرِهِ، وَيَتَكَفَّأُ «١» تَكْفُّؤَ السَّفِينَةِ كلما هبت ريح هبت معها.
سورة البقرة (٢) : آية ١٠
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزادَهُمُ اللَّهُ مَرَضاً وَلَهُمْ عَذابٌ أَلِيمٌ بِما كانُوا يَكْذِبُونَ (١٠)
قَالَ السُّدِّيُّ عَنْ أَبِي مَالِكٍ وَعَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَعَنْ مُرَّةَ الْهَمْدَانِيِّ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ وَعَنْ أُنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ قَالَ: شَكٌّ (فَزَادَهُمُ اللَّهُ مرضا) قال: شكا. وقال ابْنُ إِسْحَاقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي مُحَمَّدٍ عَنْ عِكْرِمَةَ أَوْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ (فِي قلوبهم مرض) قال: شكا. وَكَذَلِكَ قَالَ مُجَاهِدٌ وَعِكْرِمَةُ وَالْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ وَأَبُو الْعَالِيَةِ وَالرَّبِيعُ بْنُ أَنَسٍ وَقَتَادَةُ. وَعَنْ عِكْرِمَةَ وَطَاوُسٍ (فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ) يَعْنِي الرِّيَاءَ. وَقَالَ الضَّحَّاكُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ (فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ) قَالَ: نِفَاقٌ. (فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا) قَالَ: نِفَاقًا وَهَذَا كَالْأَوَّلِ. وَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ (فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ) قَالَ: هَذَا مَرَضٌ فِي الدِّينِ وَلَيْسَ مَرَضًا فِي الْأَجْسَادِ وَهُمُ الْمُنَافِقُونَ. وَالْمَرَضُ الشَّكُّ الَّذِي دَخْلَهُمْ فِي الْإِسْلَامِ (فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا) قَالَ: زَادَهُمْ رِجْسًا، وَقَرَأَ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزادَتْهُمْ إِيماناً وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ. وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزادَتْهُمْ رِجْساً إِلَى رِجْسِهِمْ التَّوْبَةِ: ١٢٤- ١٢٥ . قَالَ: شَرًّا إِلَى شَرِّهِمْ وَضَلَالَةً إِلَى ضَلَالَتِهِمْ. وَهَذَا الَّذِي قَالَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ رَحِمَهُ اللَّهُ حَسَنٌ وَهُوَ الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ وَكَذَلِكَ قَالَهُ الْأَوَّلُونَ وَهُوَ نَظِيرُ قَوْلِهِ تَعَالَى أَيْضًا وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زادَهُمْ هُدىً وَآتاهُمْ تَقْواهُمْ مُحَمَّدٍ: ١٧ وَقَوْلُهُ بِما كانُوا يَكْذِبُونَ وَقُرِئَ يُكَذِّبُونَ، وَقَدْ كَانُوا مُتَّصِفِينَ بِهَذَا وهذا، فإنهم كانوا كذبة ويكذبون بالغيب يَجْمَعُونَ بَيْنَ هَذَا وَهَذَا. وَقَدْ سُئِلَ الْقُرْطُبِيُّ وَغَيْرُهُ مِنَ الْمُفَسِّرِينَ عَنْ حِكْمَةِ كَفِّهِ عَلَيْهِ الصلاة والسلام عَنْ قَتْلِ الْمُنَافِقِينَ مَعَ عِلْمِهِ بِأَعْيَانِ بَعْضِهِمْ «٢» وَذَكَرُوا أَجْوِبَةً عَنْ ذَلِكَ مِنْهَا مَا ثَبَتَ فِي الصَّحِيحَيْنِ أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم قال لعمر رضي الله عنه «أَكْرَهُ أَنْ يَتَحَدَّثَ الْعَرَبُ أَنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ» «٣»
(١) تكفّأ: تمايل وتبختر.
(٢) المراد: مع علمه بنفاقهم، كما في القرطبي ١/ ١٩٨.
(٣) في القرطبي: «معاذ الله أن يتحدث الناس أني أقتل أصحابي» قال: أخرجه البخاري ومسلم.
“Dan mereka tidak menipu kecuali diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadarinya,”
yakni sebagai pemberitahuan dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, bahwa orang-orang munafik dengan keburukan mereka terhadap diri mereka sendiri, karena membuat Tuhan mereka murka terhadap mereka dengan kekufuran, keraguan, dan pendustaan mereka, tanpa menyadari dan tidak mengetahui, namun mereka tetap berada dalam kebutaan terhadap keadaan mereka.
Ibnu Abi Hatim berkata: Telah mengabarkan kepada kami ‘Ali bin al-Mubarak dalam surat yang ia tulis kepadaku, telah menceritakan kepada kami Zaid bin al-Mubarak, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Thawr dari Ibnu Juraij mengenai firman Allah Ta‘ala:
“Mereka menipu Allah”,
ia berkata: mereka menampakkan (kalimat) ‘laa ilaaha illallaah’, mereka ingin dengan itu menjaga darah dan harta mereka, sementara dalam hati mereka berbeda dari itu.
Said meriwayatkan dari Qatadah:
“Dan di antara manusia ada yang berkata: ‘Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,’ padahal mereka bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka tidak menipu kecuali diri mereka sendiri dan mereka tidak menyadarinya.”
Sifat orang munafik menurut kebanyakan ulama: Lemah akhlaknya, lisannya membenarkan, namun hatinya mengingkari, amalnya bertentangan, ia berada pada satu keadaan di pagi hari dan pada keadaan lain di sore hari, dan sebaliknya. Ia berbolak-balik seperti kapal yang terombang-ambing, setiap kali angin bertiup ia ikut tertiup bersamanya.
Surat Al-Baqarah (2) : Ayat 10
“Dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah tambahkan penyakit itu kepada mereka; dan bagi mereka azab yang pedih karena mereka berdusta.”
**As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik dan dari Abu Shalih dari Ibnu ‘Abbas, serta dari Murrah al-Hamdani dari Ibnu Mas‘ud dan dari beberapa sahabat Rasulullah ﷺ tentang ayat ini: ‘Dalam hati mereka ada penyakit’, mereka berkata: itu adalah keraguan. ‘Maka Allah tambahkan penyakit itu kepada mereka,’ mereka berkata: keragu-raguan.
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad bin Abi Muhammad dari ‘Ikrimah atau Said bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas: “Dalam hati mereka ada penyakit” ia berkata: keraguan.
Demikian pula dikatakan oleh Mujahid, ‘Ikrimah, al-Hasan al-Bashri, Abu al-‘Aliyah, ar-Rabi‘ bin Anas, dan Qatadah.
Diriwayatkan dari ‘Ikrimah dan Thawus: “Dalam hati mereka ada penyakit” maksudnya adalah riya (pamer).
Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas: “Dalam hati mereka ada penyakit” maksudnya adalah kemunafikan.
“Maka Allah tambahkan penyakit itu kepada mereka” maksudnya: Allah tambahkan kemunafikan kepada mereka, dan ini serupa dengan yang pertama.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata: “Dalam hati mereka ada penyakit” maksudnya: *ini adalah penyakit dalam agama, bukan penyakit jasmani, dan mereka itulah orang-orang munafik. Penyakit itu adalah keraguan yang memasuki diri mereka terhadap Islam._
“Maka Allah tambahkan penyakit itu kepada mereka,” maksudnya: Allah tambahkan kekotoran kepada mereka, dan ia membaca ayat:
“Adapun orang-orang yang beriman, maka (ayat itu) menambah iman mereka dan mereka bergembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka (ayat itu) menambah kekotoran atas kekotoran mereka.”
(At-Taubah: 124–125)
Ia berkata: keburukan ditambah atas keburukan mereka, kesesatan ditambah atas kesesatan mereka. Dan inilah yang dikatakan oleh Abdurrahman—semoga Allah merahmatinya—dan itu adalah bentuk balasan yang setimpal dari jenis amal, sebagaimana juga dikatakan oleh para ulama terdahulu. Ini serupa dengan firman-Nya Ta‘ala:
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, maka Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka ketakwaan.”
(Muhammad: 17)
Firman-Nya: “Karena mereka berdusta,” dan juga dibaca “mereka mendustakan.”
Dan sungguh mereka memiliki sifat ini dan itu: mereka adalah pendusta dan mereka juga mendustakan perkara ghaib, sehingga keduanya terkumpul pada mereka.
Dan telah ditanyakan kepada al-Qurthubi dan lainnya dari kalangan para ahli tafsir tentang hikmah mengapa Nabi ﷺ menahan diri dari membunuh orang-orang munafik, padahal beliau mengetahui sebagian dari mereka secara jelas.
Mereka menyebutkan jawaban-jawaban terkait hal itu, di antaranya apa yang telah diriwayatkan dalam Shahihain bahwa beliau ﷺ bersabda kepada ‘Umar radhiyallahu ‘anhu:
“Aku tidak suka jika orang-orang Arab mengatakan bahwa Muhammad membunuh sahabat-sahabatnya.”