Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir Al Azhar Juz 1- Detail Buku
Halaman Ke : 17
Jumlah yang dimuat : 111

sekali-kali tidak akan kekal, kalau dia hanya merupakan suatu keadian yang dapat dilihat mata di suatu masa. Sebab apabila Rasul yang membawa mu‘jizat itu telah berpulang ke Rahmatullah, mu‘jizat itu tidak akan bertemu lagi. Dan ada pula suatu kejadian yang dipandang mu'jizat di zaman hidup Nabi yang bersangkutan, nammun setelah beberapa abad di belakang, keangkeran mu'jizat itu tidak ada lagi karena kemajuan ilmu pengetahuan. Sebab itu maka mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad bukanlah mu‘jizat untuk dilihat mata dan pancaindera (hissi), tetapi untuk dilihat hati dan meminta pemikiran (ma‘nawi).

Mu‘jizat yang hissi telah habis pengaruhnya dengan habis zamannya,
Mu‘jizat Musa dan Isa hanya dilihat oleh manusia yang sezaman dengan beliau. Orang Yogi yang kuat mengadakan pertapaan sudah bisa berjalan di atas api yang tengah menyala, sehingga mu‘jizat Nabi Ibrahim sudah hampir disarnai. Kemajuan ilmu kedokteran di zaman sekarang telah memungkinkan sembuh- nya penyakit-penyakit hebat sebagai yang telah disembuhkan oleh jamahan tangan Nabi Isa. Sudah ada pula orang yang menaksir bahwa terbelah laut di zaman Musa adalah lantaran pasang yang selalu sangat surut.

Sedangkan mu‘jizat Nabi Muhammad s.a.w. sendiri tentang Isra’ dan Mi'raj masih juga menjadi pertikaian faham di antara ulama-ulama Islam sendiri sejak lagi di zaman sahabat, apakah beliau itu Isra’ dan Mi'raj dengan tubuh dan nyawa beliau atau hanya dengan nyawa saja. Aliran yang dua itu tetap ada, yang berarti bahwa bagi golongan berkepercayaan dengan nyawa Saja, urusan Isra’ dan Miraj dengan sendirinya tidak begitu hebat lagi. Dan tidak pula mereka kafir kalau mereka berpendapat begitu.

Lantaran itu dapatlah kita berkata bahwasanya mu‘ jizat segala Nabi dan
Rasul, dan mu‘jizat Nabi Muharnmad s.a.w. yang selain dari al-Quran, adalah hal kenyataan yang dapat dilihat mata, yang habis dengan sendirinya setelah lewat zamannya Tetapi muijizat Nabi Muhammad s.a.w. yang bernama al-Quran ini adalah mu‘jizat untuk seluruh masa dan bangsa, yang datang setelah akal dan kecerdasan manusia sudah lebih tinggi daripada zaman purbakala yang telah dilaluinya itu. Tegasnya, dahulu mu‘jizat untuk dilihat mata, sekarang mu‘jizat al-Quran untuk dilihat akal. Akal dari seluruh manusia, turunan derni turunan.


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?