Tak lama setelah itu, secara tiba-tiba saja, kami mendapat berita dan menyaksikan sendiri, terbitnya Tafsir Al-Azhar keluaran Malaysia, yang tidak kami ketahui siapa nama penerbit dan siapa yang memberi izin. Bukan saja di Malaysia, Singapura dan Brunei, Tafsir Al-Azhar jiplakan itu juga beredar di Indonesia.

Kami merasa sulit untuk mencari tahu siapa penerbit gelap itu, terlebih lagi karena belum adanya perjanjian antar Indonesia dan Malaysia mengenai soal jiplak - menjiplak ini, kami pihak ahli waris dan penerbit Pustaka Panjimas tak bisa berbuat sesuatu untuk mencegahnya. '

Ketika Saudara H. Akmad Semait dari Pustaka Nasional Singapura, mengatakan keinginan dan minta persetujuan pada ahli waris menerbitkan Tafsir ini di Singapura, kami segenap ahli waris menyetujui, tentu saja dengan syarat-syarat dan perjanjian yang lazim berlaku.

Dengan demikian, disamping Pustaka ,Panjimas di Indonesia, penerbit resmi Tafsir Al-Azhar ini ialah Pustaka Nasional Singapura. Adapun diluar itu adalah penerbit gelap. Terakhir kami juga mendapat kabar buku Tafsir Al-Azhar gelap itu beredar dengan harga yang lebih murah di Muangthai dan dibaca oleh umat Islam Patani bagian selatan Muangthai.

Adanya penjiplakan seperti itu, tentu saja sangat merugikan. Namun dipihak lain meluasnya penyebaran serta tingginya minat masyarakat diIndonesia, Malaysia dan Muangthai membaca buku ini membawa kami berdoa semoga semuanya itu diterima oleh Allah Subhana Wata'ala sebagai amal dan ibadah bagi almarhum Ayah kami. Manfaat lain juga dari Tafsir ini ialah bagi para mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam yang menjadikan Tafsir ini sebagai bahan skripsi ataupun disertasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sl, S2 dan S3.

Penerbit

Jakarta, Ramadhan 1421 H

Desember 2000 M