Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Terjemah Fiqh Zakat - Yusuf Qaradhawi- Detail Buku
Halaman Ke : 38
Jumlah yang dimuat : 200

Semua ayat dan hadis di atas udalah tentang zakat. tetapi diungkapkan dengan istilah shadagah. Terdapat pula penggunaan istilah mushuddig buat amil, oleh karena ia bertugas mengumpulkan dan membagi-bagikan sedekah tersebut. Namun dalam penggunaan sehari-hari kata sedekah itu disalahartikan, yaitu hanya berarti sedekah yang diberikan kepada? pengemis dan peminta-minta. Tetapi hal itu tidak boleh membuat kita lupa bagaimana sebenarnya pengertian satu kata dalam bahasa Arab pada zaman Ouran turun. Kata shadagah sesungguhnya berasal dari kata Shidg yang berarti benar. Oadhi Abu Bakr bin Arabi mempunyai pendapat yang sangat berharga tentang mengapa zakat dinamakan shadagah: “Kata shadagah berasal dari kata shidg, benar dalam hubungan dengan sejalannya perbuatan dan ucapan serta keyakinan.” Bangun shad — dal — gaf bermakna “terwujudnya sesuatu oleh sesuatu. atau membantu terwujudnya sesuatu itu.” Contoh di antaranya adalah shidag 'mahar' buat perempuan, yaitu terwujudnya dan diakuinya kesahan hubungan suami isteri dengan diterimakannya mahar dan terlaksananya perkawinan menurut tata cara tertentu. Pengertian zakat memang berubah sesuai dengan perubahan tasrif katanya. “Banyak kata shaddaga dalam berbicara. berarti “benar.” bentuk kata tashaddaga dalam ha! kekayaan. berarti “dizakatkan,” dan bentuk kata ushdaga kepada perempuan. berarti "membayar mahar” perempuan tersebut. Perubahan tasrif itu dimaksudkan untuk menunjukkan arti tertentu setiap kasus. dan diungkapkannya semua dengan akar kata Shadag dimaksudkan untuk menunjukkan perbuatan menyedekahkan itu: bahwa orang yang yakin hari kebangkitan ada. negeri akhirat adalah negeri tujuan. dan dunia adalah jembatan buat akhirat dan gerbang kejahatan maupun kebaikan. maka orang itu tentu akan bekerja dan mengorbankan apa yang diperolehnya di dunia. untuk kepentingan akhirat tersebut, tetapi bila ia tidak yakin, ia tentu akan kikir, memburu dunia. dan tidak peduli dengan akhirat.”' Menurut pendapat saya. oleh karena itulah Allah menggabungkan kata “memberi” dengan “membenarkan” dan “kikir” dengan “dusta” dalam firmanNya:


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?