purbakala bahwasanya tanah-tanah yang di sebelah timur negeri mereka sampai ke watas negeri Babil hanya terhitung satu negeri saja, iaitu negeri Arab. Apalah bedanya dengan orang Sumatera yang datang ke tanah Minahasa misalnya, walaupun dia orang Bengkulen atau orang Tapanuli, namun semuanya mereka hitungkan saja satu asal, iaitu orang Sumatera. Lantaran itu maka pembicaraan kita sekarang ialah memandang jazirah Arab menurut pandangan sekarang, bukan pandangan purba- kala. Sampai sekarang masih banyak lagi tumpak-tumpak Tanah Arab itu yang belum diketahui, meskipun penyelidikan ke jurusan itu tiada pemah dihentikan. Ahli-ahli pengetahuan dari hal bumi dari bangsa Amerika paling akhir ini amat bersungguh-sungguh melanjutkan penyelidikan itu, yakni sejak Raja Ibnu Saud mengizinkan suatu maskapai Amerika membuka suatu tambang minyak yang paling besar di Alhassa. Dari pengetahuan yang ringkas yang telah disusun oleh para ahli penyelidik, bahwa sebahagian besar Tanah Arab itu terdiri dari bukit- bukit batu, yang melandai menuju padang lapang tanah Suriah dan Selat Parsi. Di antara bukit-bukit yang terkenal di sebelah barat ialah Bukit Sinai. Tingginya 8,700 kaki. Itulah bukit yang banyak tersebut di dalam kitab-kitab suci, tempat Musa menerima wahyu. Bukit-bukit sebelah Hejaz dan Yaman ada yang tingginya sampai 6,700 kaki. Bukit barisan Hadramaut di sebelah selatan sampai 2,400 meter. Dengan cepat bertambah rendah bila telah sampai di Selat Oman. Bukit Hijau di timur laut sampai 10,000 kaki. Di sana terdapat tiga lembah. Bermula dari dekat Madinah dan Makkah. Yang pertama memanjang dari selatan ke utara hingga sampai ke desa-desa Syam. Yang kedua menuju ke barat daya dan tenggara sampai ke Selat Parsi. Yang ketiga sampai ke utara Selat Parsi: ia dihambat oleh bukit-bukit yang memanjang sampai ke tepi pantai Lautan Merah dan bukit-bukit yang memanjang pula sampai ke pantai Lautan Hindia. Setelah sampai di bukit-bukit Syam dan Tuaik, barulah lembah itu terbuka pula. Lain dari ketiga lembah besar itu ada lagi beberapa lembah kecil- kecil dan belukar-belukar subur, terutama yang terletak agak terdekat dari ketiga lembah itu. Bumi jazirah itu terbahagi dua, tanah yang subur dan tanah yang tandus. Bahagian yang tandus dan kering itulah yang lebih luas. Oleh