Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 15
Jumlah yang dimuat : 623

Pengantar maka ia akan melihat banyak dibandingkan apa yang kita lihat,” demikian lebih kurang tulis Abdullah Darraz dalam bukunya an-Naba? al-Aghim. Al-Qur'an al-Karim turun sedikit demi sedikit, selama sekitar 22 tahun lebih. Ayat-ayatnya berinteraksi dengan budaya dan perkembangan masyarakat yang dijumpainya. Kendati demikian, nilai-nilai yang diamanatkannya dapat diterapkan pada setiap situasi dan kondisi. Myfassir dituntut untuk menjelaskan nilai-nilai itu sejalan “dengan perkembangan masyarakatnya, sehingga al-Qur'an dapat benar-benar berfimpsi sebagai petunjuk, pemisah antara yang hag dan batil, serta jalan keluar, bagi setiap problema kehidupan yang dihadapi. samping itu, mufassir dituntut pula untuk menghapus kesalahpahaman terhadap al-@ur'an atau kandungan ayat-ayatnya, sehingga pesan-pesan al-Our'an diterapkan dengan sepenuh hati dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Setiapkali ayat turun, sambil memerintahkan para sahabat menulisnya, Nabi saw. memberi tahu juga tempat ayat-ayat itu dari segi sistematika urutannya dengan ayat-ayat atau surah-surah yang lain. Semua ulama sepakat bahwa sistematika urutan ayat-ayat al-Qurân adalah tangifi, dalam arti berdasar petunjuk Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw, dan bahwa urutan tersebut bukan atas dasar urutan masa turunnya. Seandainya berdasar hal itu, tentulah lima ayat pertama surah Igra' (al-“Alag) yang merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw. akan menempati lembaran pertama mushhaf al-Our'an, disusul dengan awal surah 4/-Oalam, dan al-Muddatstsir, yang menurut sekian riwayat merupakan wahyu kedua atau ketiga yang beliau terima. Penyusunan urutan surah-surah al-Qur'an yang berjumlah 114 surah itu juga demikian dalam pandangan mayoritas ulama. Sementara orientalis mengkritik tajam sistematika urutan ayat dan surah-surah al-Our'an, sambil melemparkan kesalahan kepada para penulis wahyu. Dalam buku “Be//s Introduction to the Ouran” oleh W. Montgomery Watt, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Lilian D. Tedjasudhana dengan judul “Richard Bell, Pengantar Qur'an”, dikemukakan apa yang dia namai bukti adanya revisi dan perubahan dalam pengumpulan atau peletakan bersama satu-satuan kecil bentuk asli wahyu yang disampaikan. Dia menulis: “Ada alasan untuk menduga bahwa proses ini dimulai oleh Nabi Muhammad sendiri, yaitu bahwa ini berlangsung terusmenerus bersama penerimaan wahyunya.” xviii


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?