Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 31
Jumlah yang dimuat : 623

Surah al-Fatihah (1) surah ini turun di Madinah, dan karena simpang-siurnya tiwayat, ada yang berpendapat bahwa surah ini turun dua kali — untuk mengisyaratkan tentang keagungannya — sekali di Mekah dan sekali di Madinah. Betapapun terjadi perbedaan-perbedaan itu, namun kita dapat berkata bahwa surah ini Makkiyah (turun sebelum Nabi berhijrah ke Madinah), apalagi nama as-Sah' al-Matsani telah disinggung oleh al-Gur'an melalui firman-Nya dalam OS. al-Hijr [15]: 87: “Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu as-Sab' al-MatsAni dan al-Qur'an al-Karim.” Disepakati oleh ulama bahwa surah al-Hijr turun ketika Nabi saw. masih bermukim di Mekah. Ditambah lagi bahwa shalat telah diwajibkan sejak di Mekah, sedang Nabi saw. bersabda bahwa tidak sah shalat tanpa membaca surah al-Fatihah. Kini jika Apda bertanya mengapa surah ımı diletakkan pada awal alQur'an, jawabannya antara lai adalah apa yang diuraikan oleh Syekh Muhammad Abduh menyangkut kandungannya yang bersifat global yang dirinci oleh ayat-ayat lai sehingga ia bagaikan mukadimah atau pengantar bagi kandungan surah-surah al-Qur'an. Bahwa ayat-ayat surah al-Fatihah merupakan rincian dari ayat-ayat yang lain, telah dikemukakan oleh ulama-ulama jauh sebelum Syekh Muhammad Abduh. Abu al-Hasan al-Harrali seorang sufi dan ulama, pakar bahasa, teologi dan logika (w. 698 H) dalam bukunya Miftah al-Bab alMugaffal Li Fahm al-Our'in al-Munaggal ketika menafsirkan surah ini antara lain mengatakan: “Al-Fatihah adalah induk al-Gur'an, karena ayat-ayat al@uran seluruhnya terinci melalui kesimpulan yang ditemukan pada ayatayat al-Fatihah. Tiga ayat pertama surah al-Fatihah mencakup makna-makna yang dikandung oleh a/-Asmàâ’ al-Husnå (nama-nama Allah yang indah). Semua rincian yang terdapat dalam al-Qur'an menyangkut Allah bersumber dari ketiga ayat pertama itu. Ketiga ayat terakhir dari firman-Nya: Ihdina as-shirdth al-Mustagim mencakup segala yang meliputi urusan makluk dalam mencapai Allah dan menoleh untuk meraih rahmat-Nya, serta mengesampingkan selain-Nya. Semua rincian yang terdapat dalam al-Gur'an bermuara pada ketiga ayat itu. Sedang segala sesuatu yang menjadi penghubung antara makhluk dengan khalig terinci dalam firman-Nya: Iyydka na budu wa iyydka nasta in.” Demikian lebih kurang kesimpulan Abu al-Hasan al-Harrali yang dikutip oleh Ibrahim Ibn Umat al-Biga'i. Al-Bigai pengarang tafsir Nazhm ad-Durar f Tanisug al-Ayat wa asSuwir itu menguraikan lebih lanjut tulisannya dengan menjelaskan alasan


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?