Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 54
Jumlah yang dimuat : 623

Kelompok I ayat 2 kesempurnaan yang demikian itu pun tidak wajar disandangkan kepadaNya. “Salah satu pujian yang terpuji adalah mengucapkan pujian (hee JNE ji 05 dad! U Lo, U) 94 Rabbi laka al-hamdu kame yanbaghi Ujaldli wajhika/ Wahai Tuhan, hanya untuk-Mu segala puji sesuai keagungan wajah-Mu” (HR. Ibn Majah melalui Ibn Umar). “Adalah merupakan salah satu segi rahmat Allah bahwa Dia mengajar manusia untuk memuji-Nya dengan kata yang sangat sederhana. Tidak jarang manusia yang mempersiapkan berjam-jam lamanya pujian buat makhluk dan dengan panjang lebar menyampaikannya, tetapi apa yang diajarkan Allah ini sungguh singkat.” Demikian Mutawalli asy-Sya'rawi, ulama Mesir kontemporer menulis kesannya. Karena itu tulisnya lebih jauh, “Hendaknya kita menyadari bahwa memuji manusia dengan berlebihan dapat menimbulkan rasa angkuh, kemunafikan, serta menambah kedurhakaan yang durhaka. Karena itu, hendaklah kita mengurangi pujian kepada manusia, karena terhadap Allah pun kita hanya diajarkan mengucapkan dua kata, dan sungguh bahagia kita diajarkan yang demikian, karena kalau tidak, maka alangkah sulitnya memuji Allah, pujian yang sesuai dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya.” Demikian asy-Sya'rawi. Di sisi lain, patut ditambahkan bahwa pujian yang diajarkan di sini, dikemukakan dalam bentuk persona ketiga, seakan-akan yang dipuji tidak berada di hadapan yang memuji. Ini pun merupakan satu pelajaran, agar pujian hendaknya tidak disampaikan langsung di hadapan yang dipuji. Ini berbeda dengan beribadah kepada-Nya, sebagaimana akan dijelaskan nanti dalam firman-Nya: Iyyaka na'budu. Selain itu, kalau pada lahirnya ada perbuatan atau ketetapan Tuhan yang mungkin oleh kaca mata manusia dinilai “kurang baik”, maka harus disadari bahwa penilaian tersebut adalah akibat keterbatasan manusia dalam menetapkan tolok ukur. Pasti ada sesuatu yang luput dari jangkauan pandangannya sehingga penilaiannya menjadi demikian. Lanjutan ayat ini menyatakan bahwa Allah Rabb al- Glamin («4 Lp). Kata rabb, seakar dengan kata tarbiyah, yaitu mengarahkan sesuatu tahap demi tahap menuju kesempurnaan kejadian dan fungsinya. Bisa juga ia berarti memiliki, walaupun pendapat pertama lebih baik, apalagi kepemilikan Allah akan disebut secara tegas dalam ayat keempat surah ini. Ketika menyebut kata /1//4h, dapat terbayang dalam benak segala sifat-sifat Allah swt., baik sifat /77/ (perbuatan) maupun sifat Dzat-Nya, yakni baik yang dapat berdampak kepada makhluk-Nya maupun tidak. Sifat


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?