Loading...

Maktabah Reza Ervani




Judul Kitab : Tafsir al Mishbah Jilid 1- Detail Buku
Halaman Ke : 56
Jumlah yang dimuat : 623

Surah al-Fatihah (1) Kelompok I ayat 2 Rabb al-alamin Allah swt. bukan saja Rabb/ Pemelihara dan Pendidik manusia tetapi Dia adalah Rabb al- dlamin. Kata (udi) Samin adalah bentuk jamak dari kata (JW) Alam. Ia terambil dari akar kata yang sama dengan i/mu atau alamat (tanda). Setiap jenis makhluk yang memiliki ciri yang berbeda dengan selainnya, maka ciri itu menjadi alamat atau tanda baginya. Atau, dia menjadi sarana/alat untuk mengetahui wujud sang Pencipta. Dari sini kata tersebut biasa, dipahami dalam arti alam raya atau segala sesuatu selain Allah. Sementara pakar tafsir memahami kata alam dalam arti kumpulan sejenis makhluk Allah yang hidup, baik hidup sempurna maupun terbatas. Hidup ditandai oleh gerak, rasa dan tahu. Ada alam malaikat, alam manusia, alam binatang, alam tumbuhtumbuhan, tetapi tidak ada istilah alam batu karena batu tidak memiliki rasa, tidak bergerak tidak juga tahu, walau tentang dirinya sendiri. Pakarpakar teologi memahaminya dalam arti segala sesuatu selain Allah, tetapi tentu saja bukan itu yang dimaksud oleh ayat ini, karena jika demikian, tentu ayat di atas tidak menggunakan bentuk jamak. Bukankah jika memang makna Gam adalah segala sesuatu selain Allah, maka ia tidak perlu dijamak. Kalimat («di D),) Rabb al “Glamin. merupakan keterangan lebih lanjut tentang layaknya segala puji hanya tertuju kepada Allah swt. Betapa tidak, Dia adalah Rabb al-Glamin. Dengan menegaskan bahwa Allah adalah Rabb al-dlamin, ayat ini menenangkan manusia bahwa segalanya telah dipersiapkan Allah. Tidak ada satu pun kebutuhan makhluk dalam rangka mencapai tujuan hidupnya yang tidak disediakan Allah, karena Dia adalah Pendidik dan Pemelihara seluruh alam. “Dia (Allah) telah menganugerahkan kepada kamu (keperluan kamu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya” (OS. Ibrahim (141: 34). Dengan demikian, manusia dapat hidup tenang, dan optimis menghadapi masa depan, dan ini saja sudah merupakan sesuatu yang sangat berharga dan harus disyukuri. Saat seorang berkata al-hamdu lillah, rmaka Dia menyampaikan pujian kepada Allah dalam kedudukan-Nya sebagai Tuhan yang wajib disembah, dan ketika Tuhan Yang Wajib disembah itu, disifati dengan Rabb al- alamin, maka pujian tersebut berlanjut akibat kedudukan-Nya sebagai Pemelihara dan Pendidik. Alhamdu lillah Rabb al-Glamin dalam surah al-Fatihah ini mempunyai dua sisi makna. Pertama berupa pujian kepada Allah dalam bentuk ucapan,


Beberapa bagian dari Terjemahan di-generate menggunakan Artificial Intelligence secara otomatis, dan belum melalui proses pengeditan

Untuk Teks dari Buku Berbahasa Indonesia atau Inggris, banyak bagian yang merupakan hasil OCR dan belum diedit


Belum ada terjemahan untuk halaman ini atau ada terjemahan yang kurang tepat ?