“Ajarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat yang dipetik " dari kekayaan Orang-orang kaya dan miskin di antara mereka.” Anak-anak dan orang gila hanya terlepas dari kewajiban zakat apabila mereka miskin, oleh karena itu harus berzakat apabila mereka kaya. Ibnu Hazm mengatakan bahwa hadis itu berlaku umum bagi siapa pun, Muslim yang kaya, baik anak-anak maupun orang dewasa.! 2. Alasan kedua yang mereka kemukakan adalah adanya hadis yang diriwayatkan oleh Syafi'i dengan sanad Yusuf bin Mahak, “Terimalah oleh kalian zakat kekayaan anak yatim atau harta-harta kekayaan anak-anak yatim yang tidak mengakibatkan kekayaan itu habis.” Menurut Baihagi dan Nawawi, sanad hadis itu shahih. Tetapi Yusuf bin Mahak adalah generasi kedua (tabi'in) yang tidak semasa dengan Nabi, dengan demikian hadis itu adalah mursal. Namun Syafi'i mendukung hadis itu berdasarkan kesamaannya dengan hadis-hadis lain dan dengan kenyataan bahwa para sahabat mewajibkan zakat atas kekayaan anak yatim.? Tabrani melaporkan dalam kitabnya al-Ausath dari sumber Anas bin Malik, bahwa Rasulullah s.a.w. berkata, “Perniagakanlah kekayaan anak- anak yatim agar tidak menjadi habis oleh zakat!" Haitami berkata dalam Majma' al-Zawaid,? “Syekh dan guru saya mengatakan kepada saya bahwa sanad hadis itu shahih.” Yaitu gurunya Hafiz Zainudin Iragi." Turmizi meriwayatkan satu hadis yang diterimanya dari Amru bin erikan kepada Orang-Orang Syu'aib yang berasal dari ayahnya, dari neneknya, lagi kemudian dari. Nabi