Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
berlangsung semenjak kebudayaan-kebudayaan pertama manusia. Kata- nya. “Pada bangsa apa pun peneliti mengarahkan perhatiannya. ia selalu hanya akan menemukan dua golongan manusia yang tidak ada ketiganya. yaitu golongan yang berkecukupan dan golongan yang melarat. Di balik itu selalu didapatkan suatu keadaan yang sangat menarik. yaitu golorgan yang berkecukupan selalu semakin makmur tanpa batas. sedangkan colongan yang melarat selalu semakin kurus sehingga hampir-hampir tercampak di atas tanah, terhempas tak berdaya. Terancamlah bangunan masyarakat oleh karena fondamennya goyah. sedangkan orang-orang yang hidup bermewah-mewah itu sudah tidak sadar mulai dari mana atap di atasnya runtuh.” Mesir pada zaman kunonya merupakan -Surga di atas bumi ini. Apa saja tumbuh. yang dapat memberi makan berlipat-lipat ganda penduduk- nya. Tetapi golongan miskin di sana tidak mempunyai apa yang bisa mereka makan. oleh karena golongan kaya tidak meninggalkan sisa selain ampas-ampas yang tidak berguna dan tidak mengobati lapar. Kemudian ketika kelaparan melanda pada masa Dinasti XlI. orang-orang miskin menjual diri mereka kepada orang-orang kaya yang kemudian dijepit dan ditekan habis-habisan. Dalam kerajaan Babilonia. keadaan persis sama dengan di Mesir. Orang-orang miskin tidak pernah dapat menikmati hasil-hasil negeri mereka. sedangkan kesuburan negeri mereka itu tidak ada bedanya dengan Mesir: semua mengalir ke Persia. Lalu pada zaman Yunani keadaan tidak berbeda, bahkan ada raja-raja yang melakukan tindakan- tindakan yang membuat bulu kuduk bergidik: orang-orang miskin itu digiring dengan cambuk ke tempat-tempat yang paling terkutuk, dan bila salah sedikit saja disembelih seperti domba. Di Yunani. orang-orang kaya hanya meninggalkan tanah-tanah yang tidak bisa ditanami buat orang-orang yang melarat. Yang oleh karena itu orang-orang tersebut mengalami berbagai macam kepapaan. Di Athena orang-orang kaya sampai menilai orang-orang miskin bisa dijual sebagai budak bila mereka tidak mampu memenuhi kewajiban mereka mempersembahkan hadiah-hadiah. Sedangkan di Roma. negeri gudang hukum dan ahli-ahlinya. orang- orang berpunya berkuasa penuh atas rakyat biasa. Mereka melakukan diskriminasi yang membuat rakyat biasa itu dalam pandangan mereka tidak berbeda dari anak-anak buangan dalam pandangan Orang-orang di India: tidak akan diberi seteguk air sebelum menguras tenaga. Akhirnya orang-orang itu melarikan diri dari kota-kota dan mengucilkan diri dari pergaulan dengan memendam perasaan geram. llmuan besar Misylih di kerajaan Rumawi berkata. “Orang-orang miskin semakin hari semakin miskin, sedangkan orang-orang kaya