Progress Donasi Kebutuhan Server — Your Donation Urgently Needed — هذا الموقع بحاجة ماسة إلى تبرعاتكم
Rp 1.500.000 dari target Rp 10.000.000
semenjak ada sampai kiamat nanti. Kita telah bebas dari ancaman separuh neraka itu oleh karena iman kita, sekarang bebaskanlah diri kita dari ancaman separuh lagi dengan mengajak orang-orang lain memberi makan orang-orang iskin.” Dunia belum pernah memiliki satu kitab seperti Ouran yang mengklafikasikan orang-orang yang tidak berupaya menarik orang-Orang lain untuk ikut memperhatikan nasib orang-orang miskin sebagai orang- orang yang harus dihukum berat dan diceblos ke dalam neraka. Dalam Ouran, surah al-Fajr, Allah membentak oOrang-orang Jahiliah yang mengatakan bahwa agama mereka justru untuk mendekat- kan diri kepada Tuhan dan berasal dari nenek moyang mereka, Ibrahim: . (u.hgu,;& 5 ee 55 S SE “Tidak, tetapi kalian tidak menghormati anak-anak yatim dan tidak saling mendorong memberi makan orang-orang miskin."? Kata sahadh 'saling mendorong' dalam ayat itu mengandung arti “bahu-membahu”. Dengan demikian ayat itu mengandung seruan agar masyarakat bertanggungjawab sepenuhnya dalam menangani kemiskinan. Syekh Muhammad Abduh berkata, “Ungkapan “menyuruh memberi makan' bukan 'memberi makan' saja orang-orang miskin dalam ayat itu mengandung arti tegas bahwa setiap anggota masyarakat harus bertang- gungjawab dan saling mendorong secara bersama-sama mengerjakan kebajikan dan mencegah hal-hal yang tidak baik terjadi, di samping selalu mengerjakan kebajikan dan menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik itu sendiri.' Dalam Ouran, surah al-Ma'un, tindakan kejam kepada anak-anak yatim dan tidak mau tahu dengan nasib orang-orang miskin, dinilai sebagai tindakan yang menjatuhkan langsung seseorang ke dalam kekafiran dan keingkaran tentang adanya hari kiamat. Allah berfirman, "Kau lihatkah siapakah yang mendustakan agama?" Pertanyaan di sini berarti, “Tahukah kau siapa yang disebut pendusta agama?” Bila tidak tahu, maka jawabnya adalah, Je adalah orang yang mengusir anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin." Syekh Muhammad Abduh mengatakan selanjutnya, “Mendorong memberi makan orang miskin” berarti menghimbau dan mengajak orang