احذروا هذا البديل الإسرائيلي لحل الدولتين
Mewaspadai Alternatif Dua Negara dari Israel (Bagian Pertama)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Mewaspadai Alternatif Dua Negara dari Israel ini masuk dalam Kategori Politik dan Dunia Islam
بدأت تخرج من “إسرائيل” تباعاً، خطوط مسرحية جديدة، قد يبدأ طرحها علناً في إطار مشروع التسوية العربية – الإسرائيلية. وتحاول الخطة جاهدة أن تنقل “إسرائيل” من إطار دولة معتدية ومحتلة، إلى إطار دولة شريكة مع الدول العربية، في إعادة تنظيم استراتيجية للمنطقة بأكملها، تشبه خطة سايكس – بيكو التي دمرت وحدة المنطقة العربية في مطلع القرن العشرين. تضع الخطة “إسرائيل” في قلب المنطقة العربية، بموافقة ومباركة ومشاركة من دول عربية، وبرعاية دولية أميركية وأوروبية وروسية.
Secara bertahap, mulai muncul dari “Israel” sejumlah skenario baru yang bisa jadi akan diajukan secara terbuka sebagai bagian dari proyek penyelesaian konflik Arab-Israel. Rencana ini berupaya keras untuk mengubah citra “Israel” dari sebuah negara penjajah dan agresor menjadi mitra bagi negara-negara Arab dalam upaya penataan ulang strategi kawasan secara menyeluruh — mirip dengan perjanjian Sykes-Picot yang telah menghancurkan kesatuan dunia Arab pada awal abad ke-20. Rencana ini menempatkan “Israel” di jantung kawasan Arab, dengan persetujuan, dukungan, dan keterlibatan beberapa negara Arab, serta dengan sponsor internasional dari Amerika, Eropa, dan Rusia.
بطل الخطة الإسرائيلية العلني هو اللواء احتياط غيورا آيلاند، الذي كان رئيساً لقسم التخطيط في الجيش الإسرائيلي، كما كان رئيساً لمجلس الأمن القومي. وهو أيضاً الشخص البارز في مؤتمر هرتسليا السنوي الذي يناقش ويقترح خطط “إسرائيل” الاستراتيجية، وفي المقدمة منها خطط الترانسفير للفلسطينيين المقيمين في أرض وطنهم تحت حكم دولة “إسرائيل”، لتحقيق «يهودية» دولة “إسرائيل”.
Tokoh utama dari rencana Israel ini secara terbuka adalah Mayor Jenderal (Cadangan) Giora Eiland, yang pernah menjabat sebagai kepala divisi perencanaan di militer Israel serta kepala Dewan Keamanan Nasional. Ia juga merupakan tokoh terkemuka dalam Konferensi Herzliya tahunan, yang membahas dan mengusulkan strategi-strategi utama Israel — termasuk yang paling utama adalah rencana transfer paksa warga Palestina yang tinggal di tanah air mereka yang kini berada di bawah kekuasaan negara “Israel”, demi mewujudkan “ke-Yahudi-an” negara Israel.
أما بطل الخطة السري، فهو العالم الجغرافي الإسرائيلي يوشع بن آرييه، الذي كان سابقاً رئيساً للجامعة العبرية. وقد صاغ هذا العالم ما يسميه «خريطة عامة لحل إقليمي للنزاع العربي – الإسرائيلي»، ثم جاء اللواء غيورا آيلاند، وبما له من نفوذ داخل الجيش الإسرائيلي، وداخل القطاع السياسي الإسرائيلي، فتبنى الخطة، وبدأ يروج لها.
Adapun tokoh di balik layar dari rencana ini adalah ahli geografi Israel, Yosha Ben Ariyeh, yang sebelumnya menjabat sebagai rektor Universitas Ibrani. Dialah yang merumuskan apa yang ia sebut sebagai “peta umum untuk solusi regional atas konflik Arab-Israel.” Setelah itu, Jenderal Giora Eiland — dengan pengaruhnya di dalam militer dan politik Israel — mengadopsi rencana tersebut dan mulai mempromosikannya secara aktif.
الترويج للخطة قديم يعود للسنوات الأولى بعد عام ٢٠٠٠، الذي شهد فشل مفاوضات كامب ديفيد بين ياسر عرفات وإيهود باراك. ولكن بروزها من جديد يرتبط بالأزمة السياسية القائمة بين الرئيس الأميركي باراك أوباما ورئيس الوزراء الإسرائيلي بنيامين نتنياهو. فقبل أيام نشر غيورا آيلاند مقالاً في صحيفة «يديعوت أحرونوت» (٣١/٣/٢٠١٠)، أوضح فيه أن الولايات المتحدة الأميركية، وبخاصة التيار الديمقراطي فيها، تبنى منذ عام ٢٠٠٠ اقتراح إنشاء دولتين، دولة فلسطينية إلى جانب دولة “إسرائيل”، وذلك حسب خطة الرئيس الأميركي الأسبق بيل كلينتون، التي أعلنها قبل نهاية عهده بفترة وجيزة.
Promosi terhadap rencana ini sebenarnya sudah dimulai sejak awal tahun 2000-an, yaitu setelah kegagalan perundingan Camp David antara Yasser Arafat dan Ehud Barak. Namun, kemunculan kembali rencana ini berkaitan erat dengan krisis politik yang tengah terjadi antara Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Giora Eiland menulis sebuah artikel di surat kabar Yedioth Ahronoth (31/3/2010), yang menjelaskan bahwa Amerika Serikat—terutama pihak Demokrat—telah sejak tahun 2000 mengadopsi gagasan pembentukan dua negara: negara Palestina berdampingan dengan negara “Israel”, sesuai dengan rencana mantan Presiden AS Bill Clinton yang diumumkan menjelang akhir masa jabatannya.
هنا يقول آيلاند: «إن فكرة الدولتين، هي في نظر كل إدارة أميركية، وبالتأكيد ديمقراطية، اسم سري لخطة كلينتون جوهرها فكرة الدولتين.. وقبل نحو أسبوع قرر أوباما عدم الاكتفاء بالاسم السري، والتأكد من أن نتنياهو يفهم ويوافق على أن تأييد (الدولتين) معناه تأييد خطة كلينتون».
Di sini Eiland mengatakan, “Gagasan dua negara dalam pandangan setiap pemerintahan AS, khususnya dari kalangan Demokrat, adalah nama samaran dari Rencana Clinton yang pada intinya adalah gagasan dua negara… Sekitar seminggu yang lalu, Obama memutuskan untuk tidak hanya berhenti pada nama samar, dan ingin memastikan bahwa Netanyahu memahami dan menyetujui bahwa mendukung ‘dua negara’ berarti mendukung Rencana Clinton.”
نتنياهو طبعاً يرفض خطة الدولتين، ويرفض خطة كلينتون، وهنا يتقدم غيورا آيلاند إلى واجهة المشهد ليعلن أنه هو أيضاً لا يرى فائدة من حل الدولتين، حيث سيستمر من خلالها الصراع بسبب تصادم شروط الطرفين الإسرائيلي والفلسطيني، ويتقدم باقتراح «استراتيجي» خاص به، جوهره تبادل الأراضي جغرافيا بين “إسرائيل” والضفة الغربية ومصر والأردن.
Tentu saja, Netanyahu menolak gagasan dua negara dan menolak pula Rencana Clinton. Di sinilah Giora Eiland tampil ke permukaan dan menyatakan bahwa ia juga tidak melihat manfaat dari solusi dua negara, karena konflik akan terus berlanjut akibat benturan syarat-syarat dari pihak Israel dan Palestina. Ia pun mengajukan usulan “strategis” versinya sendiri, yang intinya adalah pertukaran wilayah secara geografis antara “Israel”, Tepi Barat, Mesir, dan Yordania.
كانت هذه الخطة قد طرحت داخل “إسرائيل”، ونوقشت في الأوساط العسكرية والسياسية بدءاً من عام ٢٠٠٠، وبخاصة بدءاً من عام ٢٠٠٤، حين طرح رئيس الوزراء الإسرائيلي آرييل شارون فكرة الانسحاب الأحادي من قطاع غزة، فتقدم آيلاند ليقول إنه موافق على الخطة، شريطة أن نقرر ماذا بعد ذلك، أي أن يكون الانسحاب من قطاع غزة جزءاً من خطة إسرائيلية أشمل، ويبلور حلاً إقليمياً مدعوماً عالمياً، وهو ما لم يحدث على أرض الواقع.
Rencana ini sebenarnya telah dikemukakan di dalam Israel dan dibahas di kalangan militer dan politik sejak tahun 2000, khususnya mulai tahun 2004, ketika Perdana Menteri Israel Ariel Sharon mengemukakan gagasan penarikan sepihak dari Jalur Gaza. Saat itu, Eiland menyatakan setuju dengan gagasan tersebut, dengan syarat harus ada keputusan mengenai apa yang akan dilakukan setelahnya. Maksudnya, penarikan dari Jalur Gaza harus menjadi bagian dari rencana Israel yang lebih luas, yang menyusun solusi regional yang mendapat dukungan internasional — namun hal ini tidak pernah terwujud dalam kenyataan.
Bersambung ke bagian berikutnya in sya Allah
Sumber : IslamWeb