احذروا هذا البديل الإسرائيلي لحل الدولتين
Mewaspadai Alternatif Dua Negara dari Israel (Bagian Ketiga)
Alih Bahasa : Reza Ervani bin Asmanu
Artikel Mewaspadai Alternatif Dua Negara dari Israel ini masuk dalam Kategori Politik dan Dunia Islam
إن مشروع غيورا آيلاند هذا، وبتفاصيله التي تبدو جذابة ومشرقة، ينطوي على تصورات خطرة. فهو أولاً يريد أن يحدث تغييرات استراتيجية في المنطقة كلها، من أجل أن يضمن ل”إسرائيل” بقاء كل مستوطناتها الأساسية، وبخاصة المحيطة بالقدس والمحاصرة لها. وهو يريد بذلك أن يضمن لها مصالحها الاستراتيجية العسكرية من خلال توسيع الخصر الإسرائيلي الضيق، وذلك عبر منطقة القدس وصولاً إلى البحر الميت.
Proyek Giora Eiland ini, meskipun dalam detailnya tampak menarik dan cerah, sesungguhnya mengandung pandangan yang sangat berbahaya. Pertama, ia ingin melakukan perubahan strategis di seluruh kawasan guna menjamin keberlangsungan seluruh permukiman utama “Israel”, khususnya yang mengelilingi dan mengepung Yerusalem. Dengan cara ini, ia hendak menjamin kepentingan strategis militer Israel melalui perluasan wilayah sempit di sekeliling Yerusalem hingga mencapai Laut Mati.
وهو ثانيا يريد أن ينقل “إسرائيل” من موقع الدولة المحتلة والمعتدية، وإلى حد ارتكاب الكثير من جرائم الحرب، إلى موقع الدولة الشريكة في رسم صورة استراتيجية جديدة للمنطقة كلها، تعطي فيها وتأخذ على قدم المساواة مع الأطراف الآخرين، بحيث تصبح الدول العربية كلها معترفة بهذا الدور الشريك ل”إسرائيل”، وهذا أمر يتجاوز مفهوم «التطبيع» بكثير.
Kedua, ia ingin memindahkan posisi “Israel” dari status negara penjajah dan agresor — hingga ke titik pelaku berbagai kejahatan perang — menjadi negara mitra dalam merancang ulang strategi kawasan secara keseluruhan. Dalam posisi ini, Israel memberi dan menerima secara setara dengan pihak-pihak lain, sehingga seluruh negara Arab mengakui peran kemitraan Israel ini. Ini adalah sesuatu yang jauh melampaui konsep “normalisasi” biasa.
وهو ثالثاً يريد أن يحل مشكلات الاحتلال (الذي يفرض القانون الدولي إنهاءه) على حساب الأراضي العربية، والأراضي المصرية بالذات، وفي منطقة النقب التي تم احتلالها عام ١٩٤٨ بما يتجاوز قرار التقسيم الصادر عام ١٩٤٧. وهو أخيراً حل يستند إلى رفض حق العودة للاجئين، ويتصور أن توسيع قطاع غزة سيتيح فرصة استيعاب جزء أساسي منهم، فيعودون إلى «إقليم غزة» لا إلى وطنهم الأصلي.
Ketiga, ia ingin menyelesaikan masalah penjajahan (yang menurut hukum internasional harus diakhiri) dengan mengorbankan tanah Arab — khususnya tanah Mesir — di kawasan Negev yang diduduki sejak tahun 1948, melebihi batas wilayah yang ditentukan dalam resolusi pembagian tahun 1947. Terakhir, rencana ini secara nyata menolak hak kembali para pengungsi, dengan asumsi bahwa perluasan Jalur Gaza akan membuka ruang untuk menampung sebagian besar dari mereka — yang berarti mereka “kembali” ke wilayah Gaza, bukan ke tanah asal mereka.
لقد هربت “إسرائيل” دائماً إلى الأمام رافضة أي نوع من التسويات السياسية، مصرة على إبقاء صورتها العدوانية التوسعية، وها هي تهرب إلى الأمام من جديد، وعبر هذا المشروع الغريب، أكثر من أي مرة سابقة.
“Israel” selama ini selalu melarikan diri ke depan, menolak segala bentuk penyelesaian politik, dan terus bersikeras mempertahankan citranya yang agresif dan ekspansionis. Kini, melalui proyek aneh ini, Israel kembali mengulangi pola pelariannya — bahkan lebih dari sebelumnya.
وتقدم كل هذه الاعتبارات مبررات كبيرة وعميقة وكافية لرفض المشروع من حيث المبدأ. والأهم أن تدرك الدول العربية أن عدوانية دولة “إسرائيل” تعيش في وجدانها الاستراتيجي، وخطة غيورا آيلاند تعبير صارخ عن تلك العدوانية.
Seluruh pertimbangan ini memberikan alasan yang kuat, mendalam, dan memadai untuk menolak rencana ini secara prinsip. Yang terpenting, negara-negara Arab harus menyadari bahwa sifat agresif negara “Israel” telah berakar dalam pada kesadaran strategisnya — dan rencana Giora Eiland ini merupakan cerminan nyata dari agresivitas tersebut.
Sumber : IslamWeb