Netanyahu Tandatangani Rencana Permukiman E1 untuk Isolasi Yerusalem dan Tegaskan Tolak Negara Palestina
Rencana Israel untuk menguasai sepenuhnya Palestina kembali nampak terang-benderang dengan diberitakannya Netanyahu Tandatangani Rencana Permukiman EI untuk mengisolasi Al Quds (Yerusalem)
rezaervani.com – 12 September 2025 – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu – yang berstatus buronan di Mahkamah Pidana Internasional atas tuduhan kejahatan perang di Gaza – pada Kamis menandatangani rencana kontroversial “E1” untuk memperluas permukiman di Tepi Barat, termasuk kawasan sekitar Yerusalem Timur yang diduduki.
Rencana ini bertujuan mengisolasi Yerusalem dari lingkungan Palestina, memutus keterhubungan geografis dan demografis antara Yerusalem dengan kota-kota Palestina di sekitarnya, serta menggagalkan pendirian negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Proyek ini juga akan memisahkan wilayah utara Tepi Barat dari selatan, sehingga hanya tersisa kantong-kantong kecil yang sepenuhnya bergantung pada kendali Israel.
Pemerintah provinsi Yerusalem sebelumnya memperingatkan adanya kesepakatan antara pemerintah Israel dan otoritas permukiman Ma’ale Adumim, senilai hampir 3 miliar shekel untuk pembangunan infrastruktur. Dana tersebut diproyeksikan membuka jalan bagi pembangunan lebih dari 7.600 unit permukiman baru, termasuk 3.400 unit di kawasan E1, menurut kantor berita Palestina WAFA.
Dalam pernyataannya, Netanyahu menegaskan kembali penolakannya terhadap gagasan negara Palestina. “Kami telah berjanji sebelumnya bahwa tidak akan ada negara Palestina, dan memang tidak akan pernah ada,” katanya. Ia menambahkan, “Kami bekerja dengan tekad di semua lini untuk satu tujuan: keabadian Israel.”
Netanyahu juga menyebut bahwa Ma’ale Adumim bukanlah “garis depan timur Israel”, melainkan Lembah Yordan. Ia menegaskan, “Akan ada banyak kota serupa dengan Ma’ale Adumim di tanah kami.”
Proyek E1 mencakup lahan seluas 12 ribu dunam (sekitar 12 km²) yang disita dari desa-desa Palestina seperti Al-Issawiya, At-Tur, Anata, Al-Eizariya, dan Abu Dis. Proyek ini dirancang untuk menghubungkan permukiman Ma’ale Adumim dengan Yerusalem Timur, sekaligus memutus jalur antara utara dan selatan Tepi Barat.
Sumber: Al Jazeera + Wafa + Kantor Berita Internasional