Seruan Boikot Israel Meluas Secara Internasional
Dunia semakin tersadar akan kebrutalan dan kebiadaban Israel di Palestina, Seruan Boikot Israel kini meluas secara internasional
rezaervani.com – 19 September 2025 – Seiring kian meluasnya perang Israel di Jalur Gaza, seruan global untuk memperkuat boikot ekonomi terhadap Tel Aviv semakin meningkat dan mulai menimbulkan kerugian nyata. Gerakan rakyat lintas negara juga terbentuk untuk memperdalam kampanye pemboikotan ini.
Menurut laporan Amin Faqih untuk Al Jazeera, lebih dari 80 organisasi non-pemerintah menyerukan kepada negara-negara dan perusahaan—khususnya di Eropa—agar tidak melakukan bisnis dengan permukiman ilegal Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Laporan itu menyoroti jaringan ritel asal Prancis, Carrefour, yang disebut mendukung ekonomi permukiman secara langsung melalui penjualan produk-produk dari sana. Selain itu, bank-bank Barat seperti Barclays dari Inggris dituduh membiayai aktivitas perdagangan di permukiman.
Slovenia sudah lebih dulu melarang masuknya produk dari permukiman ilegal tersebut, langkah yang kemudian diikuti Belgia yang melarang impor barang yang dihasilkan atau diproduksi di permukiman.
Uni Eropa sendiri merupakan mitra dagang terbesar Israel, menyerap 32% ekspornya dengan nilai sekitar 42 miliar euro (sekitar 45 miliar dolar AS) per tahun. Dari jumlah itu, produk asal permukiman menyumbang sekitar 350 juta euro (415 juta dolar AS).
Kampanye internasional menentang produk Israel semakin kuat setelah serikat pekerja asal Swiss yang mewakili lebih dari 20 juta buruh di sekitar 150 negara bergabung dalam gerakan boikot. Hal ini menunjukkan semakin menguatnya momentum boikot global di tengah agresi brutal Israel di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu—yang saat ini diburu Mahkamah Pidana Internasional—bahkan mengakui Israel harus menyesuaikan diri secara ekonomi dengan isolasi internasional yang dipicu oleh perang di Gaza.
Sumber: Al Jazeera