Truk-Truk Bantuan Mulai Masuk ke Jalur Gaza
Memasuki Hari Ketiga Gencatan Senjata, Truk-Truk Bantuan Mulai Masuk ke Jalur Gaza (Update)
rezaervani.com – 12 Oktober 2025 – Truk-truk bantuan mulai mengalir ke Jalur Gaza pada hari ketiga setelah gencatan senjata diberlakukan, membawa secercah harapan bagi ratusan ribu warga yang kelelahan akibat kelaparan dan kehancuran.
Sebanyak 400 truk bantuan kemanusiaan yang beragam bergerak menuju Jalur Gaza pada pukul 06.00 pagi waktu setempat hari Minggu (03.00 GMT), dari Perlintasan Rafah menuju Perlintasan Kerem Shalom dan al-‘Awja, sebagai persiapan untuk memasuki Gaza.
Sebanyak 90 truk telah melintas dalam jam pertama dari sisi Mesir di Perlintasan Rafah menuju Kerem Shalom dan al-‘Awja, untuk kemudian masuk ke wilayah Gaza.

Untuk pertama kalinya sejak Maret lalu, bantuan kemanusiaan juga dikirim melalui Perlintasan al-‘Awja, mengingat banyaknya jumlah truk yang diperkirakan akan masuk.
Koordinasi tengah dilakukan dengan semua pihak untuk membuka Perlintasan Rafah dari sisi Palestina pada hari Selasa mendatang, guna memungkinkan penerimaan korban luka, pasien Palestina yang datang dari Gaza, serta warga Palestina, warga asing, pemegang kewarganegaraan ganda, dan mereka yang tertahan di Mesir.
Ribuan truk berisi bantuan pangan dan obat-obatan masih menunggu izin untuk masuk ke Jalur Gaza setelah tercapainya kesepakatan antara Israel dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) beberapa hari yang lalu.
Tahap pertama dari perjanjian gencatan senjata tersebut mulai berlaku pada Jumat lalu pukul 12.00 siang waktu Yerusalem (09.00 GMT), setelah pemerintah Israel menyetujui kesepakatan tersebut pada dini hari.

Perjanjian itu didasarkan pada rencana yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mencakup penghentian perang, penarikan bertahap pasukan Israel, pertukaran tahanan antara kedua pihak, masuknya bantuan secara segera ke Jalur Gaza.
Menurut dokumen kesepakatan yang diterbitkan oleh Badan Penyiaran Israel, disebutkan bahwa “setelah Pemerintah Israel menyetujui perjanjian tersebut, seluruh bantuan kemanusiaan akan segera diizinkan masuk dan didistribusikan secara bebas sesuai mekanisme yang telah disepakati, sejalan dengan keputusan kemanusiaan yang dikeluarkan pada 19 Januari 2025.”
Keputusan yang dimaksud, yang diterbitkan pada Januari lalu, menetapkan bahwa 600 truk bantuan kemanusiaan akan masuk ke Jalur Gaza setiap hari.
Dalam kaitan ini, perwakilan dari Program Pangan Dunia (WFP), Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières), dan Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) menyatakan bahwa mereka “siap” untuk memperluas operasi mereka secara besar-besaran segera setelah gencatan senjata stabil.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengumumkan bahwa pihaknya telah memperoleh izin dari Israel untuk memasukkan 170.000 ton bantuan, dan telah menyusun rencana tanggap kemanusiaan yang mencakup 60 hari pertama masa gencatan senjata.
Setelah dua tahun perang genosida, sebagian besar infrastruktur di Jalur Gaza hancur total, termasuk jaringan listrik, air, dan pembuangan limbah. PBB menyatakan bahwa jumlah bantuan yang masuk ke Gaza selama beberapa bulan terakhir masih jauh dari cukup, meskipun telah ada pelonggaran sebagian terhadap blokade ketat yang diberlakukan Israel sejak Maret lalu.
Sumber: Al Jazeera + Kantor Berita