Israel Rubah Daftar Tahanan Palestina yang Akan Dibebaskan
Pertukaran tahanan adalah salah satu poin krusial dalam perjanjan gencatan senjata, beberapa media melaporkan bahwa pihak Israel Rubah Daftar Tahanan Palestina yang akan dibebaskan dengan beberapa alasan
rezaervani.com – 13 Oktober 2025 – Pemerintah Israel —menurut media lokal— mengumumkan adanya perubahan kecil pada daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan pada Senin pagi ini, sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata. Pihak Israel memperkirakan bahwa para tawanan Israel di Gaza akan dibebaskan pada pukul delapan pagi.
Reporter Al Jazeera di Palestina, Najwan Samri, mengutip media Israel bahwa dua nama dalam daftar resmi tahanan Palestina akan diganti karena salah satu di antaranya ternyata telah dibebaskan sebelumnya.
Perubahan tersebut sebagian besar berkaitan dengan para tahanan di Gaza. Tujuh nama remaja dihapus dari daftar, dua perempuan ditambahkan, dan sejumlah nama diganti dengan tahanan lain dari kategori yang sama karena alasan “keamanan.”
Reporter tersebut juga menyebut bahwa pemerintah Israel menetapkan lima nama cadangan jika terjadi perubahan daftar, di antaranya nama Dr. Husam Abu Safiyyah, yang sebelumnya tidak tercantum dalam daftar resmi tahanan yang akan dibebaskan.
Menurut Channel 12 Israel, para menteri kabinet sedang melakukan konsultasi untuk menyetujui perubahan daftar tersebut.
Kontak Intensif
Sumber senior di Gerakan Hamas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa gerakannya melakukan kontak intensif dengan para mediator untuk memperbaiki daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel.
Sumber itu menambahkan bahwa para mediator masih berupaya mencapai kesepakatan akhir mengenai daftar tahanan meskipun ada penolakan dari pihak Israel.
Ia menegaskan bahwa faksi-faksi perlawanan pada Minggu pagi kembali menegaskan kepada para mediator komitmennya untuk membebaskan tawanan Israel sesuai dengan kerangka waktu yang telah disepakati.
Sumber tersebut mengungkapkan bahwa pihak perlawanan telah menyelesaikan pendataan tawanan Israel yang masih hidup, mengumpulkan mereka, dan memindahkan mereka ke beberapa titik di Jalur Gaza sebagai persiapan untuk proses penyerahan.
Ia menjelaskan bahwa delegasi perlawanan dan Komite Palang Merah akan bertemu malam ini untuk menyelesaikan mekanisme teknis penyerahan tawanan Israel, dan bahwa proses penyerahan akan dilakukan melalui tiga jalur berbeda di Jalur Gaza.
Tawanan Israel
Di sisi lain, surat kabar Israel Hayom melaporkan bahwa militer Israel telah memberi tahu secara resmi keluarga para tawanan Israel tentang waktu pembebasan mereka, yang akan dilakukan dalam dua tahap, dengan tahap pertama dimulai pukul delapan pagi.
Situs surat kabar itu menyebutkan bahwa militer meminta keluarga untuk datang ke pangkalan militer “Re’im” pada pukul tujuh tiga puluh pagi guna bersiap menyambut para tawanan yang dibebaskan. Disebutkan juga bahwa bus-bus milik Palang Merah Internasional mulai bergerak menuju Israel selatan untuk menjemput para tawanan tersebut.
Sumber-sumber Israel memperkirakan bahwa meskipun telah tercapai kesepakatan, tidak semua jenazah warga Israel yang tewas akan dikembalikan pada hari ini, menurut laporan lembaga penyiaran resmi Israel.
Lembaga itu menjelaskan bahwa setelah pembebasan tawanan yang masih hidup, Israel akan melepaskan 15 jenazah pejuang Hamas untuk setiap satu jenazah warga Israel yang dikembalikan.
Koordinator urusan tawanan dan orang hilang di pemerintah Israel, Gal Hirsch, mengatakan bahwa tim gabungan dari Israel, Amerika Serikat, Mesir, Turki, Qatar, dan Palang Merah akan mulai bekerja setelah identitas jenazah ditetapkan, usai pembebasan para tawanan yang masih hidup.
Dalam konteks itu, Institut Kedokteran Forensik Israel bersiap untuk melakukan identifikasi jenazah melalui pemeriksaan CT-scan, tes forensik, analisis gigi, dan tes DNA.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut kembalinya tawanan Israel sebagai “peristiwa bersejarah.” Dalam pidatonya yang direkam, ia menegaskan bahwa perang belum berakhir dan masih ada tantangan besar di depan Israel.
Pada Kamis sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan tahap pertama dari rencana gencatan senjata dan pertukaran tawanan, setelah negosiasi tidak langsung antara kedua pihak di kota Sharm el-Sheikh, dengan partisipasi Turki, Mesir, dan Qatar, serta pengawasan Amerika Serikat.
Sesuai perjanjian tersebut, Israel akan membebaskan 250 tahanan Palestina yang divonis penjara seumur hidup, serta sekitar 1.700 orang lainnya yang ditangkap Tel Aviv dari Jalur Gaza setelah 7 Oktober 2023.
Tel Aviv memperkirakan terdapat 48 tawanan Israel di Gaza, 20 di antaranya masih hidup. Sementara itu, lebih dari 11.100 warga Palestina masih mendekam di penjara-penjara Israel, mengalami penyiksaan, kelaparan, dan kelalaian medis, yang menyebabkan kematian banyak di antara mereka, menurut laporan hak asasi manusia dan media Palestina maupun Israel.
Tahap pertama dari perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel mulai berlaku pada Jumat pukul 12 siang waktu Yerusalem (09.00 GMT), setelah disetujui oleh pemerintah Israel pada dini hari.
Kesepakatan itu didasarkan pada rencana yang diajukan Trump, yang mencakup penghentian perang, penarikan bertahap pasukan Israel, pertukaran tawanan, masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza secara langsung, dan pelucutan senjata Hamas.
Sumber: Al Jazeera + Kantor-kantor berita